2. 5. Makna Sosio-kultural 3. Proses Penerjemahan

cabang ilmu yang berhubungan dengan bentuk dan struktur tumbuh-tumbuhan maupun binatang. Dalam bidang teks kebahasaan, kata itu diartikan sebagai studi morfem suatu bahasa dan bagaimana morfem itu digabungkan untuk membentuk makna. Hal yang sama juga terjadi pada kata “interest” yang berarti bunga dalam teks ekonomi.

1. 2. 5. Makna Sosio-kultural

Makna sosio-kultural adalah makna yang sangat berkaitan dengan budaya penggunanya. Misalnya kata “thanksgiving” yang meskipun menyerupai “syukuran” akan tetapi mengandung makna budayasejarah yang berbeda dengan yang dikandung “syukuran”.

1. 3. Proses Penerjemahan

Penerjemahan merupakan kegiatan pengalihan pesan dari bahasa sumber ke dalam bahasa sasaran. Pada saat kegiatan ini berlangsung sampai dengan tahap akhir yaitu hasil terjemahan terjadi proses yang ada dalam otak penerjemah sehingga ia mampu menghasilkan terjemahan. Proses inilah yang dimaksud dengan proses penerjemahan. Proses penerjemahan bersifat kognitif karena bersifat abstrak dan kasat mata, hanya penerjemah sendiri yang mengetahuinya. Proses penerjemahan merupakan serangkaian tahapan yang harus dilalui oleh penerjemah untuk bisa sampai pada hasil akhir Machali, 2000: 9. Holmes dalam Mansouri: 2005 melihat proses penerjemahan sebagai suatu proses dengan beberapa tahapan sebagai berikut. I have suggested that actually the translation process is a multi- level process. While we are translating sentences, we have a map of the original text in our minds and the same time a map of the kind of text we want to produce in the target language. Lebih lanjut Newmark, 1988: 144 menspesifikasikan tahapan-tahapan pada proses penerjemahan menjadi tiga tahapan yaitu: a. Menginterpretasi dan menganalisis teks bahasa sumber. Kegiatan ini dimaksudkan untuk mengenali dan menganalisis teks secara menyeluruh baik dari segi gaya bahasa, jenis teks, sintaksis, gramatikal sehingga makna keseluruhan dari teks bisa diidentifikasikan dengan baik. b. Memilih padanannya pada tataran kata hingga kalimat dalam bahasa teks sasaran. Dalam tahap ini, penerjemah berusaha untuk mencari dan menentukan padanan istilah yang terkait dengan bidang yang diterjemahkan maupun padanan budaya dalam bahasa sasaran yang sesuai dan tepat dengan istilah yang dimaksud pada bahasa sumber. c. Menyusun kembali teks sesuai dengan maksud penulis, harapan pembaca teks bahasa sasaran, serta norma-norma bahasa sasaran. Merupakan tahap pengekpresian kembali apa yang sudah dilakukan dalam tahapan sebelumnya. Dalam tahap ini, tidak menutup kemungkinan penerjemah melakukan kembali tahapan-tahapan sebelumnya jika menemukan keganjilan dalam terjemahannya. Selanjutnya tahapan dalam proses penerjemahan tersebut oleh Bassnett 1991: 16 digambarkan seperti bagan di bawah ini. Gambar 1. Bagan Proses Penerjemahan Bassnett, 1991: 16

1. 4. Penerjemahan sebagai Produk