A
1
B
1
:
Penerapan Cooperative Learning terhadap siswa dengan kreativitas tinggi
A
1
B
2
: Penerapan Guided Discovery terhadap siswa dengan kreativitas tinggi
A
2
B
1
: Penerapan Cooperative Learning terhadap siswa dengan kreativitas rendah
A
2
B
2
: Penerapan Guided Discovery terhadap siswa dengan kreativitas rendah
D. Perumusan Hipotesis
Berdasarkan kajian teoritis dan kerangka pemikiran tersebut di atas dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:
1 Ada perbedaan kreativitas penerapan kreativitas penerapan konsep gaya
magnet antara siswa yang diterapkan guided discovery dan cooperative learning.
2 Ada perbedaan kreativitas penerapan konsep gaya magnet antara siswa
kreativitas awal tinggi dengan siswa kreativitas awal rendah. 3
Ada interaksi antara model pembelajaran guided discovery dan cooperative learning terhadap kreativitas penerapan konsep gaya magnet.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Lokasi yang digunakan tempat penelitian adalah Sekolah Dasar Negeri Pengkol 01 dan Sekolah Dasar Negeri Jangglengan 02 Kecamatan
Nguter Kabupaten Sukoharjo. Dasar pemilihan lokasi ini dengan pertimbangan sebagai berikut :
a. Sekolah tersebut mengijinkan tempatnya digunakan untuk kegiatan
penelitian. b.
Sekolah tersebut bersedia memberikan data yang peneliti perlukan. c.
SD Negeri Kecamatan Nguter merupakan Sekolah Dasar yang letaknya dekat dengan tempat bekerja peneliti sehingga dapat menghemat tenaga,
biaya, dan waktu. 2.
Waktu Penelitian Waktu pelaksanaan penelitian ini pada semester genap tahun ajaran
2009-2010 selama 3 bulan, yakni bulan April sampai dengan bulan Juni 2010.
B. Metode Penelitian
1. Pengertian Metode Penelitian
Sebelum penulis menguraikan secara terperinci tentang metode penelitian, maka lebih tepat bila diuraikan terlebih dahulu pengertian metode
penelitian. Metode merupakan cara utama yang dipergunakan untuk mencapai
suatu tujuan,
menguji serangkaian
hipotesis dengan
mempergunakan teknik-teknik atau alat-alat tertentu Winarno Surakhmad, 1998: 131. Kemudian menurut Hasan Shadiliy 1992: 230 metode
diartikan sebagai cara melaksanakan sesuatu atau mencari pengetahuan. Selanjutnya Mardalis 1993: 24 metode diartikan sebagai suatu cara atau
teknis yang dilakukan dalam proses penelitian.