Konsep Semiotika Roland Barthes
Makna denotasi adalah makna tingkat pertama yang bersifat objektif yang dapat diberikan terhadap lambang-lambang, yakni
mengaitkan secara langsung antara lambang dengan realitas atau gejala yang ditunjuk.
10
Denotasi dalam pandangan barthes merupakan tataran pertama yang maknanya bersifat eksplisit, langsung, dan pasti. Denotasi
merupakan makna yang sebenar-benarnya, yang disepakati bersama secara sosial, yang rujukannya pada realitas.
11
Denotasi merupakan sistem imaji yang memiliki ‘aliran’ sintagmatis. Artinya pada lapisan denotasi bersifat sintagma yang
selalu identik dengan ujaran dan ‘wacana’ ikonik yang menaturalisasikan simbol-simbol.
12
b. Makna Konotasi
Kemudian makna konotasi adalah makna-makna yang dapat diberikan pada lambang-lambang dengan mengacu pada nilai-nilai
budaya yang karenanya berada pada tingkatan kedua.
13
Tanda konotatif merupakan tanda yang penandanya mempunyai keterbukaan makna atau makna yang implisit, tidak langsung, dan
tidak pasti, artinya terbuka kemungkinan terhadap penafsiran- penafsiran baru. Dalam kerangka Barthes, konotasi identik dengan
operasi ideologi yang disebutnya sebagai ‘mitos’ dan berfungsi untuk
10
Pawito, Penelitian Komunikasi Kualitatif, Yogyakarta: LkiS, 2007, h. 163
11
Nawiroh Vera, Semiotika dalam Riset Komunikasi, Bogor: Penerbit Ghalia Indonesia, 2014, h.28
12
Roland Barthes, ImajiMusikTeks, Yogyakarta: Jalasutra, 2010, h. 40
13
Pawito, Penelitian Komunikasi Kualitatif, Yogyakarta: LkiS, 2007, h. 163
mengungkapkan dan memberikan pembenaran bagi nilai-nilai dominan yang berlaku dalam suatu periode tertentu.
14
c. Makna Mitos
Yang menarik berkenaan dengan semiotika Roland Barthes adalah digunakan istilah mitos myth, yakni rujukan bersifat kultural
bersumber dari budaya yang ada yang digunakan untuk menjelaskan gejala atau realitas yang ditunjuk dengan lambang-lambang yang ada
dengan mengacu sejarah di samping budaya.
15
Mitos dalam pandangan Barthes berbeda dengan konsep mitos dalam arti umum. Barthes mengemukakan mitos adalah bahasa, maka
mitos adalah sebuah sistem komunikasi dan mitos adalah sebuah psean. Dalam uraiannya, ia mengemukakan bahwa mitos dalam
pengertian khusus ini merupakan perkembangan dari konotasi. Konotasi yang sudah terbentuk lama di masyarakat itulah mitos.
Barthes juga mengatakan bahwa mitos merupakan sistem semiologis, yakni sistem tanda-tanda yang dimaknai manusia. Mitos dapat
dikatakan sebagai produk kelas sosial yang sudah memiliki suatu dominasi.
16
Rumusan tentang signifikasi dan mitos dapat dilihat pada gambar berikut ini.
14
Nawiroh Vera, Semiotika dalam Riset Komunikasi, Bogor: Penerbit Ghalia Indonesia, 2014, h.28
15
Pawito, Penelitian Komunikasi Kualitatif, Yogyakarta: LkiS, 2007, h.164
16
Nawiroh Vera, Semiotika dalam Riset Komunikasi, Bogor: Penerbit Ghalia Indonesia, 2014, h.28-29
Signifikansi Dua Tahap
17
Dari gambar di atas, dapat dijelaskan bahwa signifikansi tahap pertama merupakan hubungan antara signifier dan signified yang disebut
denotasi yaitu makna sebenarnya dari tanda. Sedangkan signifikansi tahap kedua digunakan istilah konotasi, yaitu makna yang subjektif atau paling
tidak, intersubjektif; yang berhubungan dengan isi, tanda bekerja melalui mitos. Mitos merupakan lapisan pertanda dan makna yang paling dalam.
18