Tinjauan Umum Semiotika Semiotika

dalam aspek pertama. Jadi petanda merupakan konsep atau apa yang dipresentasikan oleh aspek pertama. Lebih lanjut dikatakannya bahwa penanda terletak pada tingkatan ungkapan level of expression dan mempunyai wujud atau merupakan bagian fisik seperti bunyi, huruf, kata, gambar, warna, objek, dan sebagainya. Petanda terletak pada level of content tingkatan isi atau gagasan dari apa yang diungkapkan melalui tingkatan ungkapan. Hubungan antara kedua unsur ini melahirkan makna. Tanda akan selalu mengacu pada mewakili sesuatu hal benda yang lain. Ini disebut referent. Lampu merah mengacu pada jalan berhenti. Wajah cerah mengacu kepada kebahagiaan. Air mata mengacu pada kesedihan. Apabila hubungan antara tanda dan yang diacu terjadi, maka dalam benak orang yang melihat atau mendengar akan timbul pengertian. 4 Charles Morris memudahkan kita memahami ruang lingkup kajian semiotika yang menaruh perhatian atas ilmu tentang tanda-tanda. Menurut dia, kajian semiotika pada dasarnya dapat dibedakan ke dalam tiga cabang penyelidikan Branches of inquiry yakni sintaktik, semantik dan pragmatik. 5 1. Sintaktik syntactics atau sintaksis syntax: suatu cabang penyelidikan semiotika yang mengkaji “hubungan formal di antara satu tanda dengan tanda-tanda yang lain.” Dengan begitu hubungan- hubungan formal ini merupakan kaidah-kaidah yang mengendalikan 4 Sumbo Tinarbuko, Semiotika Komunikasi Visual, Yogyakarta: Jalasutra, 2013, h.12-13 5 Indiwan Seto Wahyu Wibowo, Semiotika Komunikasi – Aplikasi Praktis Bagi Penelitian dan Skripsi, Jakarta: Penerbit Mitra Wacana Media, 2013, h. 5 tuturan dan iterpretasi, pengertian sintaktik kurang lebih adalah semacam ‘gramatika’. 2. Semantic semantics: suatu cabang penyelidikan semiotika yang mempelajari “hubungan di antara tanda-tanda dengan designate adalah tanda-tanda sebelum digunakan didalam tuturan tertentu. 3. Pragmatik pragmatics: suatu cabang penyelidikan semiotika yang mempelajari “hubungan di antara tanda-tanda dengan interpreter- interpreter atau para pemakainya” – pemakaian tanda-tanda. Pragmatik secara khusus berurusan dengan aspek-aspek komunikasi, khususnya fungsi-fungsi situasional yang melatari tuturan.

2. Konsep Semiotika Roland Barthes

Barthes lahir di Cherbourg, Prancis, pada 12 November 1915 dan meninggal di Paris pada 26 Maret 1980. Barthes adalah kritikus sastra dan social Prancis yang karya-karyanya tentang semiotika, studi formal tentang simbol dan tanda yang dirintis oleh Ferdinand de Saussure, telah membantu perkembangan strukturalisme sebagai salah satu gerakan intelektual yang penting pada abad kedua puluh. Barthes menempuh pendidikan di universitas Paris. Setelah bekerja selama tujuh tahun 1952- 1959 di Centre National de la Ecole Pratique des Hautes Etudes di Paris. Di sini, dia menawarkan sebuah seminar bertajuk “Sosiologi tanda, simbol, dan representasi.” Pada 1976 dia terpilih menjadi orang pertama yang memegang pimpinan “semiologi sastra” di College de France. 6 6 Roland Barthes, Membedah Mitos-mitos Budaya Massa, Jalasutra: Yogyakarta, 2007, h. lviii Pemikiran Barthes tentang semiotika dipengaruhi oleh Saussure. Kalau Saussure mengintrodusir istilah signifier dan signified berkenaan dengan lambang-lambang atau teks dalam suatu paket pesan maka Barthes menggunakan istilah denotasi dan konotasi untuk menunjuk tingkatan- tingkatan makna. 7 Bila Saussure hanya menekankan pada penandaan dalam tataran denotatif, maka Roland Barthes menyempurnakan semiologi pada tingkat konotatif. Barthes juga melihat aspek lain dari penandaan, yaitu “mitos” yang menandai suatu masyarakat. Gambar Peta tanda Roland Barthes 8 Dari peta Barthes di atas terlihat bahwa tanda denotatif 3 terdiri atas penanda 1 dan pertanda 2. Akan tetapi, pada saat bersamaan, tanda denotatif adalah juga penanda konotatif I. Dengan kata lain, hal tersebut merupakan unsur material: tanda “singa”, berkonotasi seperti harga diri, kegarangan, dan keberanian. 9 a. Makna Denotasi 8 Indiwan Seto Wahyu Wibowo, Semiotika Komunikasi – Aplikasi Praktis Bagi Penelitian dan Skripsi, Jakarta: Penerbit Mitra Wacana Media, 2013, h. 22 9 Alex Sobur, Semiotika Komunikasi, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009, h. 69 1. Signifier 2. Signified 3. Sign I. SIGNIFIER II. SIGNIFIED III. SIGN Langue code MYTH Makna denotasi adalah makna tingkat pertama yang bersifat objektif yang dapat diberikan terhadap lambang-lambang, yakni mengaitkan secara langsung antara lambang dengan realitas atau gejala yang ditunjuk. 10 Denotasi dalam pandangan barthes merupakan tataran pertama yang maknanya bersifat eksplisit, langsung, dan pasti. Denotasi merupakan makna yang sebenar-benarnya, yang disepakati bersama secara sosial, yang rujukannya pada realitas. 11 Denotasi merupakan sistem imaji yang memiliki ‘aliran’ sintagmatis. Artinya pada lapisan denotasi bersifat sintagma yang selalu identik dengan ujaran dan ‘wacana’ ikonik yang menaturalisasikan simbol-simbol. 12 b. Makna Konotasi Kemudian makna konotasi adalah makna-makna yang dapat diberikan pada lambang-lambang dengan mengacu pada nilai-nilai budaya yang karenanya berada pada tingkatan kedua. 13 Tanda konotatif merupakan tanda yang penandanya mempunyai keterbukaan makna atau makna yang implisit, tidak langsung, dan tidak pasti, artinya terbuka kemungkinan terhadap penafsiran- penafsiran baru. Dalam kerangka Barthes, konotasi identik dengan operasi ideologi yang disebutnya sebagai ‘mitos’ dan berfungsi untuk 10 Pawito, Penelitian Komunikasi Kualitatif, Yogyakarta: LkiS, 2007, h. 163 11 Nawiroh Vera, Semiotika dalam Riset Komunikasi, Bogor: Penerbit Ghalia Indonesia, 2014, h.28 12 Roland Barthes, ImajiMusikTeks, Yogyakarta: Jalasutra, 2010, h. 40 13 Pawito, Penelitian Komunikasi Kualitatif, Yogyakarta: LkiS, 2007, h. 163