Pengertian Komunikasi LANDASAN TEORI

commit to user 4

D. LANDASAN TEORI

1. Pengertian Komunikasi

Sebagai makhluk sosial manusia tidak akan pernah bisa hidup sendiri, setiap kegiatannya akan selalu membutuhkan interaksi dengan manusia lainnya. Interaksi tersebut kemudian dilakukan dengan cara bersosialisasi dan berkomunikasi satu sama lain di dalam berbagai ragam situasi dan kondisi. Demikian halnya di dalam dunia perbankan yang selalu menuntut adanya saling interaksi satu sama lain, dimana proses komunikasi memiliki peran yang sangat penting dalam menunjang sebuah keberhasilan yang diharapkan. Seperti yang dipaparkan dalam teori pertukaran social social exchange theory, dimana interaksi sosial dimaknai sebagaimana transaksi dagang. Kita akan melanjutkan interaksi bila laba lebih banyak dari biaya. Atraksi, dengan demikian, timbul pada interaksi yang banyak mendatangkan laba Jalaludin Rakhmat, 2007:115. Model ini memandang, orang berhubungan dengan orang lain karena mengharapkan sesuatu yang memenuhi kebutuhannya. Asumsi dasar teori ini yang disampaikan Thibault dan Kelley adalah bahwa setiap individu secara sukarela memasuki dan tinggal dalam hubungan sosial hanya selama hubungan tersebut cukup memuaskan ditinjau dari segi ganjaran dan biaya Jalaludin, 2007:121. Istilah „komunikasi‟ yang sering digunakan dalam interaksi tersebut berasal dari bahasa Inggris „communicate‟ yang bersumber dari bahasa Latin „communicato‟ yang memiliki arti pemberitaan atau pertukaran pikiran. Makna hakiki dari „communicato‟ ini adalah ‟communis‟ yang berarti „sama‟, jelasnya „kesamaan arti‟ Onong, 2004:3. commit to user 5 Jalaluddin Rakhmat mengutip pengertian komunikasi menurut Hovlan, Jains, dan Kelly sebagai sebuah proses yang memungkinkan terjadinya pengiriman stimulus antara komunikator kepada komunikan, biasanya dalam bentuk verbal, yang bertujuan untuk mengubah perilaku orang lain the process by which an individual transmit stimuli usually verbal to modify the behaviour of other individuals Jalaludin Rahmat, 1989:3. Dalam rangka mempengaruhi perilaku orang lain, kita mengambil kesimpulan tentang orang lain dari stimuli yang sampai kepada kita, betapapun tidak lengkapnya informasi yang kita terima. Bagaimana kita memandang diri kita, dan bagaimana orang lain memandang diri kita, pada akhirnya akan mempengaruhi pola-pola interaksi kita dengan orang lain. Lebih dari itu, konsep diri seperti yang dipaparkan barusan berkaitan erat dengan proses hubungan interpersonal. Karena sebuah konsep diri mewarnai komunikasi kita dengan orang lain. Setiap orang mempunyai konsepsi tersendiri tentang sifat-sifat apa berkaitan dengan sifat apa. Konsepsi ini merupakan teori yang dipergunakan orang ketika membentuk kesan tentang orang lain. Teori ini tidak pernah dinyatakan, karena itu disebut implicit personality theory Jalaludin, 2007:93. Banyak teori dalam ilmu komunikasi yang kemudian dilatarbelakangi konsepsi-konsepsi psikologi tentang manusia. Teori-teori komunikasi interpersonal misalnya yang banyak dipengaruhi konsepsi psikologi humanistis yang menggambarkan manusia sebagai pelaku aktif dalam merumuskan strategi transaksional dengan lingkungannya Homo Ludens. Seperti yang dituliskan oleh Walter Weimer, “Psychological considerations commit to user 6 constrain the field because at least an implicit often explicit model of man underlies studies of communication ” Jalaludin, 2007:18. Dengan mengetahui siapa tertarik kepada siapa, atau siapa menghindari