Pentingnya Kepuasan Pelanggan Konsep Kepuasan Pelanggan

commit to user 17 pelanggan” Richard F. Gerson, 2002:4. Sementara faktor untuk menentukan kepuasan dan ketidakpuasan pelanggan tersebut antara lain : Valarie A.Z Mary Jo, 1996:108- 111 1. Recovery pemulihan, adalah bagaimana staf merespon kesalahan dalam sistem pelayanan. Hal ini merupakan semua kejadian dimana telah terjadi kesalahan dalam sistem pelayanan jasa dan staf diminta untuk menanggapi keluhan dan kekecewaan pelanggan. 2. Adaptability penyesuaian, adalah bagaimana staf menanggapi kebutuhan dan permintaan pelanggan. Seberapa besar sistem pelayanan jasa dapat beradaptasi ketika pelanggan memiliki kebutuhan atau permintaan khusus yang menempatkan permintaan dalam proses pelayanan. Pelanggan menilai mutu pelayanan jasa dalam hal fleksibilitas staf dan sistem yang digunakan. 3. Spontaneity kecepatan dan ketanggapan staf, adalah peristiwa yang menyenangkan yang berupa kejutan yang sangat menyenangkan untuk pelanggan perhatian khusus, menerima sesuatu yang baik tanpa meminta. Pelayanan yang tidak baik atau tidak memuaskan seperti tingkah laku karyawan yang negatif dan tidak bisa diterima kasar, menghina, diskriminasi, mengabaikan pelanggan. 4. Coping mengatasi kesulitan, adalah bagaimana staf merespon masalah pelanggan. Dalam hal ini bagaimana staf menangani masalah-masalah dalam pelayanan jasa, dimana pelanggan merupakan penyebab dari ketidak puasannya sendiri pelanggan yang tidak mau bersikap kooperatif dengan penyedia jasa, pelanggan lain, dan peraturan usahahukum. Semakin jelas untuk dipahami bahwa antara mutu pelayanan dan kepuasan pelanggan merupakan aspek penting dalam sebuah perusahaan, tidak terkecuali juga bagi jasa perbankan seperti LKMS BMT ISRA Unit Laweyan Surakarta.

