Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

diatas karena dakwah dalam konteks ini bukan hanya untuk memenuhi kebutuhan spiritualnya, tetapi juga menjadi media hiburan. 5 Adalah Aditya Gumay seorang sutradara yang tidak asing lagi dalam industri film bertema religi. Sebelumnya ia pernah menyutradarai film: “Emak Ingin Naik Haji” 2009 dan juga “Umi Aminah” 2012. 6 Di 2015 ini ia kembali membuat film dengan nuansa islami yang begitu kental dengan judul “Ada Surga di Rumahmu”. Terinspirasi dari buku best seller Ada Surga di Rumahmu karya Ustadz Al-Habsyi maka diangkatlah film ini ke layar lebar. Film drama-religi ini sarat dengan makna dan nilai-nilai kebaikan di dalamnya. Pesan dakwah utama yang ingin disampaikan dalam film ini adalah “Birrul Walidain” atau yang dalam bahasa Indonesia berarti berbakti atau berbuat baik terhadap orang tua. Sebagaimana firman Allah dalam surat Al-Israa’ ayat 23 yang berbunyi: ﺎَﻤُھ َﻼِﻛ ۡوَأ ٓﺎَﻤُھُﺪَﺣَأ َﺮَﺒِﻜۡﻟٱ َكَﺪﻨِﻋ ﱠﻦَﻐُﻠۡﺒَﯾ ﺎﱠﻣِإ ۚﺎًﻨ َٰﺴ ۡﺣِإ ِﻦۡﯾَﺪِﻟ َٰﻮۡﻟﭑِﺑَو ُهﺎﱠﯾِإ ٓ ﱠﻻِإ ْآوُﺪُﺒ ۡﻌَﺗ ﱠﻻَأ َﻚﱡﺑَر ٰﻰَﻀَﻗَو ﺎ ٗﻤﯾِﺮَﻛ ٗﻻ ۡﻮَﻗ ﺎَﻤُﮭﱠﻟ ﻞُﻗَو ﺎَﻤُھ ۡﺮَﮭۡﻨَﺗ َﻻَو ّٖفُأ ٓﺎَﻤُﮭﱠﻟ ﻞُﻘَﺗ َﻼَﻓ Artinya : “Dan Tuhanmu telah memerintahkan agar kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah berbuat baik kepada ibu-bapak. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berusia lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah engkau mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah engkau membentak keduanya, dan ucapkanlah kepada keduanya perkataan yang baik.” 7 5 Zaenal Arifin, Dakwah melalui Film dan Sinetron, Yogyakarta: STAIN Purwokerto dam Unggu Religi, 2006, h.92-93 6 Film Indonesia, “Filmografi Aditya Gumay”, artikel diakses pada tanggal 13 Januari 2016 dari http:filmindonesia.or.idmovienamenmp4b9bce4189230_aditya- gumayfilmography.VpaoGbaLTIU 7 Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, Jakarta: PT Syamil Cipta Media, 2005, h.284 Beberapa waktu lalu diberitakan di Tangerang seorang ibu berusia 90 tahun digugat Rp 1 miliar oleh anak kandungnya. Bukannya hidup nyaman dan tenang dengan anak cucu, dia malah didugat oleh anak kandung dan menantunya sebesar Rp 1 miliar ke Pengadilan Negeri PN Tangerang atas kasus sengketa tanah. Janda delapan anak tersebut digugat anak keempatnya, Nurhana dan suaminya Nurhakim. Selain gugatan materil sebesar Rp 1 miliar sebagai ganti rugi, Fatimah juga digugat untuk pergi dari lahan yang kini dijadikan tempat tinggalnya. 8 Ironis sekali melihat apa yang terjadi dalam sebagaian masyarakat kita yang mengalami krisis moral, etika dan budi pekerti. Sudah sepatutnya kita membutuhkan tontonan bermutu yang akan menjadi tuntunan kita dalam bagaimana kita memposisikan diri dan bagaimana kita bertingkah laku terhadap orang tua. Yang menarik mengenai respon tentang film ini adalah belum genap seminggu sejak film yang diadaptasi dari buku Oka Aurora berdasarkan kisah Ustadz Ahmad Alhabsyi itu tayang, sudah muncul rumor bahwa film ini merupakan produk Syiah. Ada Surga di Rumahmu dianggap beraliran Syiah. Adit, selaku sutradara membantah dan menilai rumor tersebut mengada-ngada. Adit bukan tidak tahu adanya embusan konten Syiah itu berkaitan dengan Mizan yang memproduseri Ada Surga di Rumahmu. Kelompok penerbit buku dan film itu 8 Naomi Trisna, “Ibu 90 Tahun Digugat Rp 1 Miliar oleh Anak Kandungnya”, artikel diakses pada 21 April 2015 dari http:news.liputan6.comread2109268ibu-90-tahun-digugat- rp-1-miliar-oleh-anak-kandungnya disebut-sebut sebagai pentolan Syiah di Indonesia. Di matanya film itu bersifat universal. 9 Ada juga yang menilai tuduhan adanya muatan konten syiah dalam film Ada Surga di Rumahmu bukan hanya berlatar belakang kebencian ideologis, namun juga salah satu upaya untuk menghancurkan umat Islam dari dalam atau hanya didasarkan oleh persaingan bisnis semata. 10 Terlepas isu yang beredar tentang film ini, kehadiran film ini harus diapresiasi oleh seluruh masyarakat. Karena dalam industri perfilman, tema mengenai Birrul Walidain masih tergolong sedikit. Maka sudah saatnya masyarakat kita, khususnya industri perfilman Indonesia menciptakan film-film yang bermutu dan bermoral sebagai warisan nilai-nilai sosial untuk menciptakan masyarakat yang berakhlak mulia. Sebagaimana salah satu fungsi komunikasi menurut Harold D. Lasswell adalah melakukan transformasi warisan sosial kepada generasi berikutnya. 11 Semiotika atau semiologi adalah disiplin ilmu yang mempelajari tanda sign. Dalam kehidupan sehari-hari tanda muncul dalam bentuk yang beraneka ragam, bisa berwujud simbol, lambang, kode, ikon, isyarat, atau sinyal. Film merupakan bidang kajian yang sangat relevan bagi analisis semiotika. Film dibangun dengan tanda-tanda yang bekerja sama dengan baik untuk mencapai efek yang diinginkan. Rangkaian dalam film menciptakan imaji dengan tanda- 9 Rizky Sekar Afrisia, CNN Indonesia, ”Sutradara Buktikan ‘Ada Surga di Rumahmu’ Bukan Film Syiah”, artikel diakses pada 21 April 2015 dari http:www.cnnindonesia.comhiburan20150409161008-220-45455sutradara-buktikan-ada- surga-di-rumahmu-bukan-film-syiah 10 Warsa Tarsono, Madina Online, “Ada Apa di Balik Serangan Terhadap Film Ada Surga di Rumahmu?”, artikel diakses pada 21 April 2015 dari http:www.madinaonline.ids5- reviewada-apa-di-balik-serangan-terhadap-film-ada-surga-di-rumahmu 11 Hafied Cangara, Pengantar Ilmu Komunikasi Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2008, h.59 tanda ikonis, yakni tanda-tanda yang menggambarkan sesuatu. Memang ciri gambar-gambar film adalah persamaannya dengan realitas yang ditunjuknya. Gambar yang dinamis dalam film merupakan ikonis bagi realitas yang di notasikannya. 12 Selain film yang menarik dan mampu menguras emosi penonton, dengan kandungan Birrul Walidain di dalam film ini, film Ada Surga di Rumahmu merupakan film yang tepat untuk menciptakan umat muslim, khususnya generasi muda, yang berakhlak karimah dan berbudi mulia. Mengingat semakin berkurangnya akhlak generasi muda akibat pergeseran budaya dampak dari massifnya globalisasi saat ini. Dengan latar belakang inilah yang membuat penulis tertarik untuk mengambil penelitian dengan judul “Representasi Makna Birrul Walidain Dalam Film Ada Surga di Rumahmu”.

