Konotasi Mitos Scene Merawat Orangtua

2. Pentingnya Ridho Orangtua Dalam film ini juga menjelaskan betapa pentingnya ridho orangtua. Ramadhan yang berkeinginan menjadi seorang yang terkenal sempat berkeinginan mengikuti casting film laga. Akan tetapi Ramadhan yang sudah tiba di Jakarta tanpa izin dan ridho orangtuanya untuk mengikuti casting, batal mengikuti casting karena pengunduran jadwal casting dan mendengar kabar Umi yang sedang sakit. Pada akhirnya Ramadhan menjadi terkenal dengan jalan yang diridhoi orangtuanya sebagai seorang Ustadz yang pandai berceramah. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya ridho orangtua. Sebagaimana yang dikatakan dalam Hadits Rasulullah: ْﻦَﻋَو ِﺪْﺒَﻋ ِﱠ َﷲ ِﻦْﺑ َﺮَﻤُﻋ َﻲِﺿَر- ُﱠ َﷲ ,- ﺎَﻤُﮭْﻨَﻋ ْﻦَﻋ ﱢﻲِﺒﱠﻨﻟَا ﻰﻠﺻ ﷲ ﮫﯿﻠﻋ ﻢﻠﺳو : َلﺎَﻗ ﺎَﺿِر ِﱠ َﷲ ﻲِﻓ ﺎَﺿِر , ِﻦْﯾَﺪِﻟاَﻮْﻟَا ُﻂَﺨَﺳَو ِﱠ َﷲ ﻲِﻓ ِﻂَﺨَﺳ ِﻦْﯾَﺪِﻟاَﻮْﻟَا “Dari Abdullah Ibnu Amar al-’Ash Radliyallaahu ‘anhu bahwa Nabi Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam bersabda: “Keridhoan Allah tergantung kepada keridhoan orang tua dan kemurkaan Allah tergantung kepada kemurkaan orang tua.” 2 3. Larangan Durhaka Kepada Orangtua Dalam film ini juga memberikan pesan larangan durhaka terhadap orangtua. Saat Ustadz Athar salah memberikan hukuman kepada Ramadhan, Ustadz Athar meminta Ramadhan untuk membalas hukuman 2 Suara-Islam.com, “Takhrij Hadits Ridha Allah Tergantung Ridha Orangtua”, artikel diakses pad 13 Januari 2016 dari http:m.suara-islam.commobiledetail6231-Takhrij-Hadits- Ridha-Allah-Tergantung-Ridha-Orang-Tua yang telah diberikan kepadanya. Akan tetapi Ramadhan tidak membalas dan dengan ikhlas memaafkan kesalahan Ustadz Athar. Hal ini sesuai dengan firman Allah dalam surat Al-Israa’ ayat 23: ْوَأ ﺎَﻤُھُﺪَﺣَأ َﺮَﺒِﻜْﻟا َكَﺪْﻨِﻋ ﱠﻦَﻐُﻠْﺒَﯾ ﺎﱠﻣِإ ۚ ﺎًﻧﺎَﺴْﺣِإ ِﻦْﯾَﺪِﻟاَﻮْﻟﺎِﺑَو ُهﺎﱠﯾِإ ﱠﻻِإ اوُﺪُﺒْﻌَﺗ ﱠﻻَأ َﻚﱡﺑَر ٰﻰَﻀَﻗَو ﺎًﻤﯾِﺮَﻛ ًﻻْﻮَﻗ ﺎَﻤُﮭَﻟ ْﻞُﻗَو ﺎَﻤُھْﺮَﮭْﻨَﺗ َﻻَو ﱟفُأ ﺎَﻤُﮭَﻟ ْﻞُﻘَﺗ َﻼَﻓ ﺎَﻤُھ َﻼِﻛ Artinya: “Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan ah dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia.” 3 Dalam ayat tersebut dijelaskan larangan untuk mengatakan “ah”, membentak, dan perintah mengucapkan perkataan yang mulia terhadap orangtua. Berkata “ah” saja tidak boleh, apalagi sampai menyakiti orangtua lebih dari itu. 4. Hak Orangtua Atas Harta Anak Pada scene “Kontrak Akhirat” Ramadhan dengan Umi, mengandung pesan hak orangtua atas harta anaknya. Ramadhan yang memberikan sebagian honor hasil ceramahnya kepada Umi menggambarkan ketulusan seorang anak untuk memberi hartanya kepada orangtuanya. Hal ini sesuai dengan Hadist Nabi: نأ ﺪﯾﺮﯾ ﻲﺑأ نإو .اﺪﻟوو ﻻﺎﻣ ﻲﻟ نإ ﷲ لﻮﺳر ﺎﯾ لﺎﻗ ﻼﺟر نأ ﷲ ﺪﺒﻋ ﻦﺑ ﺮﺑﺎﺟ ﻦﻋ ﻚﯿﺑﻷ ﻚﻟﺎﻣو ﺖﻧأ :لﺎﻘﻓ .ﻲﻟﺎﻣ حﺎﺘﺠﯾ 3 Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, Jakarta: PT Syamil Cipta Media, 2005, h.284