siapa, kita dapat meramalkan arus komunikasi interpersonal yang akan terjadi. Makin tertarik kepada seseorang, makin besar kecenderungan kita berkomunikasi dengan orang lain. Kesukaan pada orang lain, sikap positif dan daya tarik seseorang, kita sebut atraksi interpersonal atraksi berasal dari bahasa Latin attrahere – ad: menuju; trahere: menarik. Karena pentingnya atraksi interpersonal, banyak faktor yang menjadi penyebab persona stimuli menarik kita. Faktor situasional di dalamnya juga turut menentukan siapa tertarik kepada siapa. Faktor-faktor situasional tersebut adalah : Jalaludin, 2007:114 1. Dayatarik Fisik Physical Attractiveness Beberapa penelitian telah mengungkapan bahwa daya tarik fisik sering menjadi penyebab utama atraksi personal. Kita senang kepada orang yang tampan atau cantik. Pada gilirannya, mereka akan sangat mudah memperoleh simpati dan perhatian orang. Seperti yang disebutkan oleh Aronson, “We are more affected by attractive people than by physically unattractive people, and unless we are specifically abused by them, we tend to like them better ”. 2. Ganjaran Reward Kita menyenangi orang yang memberikan ganjaran bantuan, dorongan moral, pujian kepada kita. Dengan demikian kita akan menyukai orang commit to user 7 yang menyukai kita, dan menyenangi orang yang memuji kita. Menurut teori pertukaran sosial social exchange theory, interaksi sosial adalah semacam transaksi dagang. Kita akan melanjutkan interaksi bila laba lebih banyak dari biaya. Berarti atraksi timbul pada interaksi yang banyak mendatangkan laba. 3. Familiarity Artinya sering kita lihat atau sudah kita kenal dengan baik. Robert B. Zajonc memperlihatkan foto-foto wajah pada subjek-subjek eksperimennya. Ia menemukan makin sering subjek melihat wajah tertentu, ia makin menyukainya. Penelitian ini kemudian melahirkan hipotesis “mere exposure” terpaan saja. Hipotesis ini dipakai sebagai landasan ilmiiah akan pentingnya repetisi pesan dalam mempengaruhi pendapat dan sikap. 4. Kedekatan Proximity Orang cenderung menyenangi mereka yang tempat tinggalnya berdekatan. Persahabatan lebih mudah tumbuh di antara tetangga yang berdekatan Whyte, 1956. Dari segi psikologis, ini hal yang luar biasa, bagaimana tempat yang kelihatannya netral mampu mempengaruhi tatanan psikologis manusia. Ini berarti, kita juga dapat memanipulasikan tempat atau desain arsitektural untuk menciptakan persahabatan dan simpati. Selain itu, berkenaan dengan perkembangan komunikasi pada dunia bisnis commit to user 8 yang selalu menuntut adanya interaksi dengan orang lain yang bertujuan untuk mengubah sikap konsumen, oleh karenanya dibutuhkan sebuah bentuk komunikasi yang lebih persuasif. Dimana jenis komunikasi ini memiliki tujuan pokok untuk mempengaruhi pikiran, perasaan serta tingkah laku seseorang atau kelompok untuk kemudian melakukan tindakan, perbuatan sebagaimana yang dikehendaki A. W. Wijaya, 1993:77. Dalam sebuah buku berjudul Persuasive Communications, Erwin P. Bettinghause menyatakan: “Agar bersifat persuasif, situasi komunikasi harus mengandung upaya yang dilakukan oleh seseorang dengan sadar untuk mengubah perilaku orang lain atau sekelompok orang lain dengan menyampaikan beberapa pesan” Onong, 1986:104. Penyampaian pesan yang ditujukan untuk mempengaruhi sikap konsumen dalam kaitan kepuasan pelanggan, melalui beberapa tahapan proses sesuai gambaran model komunikasi yang dikemukakan oleh Harold Lasswell yang dikutip J. B. Wahyudi berikut ini :J. B. Wahyudi, 1991 