BAB II LANDASAN TEORI
A. Komitmen Organisasi
1. Pengertian Komitmen Organisasi
Secara teoritis terdapat perbedaan dalam mendefinisikan konsep komitmen terhadap organisasi di antara para ahli dan peneliti Karim dan Noor, 2006.
Sebelum membicarakan pengertiannyam pendekatan terhadap pengklasifikasian, penting diketahui bahwa pada dasarnya dapat dibedakan pendekatan antara
attitudinal commitment dan behavioral commitment Mowday, dalam Allen Meyer 1997.
Pendekatan sikap berfokus pada proses berpikir individu tentang hubungan mereka dengan organisasi Mowday dalam Allen Meyer,1997. Individu akan
mempertimbangkan kesesuaian nilai dan tujuan mereka dengan organisasi. Komitmen organisasi yang tinggi akan ditunjukkan dengan keyakinan yang kuat
dan penerimaan terhadap nilai-nilai serta tujuan dari organisasi tersebut. Sedangkan pendekatan perilaku berhubungan dengan proses dimana individu itu
telah terikat dengan organisasi tertentu. Komitmen individu tersebut ditunjukkan dengan adanya tindakan. Contohnya individu dengan komitmen yang tinggi akan
tetap berada di organisasi dan akan mempunyai pandangan yang positif tentang organisasinya. Selain itu individu akan menunjukkan perilaku yang konsisten
untuk tetap mempunyai persepsi diri yang positif Mowday dalam Allen Meyer, 1997.
Universitas Sumatera Utara
Komitmen organisasi itu sendiri memiliki dasar yang berbeda-beda secara psikologis. Untuk itu perlu meneliti komitmen organisasi dengan menggunakan
pendekatan secara multidimensional. Allen Meyer 1997 melakukan penelitian secara multidimensional tentang komitmen organisasi. Ia mendefinisikan
komitmen organisasi sebagai kondisi psikologis yang menunjukkan karakteristik hubungan antara karyawan dengan organisasi dan mempunyai pengaruh dalam
keputusan untuk tetap melanjutkan keanggotaannya di dalam organisasi tersebut. Pengertian komitmen organisasi menurut Robbin 1997 yaitu suatu keadaan
dimana seorang karyawan memihak pada suatu organisasi dan tujuan-tujuannya, serta berniat memelihara keanggotaan dalam organisasi itu.
Sedangkan menurut Spector 2000, secara umum komitmen melibatkan keterikatan individu terhadap pekerjaannya. Komitmen merupakan sebuah
variabel yang mencerminkan derajat hubungan yang dianggap dimiliki oleh individu terhadap pekerjaan tertentu dalam organisasi. Greenberg dan Baron
1995 mengemukakan bahwa komitmen merefleksikan tingkat identifkasi dan keterlibatan individu dalam pekerjaannya dan ketidaksediaannya untuk
meninggalkan pekerjaan tersebut. Menurut Mathis dan Jackson 2001 komitmen terhadap organisasi adalah
tingkat kepercayaan dan penerimaan tenaga kerja terhadap tujuan organisasi dan mempunyai keinginan untuk tetap ada di dalam organisasi tersebut yang pada
akhirnya tergambar dalam statistik ketidakhadiran dan masuk keluar tenaga kerja turnover.
Universitas Sumatera Utara
Menurut Mowday, Porter dan Steers dalam Luthans, 2006 dikatakan bahwa komitmen terhadap organisasi terdiri dari tiga faktor, yaitu : keinginan
yang kuat untuk tetap menjadi anggota organisasi, kemauan yang besar untuk berusaha bagi organisasi dan kepercayaan yang kuat dan penerimaan terhadap
nilai dan tujuan organisasi. Hal ini melibatkan suatu hubungan yang aktif dengan organisasi, dimana para karyawan mempunyai kemampuan untuk memberikan
diri mereka dan membuat suatu kontribusi personal untuk membantu organisasi mencapai kesuksesan. Cherrington, 1994
Salancik 1977 mendefinisikan komitmen terhadap organisasi sebagai keadaan dimana perilaku karyawan menjadi terikat pada organisasi dan karyawan
memiliki keyakinan untuk meneruskan perilaku dan keterlibatannya. Dessler dalam Oktorita, Rosyid Lestari, 2001 memberi pengerian komitmen karyawan
terhadap perusahaanorganisasi sebagai hubungan antara karyawan dengan perusahaanorganisasi yang merupakan orientasi karyawan pada perusahaan
sehingga bersedia menyumbangkan energinya dan mengikatkan diri melalui aktivitas dan keterlibatan dalam perusahaan untuk mencapai tujuan perusahaan.
Komitmen terhadap organisasi artinya lebih dari sekedar keanggotaan formal, karena meliputi sikap menyukai organisasi dan kesediaan untuk mengusahakan
tingkat upaya tinggi bagi kepentingan organisasi demi pencapaian tujuan. Berdasarkan beberapa definisi dari tokoh-tokoh tersebut, maka dapat
disimpulkan bahwa komitmen organisasi pada karyawan mengandung pengertian sebagai sesuatu hal yang lebih dari sekedar kesetiaan yang pasif terhadap
organisasi, dengan kata lain komitmen karyawan terhadap organisasi menyiratkan
Universitas Sumatera Utara
kondisi psikologis karyawan terhadap perusahaan atau organisasi secara aktif dengan adanya kesediaan dan kesiapan untuk mencurahkan usaha demi
kepentingan perusahaanorganisasi dimana karyawan dengan komitmen yang tinggi memiliki keinginan untuk memberikan tenaga dan tanggung jawab yang
lebih dalam menyokong kesejahteraan dan keberhasilan organisasi serta keinginan untuk mempertahankan keanggotaannya, dengan adanya 3 komponen
yaitu affective commitment, continuance commitment dan normative commitment.
2. Komponen Komitmen Organisasi