dan pembaca yang berlatar belakang budaya berbeda. Toury mengungkapkan “A translation is taken to be any-target language utterance which is presented or
regarded as such within the target culture, on what ever ground” dalam Shuttleworth Cowie, 1997: 182. Maka tidaklah berlebihan bila Baker 1992: 5-
6 menyatakan kesepadanan makna pada teks BSu dan teks BSa dapat diperoleh pada tingkat tertentu, namun dipengaruhi oleh bermacam-macam faktor linguistik
dan budaya sehingga selalu bersifat relatif. Gagasan Baker tersebut dapat disimpulkan dengan pendapat Munday dan
Mason 1997: 1 yang mendefinisikan penerjemahan sebagai “An act of communication which attempts to relay, across cultural and linguistic
boundaries, another act of communication which may have been intended for different purposes and different readershearers”.
Merangkum dari beberapa definisi di atas, peneliti sepakat dengan Kridalaksana 2008: 181 yang mendefinisikan penerjemahan sebagai pengalihan
amanat antarbudaya danatau antarbahasa dalam tataran gramatikal dan leksikal dengan maksud, efek, atau ujud yang sedapat mungkin tetap dipertahankan.
1. 2. Makna Dalam Penerjemahan
Dalam kegiatan
penerjemahan, seorang
penerjemah harus
mempertahankan amanat teks bahasa sumber dalam terjemahan bahasa sasaran- nya. Amanat suatu wacana terbungkus dalam kata, frasa, klausa, maupun kalimat
serta dalam cara penyusunan satuan lingual tersebut struktur teks dan genre-nya. Dengan demikian, pemadanan tidak saja harus memperhatikan bentuk teks, tetapi
juga makna dan maksud teks. Maksud adalah speakers meaning, sedangkan
makna adalah linguistic meaning. Maksud harus dicari dengan melihat situasi pertuturan.
Sebagai contoh, ketika ada seseorang yang mengatakan “I love you“ maknanya adalah “saya mencintai kamu”. Akan tetapi, amanat kalimat tersebut
kemungkinan tidak sejalan dengan makna itu. Bisa saja kalimat “I love you” mengamanatkan ucapan terima kasih yang mendalam dari penutur kepada
seseorang yang menjadi mitra tuturnya. Amanat tersebut dapat dilihat pada konteks situasi yang mengitari teks. Bisa jadi penutur baru saja mendapat
pertolongan yang sangat ia harapkan dari seorang teman, dan karena sangat gembira, ia mengujarkan kalimat “I love you”.
Pemilahan antara makna dan maksud sebagai kesatuan pembentuk amanat di atas, sejalan dengan pemilahan makna ke dalam beberapa jenis sebagai berikut.
1. 2. 1. Makna Leksikal Referensial
Makna leksikal mengacu pada makna yang ada dalam kamus. Melihat makna leksikal suatu kata, berarti melihat makna terlepas dari konteksnya.
Sebagai contoh, kata can memiliki makna dapatmampu, mengalengkan, dan kaleng. Sebelum kata tersebut diletakkan dalam konteksnya, maka makna yang
pasti belum dapat diketahui. Makna referensial atau leksikal bersifat mandiri. Artinya, makna referensial atau leksikal bersifat individual yang membedakannya
dengan kata lain seperti yang disampaikan Zgusta bahwa setiap kata atau unit leksikal mempunyai sesuatu yang bersifat individual yang membuatnya berbeda
dengan kata lain dan makna leksikal merupakan perangkat individual yang paling outstanding dari sebuah kata Baker, 1992: 12.
1. 2. 2. Makna Gramatikal Organisasional