Bagan 1 : The Laswell Formula Berdasarkan formula di atas dapat dilihat : Who : Komunikator, individu atau kelompok yang mengambil prakarsa dalam komunikasi yang dalam penelitian ini Who S Says What M In Which Channel C To Whom R With What Effect E commit to user 9 adalah customer service LKMS BMT ISRA Unit Laweyan Surakarta. Says What : Pesan, informasi yang disampaikan kepada pelanggan. In Which Channel : Media atau saluran yang digunakan dalam komunikasi. To Whom : Khalayak sasaran yang dituju pelanggan LKMS BMT ISRA Unit Laweyan Surakarta. With What Effect : Hasil komunikasi yang ingin dituju. Dalam bagian yang lain, juga dijelaskan model 4 tahapan komunikasi efektif oleh Cutlip dan Center, sebagai tahapan komunikasi yang lebih berkaitan dengan proses public relation Yosal Iriantara, 2004:14. Bagan 2 : Tahapan Komunikasi Efektif 1. Fact Finding pengumpulan fakta, data dan informasi Dalam tahap ini, seorang praktisi public relations perlu melibatkan diri Pengumpulan Fakta Definisi Permasalahan Perencanaan Program Aksi dan Komunikasi Evaluasi commit to user 10 dalam penelitian dan pengumpulan fakta. Selain itu, praktisi public relation perlu memantau dan membaca terus pengertian, opini, sikap dan perilaku mereka yang berkepentingan dan terpengaruh oleh sikap dan tindakan perusahaan. 2. Planning and Programming perencanaan dan program Dalam tahapan ini, seorang praktisi public relations sudah menemukan penyebab timbulnya permasalahan dan sudah siap dengan langkah- langkah pemecahan atau pencegahan. Langkah-langkah tersebut dirumuskan dalam bentuk rencana dan program, termasuk anggarannya. Adalah penting bagi praktisi public relations untuk mendapatkan dukungan penuh dari pimpinan puncak perusahaan, karena besar kemungkinan langkah yang diambil akan sangat strategis dan melibatkan keikutsertaan banyak bagian. Rencana dan program sebaiknya berupa konsensus yang telah disepakati bersama. Termasuk dalam tahap ini adalah objektif, prosedur dan strategi yang diarahkan kepada khalayak sasaran. 3. Taking Actions and Communications aksi dan komunikasi Aksi dan komunikasi harus dikaitkan dengan goals dan objective yang spesifik, kemana citra perusahaan akan diarahkan. 4. Evaluating evaluasi program Program public relations selalu dimulai dengan pengumpulan fakta, dan diakhiri pula dengan pengumpulan fakta, untuk mengetahui apakah commit to user 11 prosesnya sudah selesai atau belum. Seorang praktisi public relations perlu melakukan evaluasi langkah-langkah yang telah diambil. Tahap ini akan melibatkan pengukuran atas hasil tindakan di masa lalu. Penyesuaian dapat dibuat dalam program yang sama, atau setelah suatu masa berakhir. Lebih lanjut Onong menjelaskan bahwa sebuah komunikasi persuasif dapat direalisasikan oleh seorang human relation . “Human relation dalam arti luas adalah komunikasi persuasif yang dilakukan oleh seseorang kepada orang lain secara tatap muka dalam segala situasi dan dalam semua bidang kehidupannya sehingga menimbulkan kebahagiaan dan kepuasan hati pada kedua belah pihak” Onong, 1993:48. Jika kesemuanya merasa bahagia, maka orang yang melakukan kegiatan human relations itu berhasil. Sebaliknya, apabila tidak menimbulkan rasa puas maka kinerja human relations dianggap gagal. Penilaian keberhasilan tersebut diukur jika mampu menyamakan antara sikap attitude, pernyataan opinion dan tingkah laku behaviour komunikan dengan apa yang menjadi harapan seorang komunikator Onong, 1993:48.

2. Pengertian Public Relations