Pada bagian ini menceritakan Ramadhan yang sedang dibujuk oleh temannya untuk mengikuti casting di Jakarta. Sebelumnya pondok pesantren tempat
Ramadhan mengajar sedang digunakan oleh suatu kegiatan shooting film. Ramadhan dan teman-temannya berkenalan dengan salah satu pemeran film
tersebut yang bernama Kirana. Saat mereka sedang berbincang-bincang, salah satu crew menawarkan
Ramadhan untuk menjadi figuran. Teman-teman Ramadhan memberitahu kepada crew tersebut bahwa Ramadhan pandai bersilat. Akhirnya crew tersebut
menyarankan Ramadhan untuk mengikuti casting film laga yang akan diadakan oleh rumah produksi tempat ia bekerja di Jakarta.
Ramadhan yang sempat ragu untuk pergi ke Jakarta akhirnya terbujuk rayuan teman-temannya untuk mengikuti casting. Ramadhan tidak yakin karena
belum meminta izin kepada Umi dan Ustad Attar, akan tetapi Qya Gus berhasil meyakinkan Ramadhan kalau semua akan baik-baik saja.
Tabel 4.3 Pentingnya Ridho Orangtua Shot
Dialogtekssuara Visual
Medium Shot
Qya Gus: “Kapan lagi, Mad. Jakarta, Mad...
Jakarta Minggu depan kan kita libur panjang,
Mad. Ayolah, Mad”
Gambar 4.9
Qya Gus sedang meyakinkan Ramadhan untuk ikut casting di Jakarta
Shot DialogTeksSuara
Visual
Medium Shot
Ramadhan: “Ustadz gak akan kasih izin,
Gus. Aku ini kan anak pesantren, masa main
film jadi artis? Lagi pula Umi gak akan
kasih izin...”
Gambar 4.10
Ramadhan ragu dengan ajakan Qya Gus untuk pergi ke Jakarta
Medium Shot
Qya Gus: “Mad, kalo Umi kau sayang sama
kau, dia pasti kasih izin, Insya Allah...”
Gambar 4.11
Qya Gus terus berusaha meyakinkan Ramadhan
Medium Close-up
Voice Over Qya Gus: “Buang keraguanmu
jauh-jauh dalam laut. Bukan kah kau pernah
bilang tidak hanya ingin jadi guru agama di
Pesantren? Sekarang saatnya Sering
kesempatan tak datang dua kali. Kalau kau bisa
membuktikan tak salah memilih jalan,
Insyaallah Umi dan Abuya mu akan
meridhoi mu...”
Gambar 4.12
Ramadhan, Qya Gus, dan Abdul pergi ke Jakarta
a. Denotasi
Dari rangkaian gambar diatas, secara denotatif menceritakan saat Qya Gus berusaha membujuk Ramadhan untuk mengikuti casting di Jakarta. Qya Gus
yang sadar atas potensi yang dimiliki Ramadhan yang pandai beladiri silat yakin Ramadhan akan lolos mengikuti casting film laga tersebut. Tampak pada
gambar 4.10, Ramadhan mengangkat kedua tangannya di belakang kepalanya menjelaskan sikap yang menunjukkan keraguan. Akan tetapi Qya Gus terus
membujuk Ramadhan dengan cukup meyakinkan dan serius seperti yang tampak pada raut wajah Qya Gus pada gambar 4.11.
Keraguan Ramadhan atas ajakan Qya Gus untuk mengikuti casting di Jakarta dikarenakan dirinya belum sempat meminta izin kepada Ustadz Athar
dan juga Umi. Dalam benaknya juga terlintas basic dirinya yang merupakan seorang Ustadz tidak layak untuk menjadi seorang artis. Pada akhirnya Qya
Gus berhasil meyakinkan Ramadhan dengan mengatakan jika kelak Ramadhan berhasil, maka Umi akan meridhoi dirinya dengan segala pencapaian
kesuksesannya.
b. Konotasi
Secara konotatif, rangkaian gambar pada tabel 4.3 menjelaskan tentang streotype pemikiran kebanyakan orang mengenai ridho orangtua terhadap
sesuatu hal yang kita jalani. Kebanyakan orang berasumsi segala hal yang kita lakukan, selama hal tersebut membuat kita senang dan sukses, secara
otomatis akan mendapatkan ridho atau restu dari orangtua. Akan tetapi nyatanya, tidak melulu setiap orangtua ridho dengan segala hal tersebut.
Pada scene ini hal tersebut dengan jelas dikatakan oleh Qya Gus dalam usahanya meyakinkan Ramadahan sebagai berikut: “Kalau kau bisa
membuktikan tak salah memilih jalan, Insyaallah Umi dan Abuya mu akan meridhoi mu...”. Pada akhirnya Ramadhan memutuskan untuk mengikuti
saran Qya Gus untuk pergi ke Jakarta mengikuti casting film laga. Orangtua pasti memiliki pertimbangan-pertimbangan tersendiri terhadap
kehidupan anak-anaknya terlebih mengenai masa depan anaknya. Oleh karena itu ada baiknya dalam mengambil suatu keputusan dalam hidup, hendaknya
selalu melibatkan orangtua bukan hanya untuk sekedar meminta nasihat atau saran, tetapi juga khususnya untuk meminta ridho atas semua pekerjaan yang
akan dilakukan agar memperoleh keberkahan dari Allah S.W.T.
c. Mitos
Tak dapat dipungkiri, bahwa ridho atau restu dari orangtua merupakan hal yang sangat penting bagi seseorang. Baik disadari maupun tidak, ridho
atau restu orangtua bisa mempengaruhi jalan hidup seseorang. Khususnya bagi seorang muslim. Ridho orangtua bisa menjadi kunci yang
menentukan masa depan akhirat seorang muslim. Hal ini berdasarkan hadis Nabi yang menyatakan bahwasanya ridho
Allah berada di dalam ridho orangtua, dan murkanya Allah juga berada di dalam kemarahan orangtua. Hadis tersebut seolah memberi penegasan
betapa pentingya ridho orangtua terhadap hidup anaknya. Jika orangtua sudah memberikan ridho kepada seseorang, maka insyaallah Allah turut
memudahkan jalan seseorang tersebut dalam arti kata ikut meridhoinya.
Dan juga dalam amarah orangtua terhadap anaknya, maka di situ pula terletak murka Allah SWT terhadap hamba-Nya.
4. Scene Berbakti Sejak Dini
Pada bagian ini menceritakan percakapan Ramadhan dengan seorang anak yatim piatu. Ramadhan dan teman-temannya terpaksa mencari tempat tinggal
lantaran casting film laga yang akan diikuti Ramadhan diundur. Akhirnya mereka meminta izin kepada pengurus masjid untuk tinggal di masjid dan bersedia
mengajar TPA serta membersihkan masjid sembari menunggu casting tersebut diadakan. Suatu malam Ramadhan yang sedang tidur terbangun. Dan dia
mendengar suara tangisan dari seorang anak yang sedang berdoa di dalam masjid. Ia pun menghampiri anak itu untuk mencari tahu masalah yang sedang dialami
anak tersebut.
Tabel 4.4 Berbakti Sejak Dini Shot
Dialogsuarateks Visual
Medium Long Shot
Ramadhan melihat seorang anak kecil
menangis tersedu-sedu di dalam masjid
Gambar 4.13
Ramadhan mengintip kedalam masjid dari bilik masjid