6 Horror, yaitu film yang berhubungan dengan dimensi spiritual atau sisi
gelap manusia. 7
Komedi, yaitu jenis film yang tujuannya menghibur dan memancing taw penonton.
8 Kriminal dan Gangster, yaitu film yang berhubungan dengan aksi-aksi
criminal dengan mengambil kisah kehidupan tokoh kriminal besar yang diinspirasi dari kisah nyata.
9 Musikal, yaitu film yang mengkombinasikan unsur musik, lagu, tari
dansa, serta gerak koreografi. 10
Petualangan, yaitu film yang berkisah tentang perjalanan, eksplorasi, atau ekspedisi ke suatu wilayah asing yang belum pernah tersentuh.
11 Perang, yaitu film yang mengangkat tema ketakutan serta teror yang
ditimbulkan oleh aksi perang dengan memperlihatkan kegigihan, dan perjuangan.
12 Western, yaitu film dengan tema seputar konflik antara pihak baik dan
jahat berisi aksi tembak-menembak, aksi berkuda dan aksi duel. Film ini masuk dalam kategori film drama, mengingat sepanjang jalan
ceritanya menggugah emosi, dan mampu menguras air mata penonton.
3. Unsur-Unsur Pembentuk Film
Film secara umum dapat dibagi atas dua unsur pembentuk, yakni unsur naratif dan unsur sinematik. Kedua unsur tersebut saling berinteraksi
dan berkesinambungan satu dengan lainnya. Unsur naratif adalah bahan materi yang akan diolah, berhubungan dengan aspek cerita atau tema
film, terdiri dari unsur-unsur seperti: tokoh, masalah, lokasi, dan waktu.
Sedangkan unsur sinematik adalah cara gaya untuk mengolahnya. Sementara unsur sinematik atau gaya sinematik atau gaya sinematik
merupakan aspek-aspek teknis pembentuk film. Unsur sinematik terdiri dari empat elemen pokok, yaitu:
a Mise-en-scene, yaitu segala hal yang berada di depan kamera.
b Sinematografi, yaitu perlakuan terhadap kamera dan filmnya serta
hubungan kamera dengan obyek yang diambil. c
Editing, yakni transisi sebuah gambar shot ke gambar shot lainnya. d
Suara, yakni segala hal dalam film yang mampu kita tangkap melalui indera pendengaran.
25
Film juga mengandung unsur-unsur dramatik. Unsur dramatik dalam istilah lain disebut dramaturgi, yakni unsur-unsur yang dibutuhkan
untuk melahirkan gerak dramatik pada cerita atau pada pikiran penontonnya, antara lain: konflik, suspense, curiousity, dan surprise.
Konflik merupakan suatu pertentangan yang terjadi dalam sebuah film misalnya, pertentangan antar tokoh. Suspense merupakan ketegangan yang
dapat menggiring penonton ikut berdebar menantikan adegan selannjutnya. Curiousity merupakan rasa ingin tahu atau penasaran
penonton terhadap jalannya cerita sehingga penonton terus mengikuti alur film sampai selesai. Surprise adalah kejutan. Kejutan ini biasanya
digunakan pada alur film yang sulit ditebak.
26
25
Himawan Pratista, Memahami Film, Yogyakarta: Homerian Pustaka, 2008, cet. 1, h. 1-2
26
Elizabeth Lutters, Kunci Sukses Menulis Skenario, Jakarta: Grasindo, 2004, cet3, h. 100-103
4. Teknik Pengambilan Gambar
a. Sinematografi
Sinematografi adalah perlakuan terhadap kamera dan filmnya serta hubungan kamera dengan obyek yang diambil. Berikut ini adalah salah
satu aspek framing yang terdapat dalam sinematografi, yakni jarak kamera terhadap objek type of shot, yaitu:
27
1 Extreme long shot
Extreme long shot merupakan jarak kamera yang paling jauh dari obyeknya. Teknik ini umumnya untuk menggambarkan sebuah obyek
yang sangat jauh atau panorama yang luas. 2
Long Shot Pada jarak long shot tubuh fisik manusia telah tampak jelas namun
latar belakang masih dominan. Long shot sering kali digunakan sebagai establishing shot, yakni shot pembuka sebelum digunakan
shot-shot yang berjarak lebih dekat. 3
Medium Long Shot Pada jarak ini tubuh manusia terlihat dari bawah lutut sampai ke
atas. Tubuh fisik manusia dan lingkungan sekitar relatif seimbang. 4
Medium Shot Pada jarak ini memperlihatkan tubuh manusia dari pinggang ke
atas. Gestur serta ekspresi wajah mulai tampak. Sosok manusia mulai dominan dalam frame.
27
Himawan Pratista, Memahami Film, Yogyakarta: Homerian Pustaka, 2008, cet. 1, h. 104-106