Pengujian Hipotesis HASIL PENELITIAN

Berdasarkan hasil perhitungan di atas, data hasil post-test dari kelompok cooperative learning maupun kelompok guided discovery mengikuti distribusi normal.

C. Pengujian Hipotesis

Dalam pelaksanaan penelitian ini penulis telah memperoleh data nilai post-test kreativitas penerapan konsep gaya magnet mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam baik dari siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri Pengkol 01 Kecamatan Nguter Kabupaten Sukoharjo yang pembelajarannya menggunakan model guided discovery maupun siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri Jangglengan 02 Kecamatan Nguter Kabupaten Sukoharjo yang pembelajarannya menggunakan model cooperative learning. Dari data yang diperoleh tersebut kemudian diolah dengan menggunakan uji Anava Dua Jalan Two Way Anova. Perhitungan selengkapnya hasil uji anava dapat dilihat pada lampiran 28. Rangkuman hasil uji anava dua jalan dengan db= 0,05, 36, 3, seperti terlihat pada tabel 12 berikut ini. Tabel 16. Rangkuman Hasil Uji Anava Dua Jalan Two Way Anova Sumber Variansi JK Dk RJK F o F tabel Antar Kelompok Antar Kolom Antar Baris Interaksi MP x KR Dalam Kelompok 312,07 65,47 245,02 1,58 164,7 3 1 1 1 36 104,02 65,47 245,02 1,58 4,58 22,71 14,29 53,49 0,35 - 0,17 0,17 0,17 0,17 - Rangkuman tabel 16 di atas memberi hasil pengujian hipotesis sebagai berikut: 1. Terdapat perbedaan yang signifikan kreativitas penerapan konsep gaya magnet mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam antara yang pembelajarannya menggunakan model cooperative learning dan yang pembelajarannya menggunakan guided discovery. a. Hasil pengujian Dari hasil pengujian dengan anava dua jalan, hasil post-test kreativitas penerapan konsep gaya magnet mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam kelompok model pembelajaran cooperative learning dan model guided discovery pada pengujian antar kelompok diperoleh F o = 22,71 sedang pada pengujian antar kolom diperoleh F o = 14,29 lihat lampiran 28. b. Konsultasi dengan tabel Setelah dikonsultasikan dengan F tabel pada taraf signifikansi 5 dengan db = N – K = 40 – 4 = 36, diperoleh Ftabel = 0,17. Jadi pengujian antar kelompok maupun antar kolom menunjukkan F o F tabel. c. Kesimpulan Karena hasil pengujian F o F tabel maka H o ditolak dan H 1 diterima. Jadi hasil analisis tersebut dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan kreativitas penerapan konsep gaya magnet mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam menggunakan model pembelajaran cooperative learning dengan yang pembelajarannya menggunakan guided discovery pada siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri Jangglengan 02 dan Sekolah Dasar Negeri Pengkol 01 Kecamatan Nguter Kabupaten Sukoharjo semester II tahun pelajaran 20092010. 2. Terdapat perbedaan yang signifikan kreativitas penerapan konsep gaya magnet mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam antara siswa yang memiliki kreativitas awal tinggi dengan siswa yang memiliki kreativitas rendah yang pembelajarannya menggunakan model guided discovery dan model cooperative learning. a. Hasil pengujian Dari hasil pengujian dengan Uji Anava Dua Jalan, hasil post- test kreativitas penerapan konsep gaya magnet mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam anatar siswa yang memiliki kreativitas awal tinggi dengan siswa yang memiliki kreativitas awal rendah yang pembelajarannya menggunakan model pembelajaran cooperative learning dan model pembelajaran guided discovery diperoleh Fo = 53,49 lihat lampiran 28. b. Konsultasi dengan F tabel Setelah dikonsultasikan dengan F tabel pada taraf signifikansi 5 dengan db = N – K = 40 – 4 = 36, diperoleh Ftabel = 0,17. Jadi pengujian antar baris menunjukkan F o F tabel. c. Kesimpulan Karena hasil pengujian F o F tabel maka H o ditolak dan H 1 diterima. Jadi dari hasil analisis tersebut dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan kreativitas penerapan konsep gaya magnet mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam antara siswa yang memiliki kreativitas awal tinggi dengan siswa yang memiliki kreativitas awal rendah, yang pembelajarannya menggunakan model pembelajaran cooperative learning dan model pembelajaran guided discovery pada siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri Jangglengan 02 dan Sekolah Dasar Negeri Pengkol 01 Kecamatan Nguter Kabupaten Sukoharjo semester II tahun pelajaran 20092010. 3. Terdapat interaksi antara pembelajaran dengan menggunakan model cooperative learning dan model pembelajaran guided discovery terhadap kreativitas penerapan konsep gaya magnet. a. Hasil pengujian Dari hasil pengujian dengan uji anava dua jalan, interaksi antara pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran cooperative learning dan model pembelajaran guided discovery terhadap kreativitas penerapan konsep gaya magnet mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam F int = 0,35. b. Konsultasi dengan F tabel Setelah dikonsultasikan dengan F tabel pada taraf signifikansi 5 dengan db = N – K = 40 – 4 = 36, diperoleh Ftabel = 0,17. Jadi pengujian antar baris menunjukkan F o F tabel. c. Kesimpulan Karena hasil pengujian F o F tabel maka H o ditolak dan H 1 diterima. Untuk jelasnya dapat dilihat pada Gambar 13 di bawah ini. Rata-rata skor kreativitas penerapan konsep gaya magnet. 25 CL 1 GD 1 20 GD 2 15 CL 2 10 5 model pembelajaran Gambar 13. Profil Interaksi Antara Model Pembelajaran Guided Discovery dan Cooperative Learning Terhadap Kreativitas Keterangan: CL1 = Rata-rata skor kreativitas tinggi model pembelajaran cooperative learning. CL2 = Rata-rata skor kreativitas rendah model pembelajaran cooperative learning. GD1 = Rata-rata skor kreativitas tinggi model pembelajaran guided discovery. GD2 = Rata-rata skor kreativitas rendah model pembelajaran guided discovery. Jadi dari hasil analisis tersebut dapat disimpulkan bahwa terdapat interaksi antara pembelajaran dengan menggunakan model cooperative learning dan pembelajaran yang menggunakan model guided discovery terhadap kreativitas penerapan konsep gaya magnet mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam pada siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri Jangglengan 02 dan Sekolah Dasar Negeri Pengkol 01 Kecamatan Nguter Kabupaten Sukoharjo semester II tahun pelajaran 20092010.

D. Pembahasan Hasil Analisis Data