Metode Penerjemahan Ideologi Penerjemahan

2. 36ECITBSu40-KEITBSa39 Professor Heaton writes in Economic History of Europe: ‘Muhammadanism regarded trade as a worthy occupation, Soal ini Profesor Heaton menulis dalam bukunya Economic History of Europe: orang-orang pengikut Muhammad Muhammadanism sangat menghargai perdagangan sebagai cara yang sangat bermanfaat, 3. 123ECITBSu116KEITBSa143 Trees are like buildings, the caretaker or trustee having the right to change the shape of a trust to a form more beneficial than the existing one. Pohon tak ubahnya sebuah bangunan, orang yang memperoleh amanah wakif memiliki hak untuk menukar atau mengubah bentuk dari obyek yang diwakafkan menjadi bentuk yang lebih menguntungkan ketimbang yang lama. Setelah diuraikan beberapa temuan mengenai bentuk dan penggunaan teknik penerjemahan yang diterapkan dalam penerjemahan istilah religi dan ekonomi syariah pada buku ECIT, selanjutnya dikaji metode dan ideologi penerjemahan yang cenderung diterapkan penerjemah.

2. Metode Penerjemahan

Seperti telah disebutkan sebelumnya, metode adalah opsi global yang mempengaruhi teks terjemahan secara keseluruhan pada tataran makro. Metode yang dipilih juga merupakan pedoman strategi dan teknik penerjemahan pada tingkat mikro sehingga terjadi sinergi di antara ketiganya untuk menghasilkan terjemahan yang berfungsi dan memadai bagi pembaca sasaran. Dengan kata lain, metode mengarahkan penerjemah dalam menentukan teknik yang digunakan ketika mentransfer pesan dari bahasa sumber ke dalam bahasa sasaran. Dengan menelusuri teknik yang digunakan penerjemah, dapat ditentukan metode apa yang cenderung diterapkan dalam penerjemahan istilah religi dan ekonomi syariah pada buku Economic Concepts of Ibn Taimiyah. Berdasarkan tabel 5, teknik yang cenderung terhadap bahasa sumber sejumlah empat teknik, yaitu: 1 penerjemahan harfiah, 2 peminjaman murni, 3 peminjaman alamiah, 4 kalke. Dari hasil analisis 593 data, terdapat 364 61, 38 data yang diterjemahkan dengan menggunakan keempat teknik tersebut. Sisanya 226 38, 62 data diterjemahkan dengan menggunakan teknik yang cenderung kepada bahasa sasaran seperti: 1 padanan lazim, 2 modulasi, 3 amplifikasi, 4 penambahan , 5 reduksi, 6 eksplisitasi, 7 transposisi, 8 partikularisasi, 9 penghilangan dan 10 deskripsi.

3. Ideologi Penerjemahan

Dalam ideologi penerjemahan terdapat dua kutub yang berlawanan. Satu kutub condong pada bahasa sumber sedangkan kutub yang lainnya condong pada bahasa sasaran. Penerjemah akan selalu dihadapkan pada dua pilihan tersebut. Memilih mempertahankan budaya atau istilah asing berarti lebih cenderung ke bahasa sumber atau oleh venuti disebut foreignisasi. Memilih menggunakan bahasa sasaran berarti cenderung ke budaya atau istilah bahasa sasaran, oleh venuti disebut domestikasi. Untuk menghasilkan karya terjemahan yang baik dan berterima seorang penerjemah dalam mengambil keputusan mungkin dilandasi oleh ideologinya, tekanan penerbit, atau keinginan untuk memenuhi selera pembaca. Dalam hal ini penerjemah mengintervensi proses penerjemahan. Penerjemah memiliki kecenderungan untuk menentukan salah satu pilihan dari dua kutub yang berlawanan tersebut, yaitu foreignisasi atau domestikasi. Berikut adalah kriteria-kriteria ideologi foreignisasi dan domestikasi yang peneliti adaptasi dari Venuti 1997: 242: 1. Ideologi foreignisasi meliputi metode penerjemahan word-for-word translation, terjemahan harfiah literal, faithful translation, dan semantic translation. Ideologi ini menggunakan kata-kata atau istilah yang “meminjam” dari bahasa sumber. 2. Ideologi domestikasi meliputi metode penerjemahan adaptation, free translation, idiomatic translation, dan communicative translation. Di samping itu, ideologi domestikasi menggunakan kata-kata atau istilah yang diterjemahkan ke dalam bahasa sasaran. Sebelumnya, telah diuraikan bahwa teknik penerjemahan yang cenderung ke bahasa sumber cukup mendominasi dalam penerjemahan istilah religi dan ekonomi syariah pada buku ECIT. Teknik penerjemahan tersebut mengarah pada penggunaan metode harfiah yang diusulkan Newmark 1981. Sebagai terjemahan karya ilmiah, tentu penerjemah berusaha mempertahankan informasi dan kelengkapannya, bahasa dan gaya penyampaian penulis asli yang terlihat dari tingginya penggunaan teknik penerjemahan harfiah dan teknik peminjaman murni. Dengan melihat kriteria di atas, maka peneliti menarik simpulan bahwa penerjemahan istilah religi dan ekonomi syariah pada buku Economic Concepts of Ibnu Taimiyah menggunakan ideologi foreignisasi.

4. Kualitas Terjemahan