b. Pentingnya Kepuasan Pelanggan

Pada dasarnya adalah tujuan dari suatu bisnis untuk menciptakan rasa commit to user 18 puas terhadap konsumen. Terciptanya kepuasan dapat memberikan manfaat dan keuntungan bagi perusahaan Tjiptono, 2005:24. Salah satu cara agar bisnis penjualan jasa satu perusahaan lebih unggul dibandingkan dengan para pesaingnya adalah dengan memberikan pelayanan yang berkualitas dan bermutu, yang memenuhi tingkat kepentingan konsumen. Tingkat kepentingan konsumen terhadap jasa yang akan mereka terima dapat dibentuk berdasarkan penggalaman dan saran yang mereka peroleh Freddy Rangkuti, 2006:17. Liljander and Strandvik have suggested that perceived service quality can be seen as an outsider perspective, a cognitive judgment of a service. It need not even be experienced, it can be based on knowledge about a service provider through word-of-mouth or advertising. It is, however, usually also based on experiences with the service Roger Hallowell, 1994. Dengan banyaknya Lembaga Keuangan Syariah seperti Bank Syariah atau Baitul Mal Wattamwil, yang berdiri dan menawarkan jasa di bidang keuangan dengan rata-rata produk yang sama, menjadikan nasabah banyak pilihan untuk memilih produk apa dan Bank mana yang akan dipilih. Ini juga akan berdampak sulitnya untuk membuat mereka merasa puas sesuai dengan yang diharapkan. Semakin banyaknya persaingan menjadikan organisasi harus mampu mempertahankan pelanggan jika usahanya ingin berkembang dan memberikan keuntungan sesuai dengan harapan. Kepuasan pelanggan menjadi sasaran strategi agar perusahaan dapat tumbuh berkembang dan tetap eksis dalam menghadapi persaingan yang ketat Yamit, 2002:74. Memberikan kepuasan pelanggan menjadi fokus utama yang commit to user 19 harus dilakukan, karena jika harapan pelanggan dapat dipenuhi maka mereka akan puas dan tidak menutup kemungkinan mereka akan menjadi konsumen yang loyal pada perusahaan kita. Konsumen akan merasa puas apabila harapan-harapannya dapat dipenuhi oleh perusahaan. Pemberian pelayanan yang berkualitas dirasa bisa menjadi salah satu faktor yang dapat memberikan kepuasan kepada pelanggannya. Perusahaan yang menginginkan pelanggannya merasakan kepuasan maksimal, paling tidak harus mampu mewujudkan harapan-harapan pelanggan dan meningkatkan kualitas pelayanannya. Pada LKMS BMT ISRA Surakarta sendiri, yang lantas menjadi fokus perhatian adalah kualitas jasa, karena produk yang dihasilkan berupa pelayanan. Definisi kualitas jasa berpusat pada upaya pemenuhan kebutuhan dan keinginan pelanggan serta ketepatan penyampaiannya untuk mengimbangi harapan dan keinginan pelanggan. Sedangkan menurut Wyckof, kualitas jasa adalah tingkat keunggulan yang diharapkan dan pengendalian atas tingkat keunggulan tersebut untuk memenuhi keinginan pelanggan Fandy Tjiptono, 1998:59. Kualitas jasa yang tinggi dapat menyebabkan organisasi atau perusahaan mengurangi tingkat kesalahan, pemborosan dan ketidak puasan pelanggan. Menurut beberapa pakar pemasaran, seperti Parasuraman, Valari Zeithaml dan Leonard L. Berry, ada sepuluh faktor utama yang menentukan kualitas jasa yaitu Fandy Tjiptono, 1998:69-70 ; commit to user 20 1. Reliability, mencakup dua hal pokok, yaitu konsistensi kerja performance dan kemampuan untuk dipercaya dependability. Hal ini berarti perusahaan memberikan jasanya secara tepat semenjak saat pertama right the first time. Selain itu juga berate bahwa perusahaan yang bersangkutan memenuhi janjinya, misalnya menyampaikan jasanya sesuai dengan jadwal yang disepakati. 2. Responsiveness, yaitu kemampuan atau kesigapan para karyawan untuk memberikan jasa yang dibutuhkan pelanggan. 3. Competence, artinya setiap orang dalam suatu perusahaan memiliki ketrampilan dan pengetahuan yang dibutuhkan agar dapat memberikan jasa tertentu. 4. Acces, meliputi kemudahan untuk dihubungi dan ditemui. Hal ini berarti lokasi fasilitas jasa yang mudah dijangkau, waktu menunggu yang tidak terlalu lama, saluran komunikasi perusahaan mudah dihubungi, dan lain-lain. 5. Courtesy, meliputi sikap sopan santun, respek, perhatian dan keramahan yang dimiliki para contact personel seperti teller, satpam, customer service, resepsionis, operator telepon. 6. Communication, artinya memberikan informasi kepada pelanggan dalam bahasa yang dapat mereka pahami, serta selalu mendengarkan saran dan keluhan pelanggan. 7. Credibility, yaitu sifat jujur dan dapat dipercaya. Kredibilitas mencakup nama perusahaan, reputasi perusahaan, karakteristik pribadi dan interaksi dengan pelanggan. 8. Security, yaitu aman dari bahaya, resiko, atau keragu-raguan. Aspek ini meliputi keamanan secara fisik physical safety, keamanan financial financial security, dan kerahasiaan confidentiality. 9. Understanding knowing the customer, yaitu usaha untuk memahami kebutuhan pelanggan. 10. Tangibles, yaitu bukti fisik dari jasa, bias berupa fasilitas fisik, peralatan yang dipergunakan, representasi fisik dari jasa misalnya kartu kredit, ATM. Sementara itu dalam perkembangan selanjutnya, sepuluh faktor di atas dapat dirangkum menjadi hanya lima dimensi pokok yang berkaitan dengan kualitas jasa, yaitu : 1. Bukti langsung tangibles, meliputi fasilitas fisik, perlengkapan, pegawai dan sarana komunikasi. 2. Keandalan realibility, yakni kemampuan memberikan pelayanan yang commit to user 21 dijanjikan dengan segera, akurat dan memuaskan. 3. Daya tanggap responsiveness, yaitu keinginan para staf untuk membantu para pelanggan dan memberikan pelayanan dengan tanggap. 4. Jaminan assurance, mencakup pengetahuan, kemampuan, kesopanan dan sifat dapat dipercaya yang dimiliki para staf, bebas dari bahaya, resiko dan keragu-raguan. 5. Empati, meliputi kemudahan dalam melakukan hubungan, komunikasi yang baik, perhatian pribadi dan memahami kebutuhan para pelanggan. Dengan kata lain, kepuasan pelanggan merupakan evaluasi purnabeli atau hasil evaluasi, setelah membandingkan apa yang dirasakan dengan harapannya. Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan, bahwa kepuasan adalah hasil outcome yang dirasakan atas penggunaan produk dan jasa, sama atau melebihi harapan yang diinginkan Zulian Yamit, 2002:78.

4. Korelasi Antara Customer Relations Dengan Customer Satisfaction