B. Batasan dan Rumusan Masalah

1. Batasan Masalah

Peneliti membatasi penelitian ini dengan pengambilan beberapa adegan dalam film Ada Surga di Rumahmu, yang dianggap memiliki makna simbol pesan-pesan dakwah mengenai “Birrul Walidain” didalamnya baik secara konotatif, denotatif, ataupun mitos.

2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang serta identifikasi masalah di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: 12 Alex, Sobur, Semiotika Komunikasi, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2009, h. 128 a. Bagaimana makna denotasi, konotasi, dan mitos pesan dakwah mengenai “Birrul Walidain” yang terdapat dalam film Ada Surga di Rumahmu? b. Apa pesan moral yang terkandung dalam film Ada Surga di Rumahmu?

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui makna denotasi, konotasi, dan mitos pesan dakwah mengenai “Birrul Walidain” yang terdapat dalam film Ada Surga di Rumahmu. 2. Untuk mengetahui pesan moral yang terkandung dalam film Ada Surga di Rumahmu.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Akademis

Penelitian ini diharapkan dapat menambah khazanah keilmuan serta literatur mengenai kajian semiotik, khususnya semiotika dalam film yang menggunakan pisau analisis model Roland Barthes.

2. Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan bagi para teoritis, praktisi, dan aktivis dakwah, serta bagi para praktisi dalam aktivitas industri film untuk mempertahankan dan menyebarkan nilai-nilai agama secara efektif dan efisien, agar semakin banyak film-film bertema religi yang menarik dan diminati masyarakat. Selain itu diharapkan hasil penelitian ini bermanfaat untuk mengetahui bagaimana membuat film sarat makna dan literature baru untuk mengetahui dan menggali makna yang terdapat dalam sebuah produk media massa, khususnya film dengan menggunakan analisis semiotik.

E. Metodologi Penelitian

1. Paradigma Penelitian

Paradigma merupakan pola atau model tentang bagaimana sesuatu distruktur bagian dan hubungannya atau bagaimana bagian-bagian berfungsi perilaku yang di dalamnya ada konteks khusus atau dimensi waktu. Harmon mendefinisikan paradigma sebagai cara mendasar untuk mempersepsi, berfikir, menilai dan melakukan yang berkaitan dengan sesuatu secara khusus tentang visi realitas. 13 Paradigma pada penelitian ini menggunakan paradigma konstruktivis, yang memandang realitas sosial sebagai sesuatu yang holistikutuh, kompleks, dinamis, penuh makna, dan hubungan gejala bersifat interaktif reciprocal. Penelitian dilakukan pada obyek yang alamiah. Obyek yang alamiah adalah obyek yang tidak dimanipulasi oleh peneliti dan kehadiran peneliti tidak mempengaruhi dinamika pada obyek tersebut. 14

2. Pendekatan Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, 13 Lexy, J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2007, h.49 14 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R D Bandung: Penerbit Alfabeta, 2009,h.8