5 Analisis Data 5.1 Diagram profil pohon 5.2 Aktivitas harian dan perilaku bergerak 5.3 Jelajah harian dan wilayah jelajah

lokasi tidur selanjutnya pada pukul 16.00 – 17.25 WIB. Dalam setiap enam hari pengamatan setiap minggunya, pembagian waktu pengamatan dilakukan tiga hari pengamatan untuk kelompok A dan tiga hari pengamatan untuk kelompok B. Sedangkan pada saat hari keenam setiap minggunya, pengamatan dilakukan setengah hari. Sehingga pada saat peralihan jadwal dari kelompok A ke kelompok B atau sebaliknya posisi pohon tidur sebelumnya tidak diketahui. Pengambilan data titik koordinat geografi posisi owa jawa dalam melakukan setiap aktivitas hariannya dilakukan ketika owa jawa mulai melakukan aktivitas harian seperti aktivitas makan, berisitirahat dan sosial khususnya ketika kelompok studi owa jawa menempati suatu pohon untuk beraktivitas. Pengambilan data posisi dilakukan pada setiap owa jawa berada pada satu pohon untuk melakukan aktivitas dan pada setiap owa jawa berpindah ke pohon berikutnya untuk melakukan aktivitas dalam satu pohon.

3. 5 Analisis Data

3. 5.1 Diagram profil pohon

Dari diagram profil tajuk dapat diketahui stratifikasi vegetasi di habitat owa jawa Soerianegara dan Indrawan 1998, yaitu : a. Strata A : Lapisan teratas, pohon – pohon yang tinggi total 30 m ke atas b. Strata B : Pohon – pohon dengan tinggi total 20 – 30 m. c. Strata C : Pohon – pohon dengan tinggi total 4 – 20 m.

3. 5.2 Aktivitas harian dan perilaku bergerak

Data kemudian akan disajikan dan dianalisis secara deskriptif dalam bentuk pemaparan hasil serta secara kuantitatif. Penyajian secara deskriptif dilakukan untuk menguraikan perilaku bergerak yang dilakukan owa jawa. Penyajian persentase dan grafik untuk mengGambarkan proporsi aktivitas bergerak. Metode One-Zero digunakan untuk mendapatkan persentase dan durasi perilaku bergerak makro dan mikro yang diamati dengan menghitung jumlah perilaku sejenis yang dilakukan oleh setiap individu X dalam n jam berbanding dengan jumlah perilaku yang diamati dalam n jam pada individu tersebut Y. Persentase perilaku .

3. 5.3 Jelajah harian dan wilayah jelajah

Untuk mendapatkan informasi pergerakan harian dan wilayah jelajah owa jawa, data yang berhasil dikumpulkan melalui identifikasi titik posisi owa jawa yang berupa file gpx di-upload ke dalam ArcGIS 9.3 untuk dijadikan file shp. Selanjutnya dengan ekstensi X-tool pada ArcGIS 9.3 dilakukan pengukuran jarak antar point data posisi yang terkumpul setiap hari, namun sebelumnya data posisi telah dipisahkan terlebih dahulu setiap ulangannya. Wilayah jelajah owa jawa dianalisis secara kuantitatif dan deskriptif kualitatif. Analisis kuantitatif penghitungan luas wilayah jelajah dilakukan dengan mengunggah seluruh data koordinat posisi masing-masing kelompok studi dalam bentuk file database ke ArcGIS 9.3, kemudian dianalisis dengan menggunakan ekstensi Hawstool v. 3.6 yang dioprasikan melalui ArcGIS 9.3. luas wilayah jelajah ditentukan dengan menggunakan metode MCP Minimum Convex Polygon dan FK Fixed Kernel Barlow et al 2011 diacu dalam Priatna 2012. MCP merupakan metode tertua yang telah umum digunakan dalam memperkirakan daerah jelajah satwa Sankar et al 2010. Metode ini menghubungkan titik – titik koordinat terluar tempat owa jawa beraktivitas. Pendugaan luas jelajah dengan FK memberikan hasil yang lebih baik daripada MCP Nilsen et al. 2001 diacu dalam Priatna 2012. Pendugaan luas daerah jelajah pada penelitian ini dihitung berdasarkan metode FK 95 . Analisis deskriptif kualitatif dilakukan dengan menggunakan peta wilayah jelajah dugaan dua kelompok studi owa jawa yang telah ditumpang tindih dengan peta digital kontur dan sungai RBI Rupa Bumi Indonesia Taman Nasional Gunung Halimun Salak serta menggunakan data hasil pengamatan terhadap posisi owa jawa dalam strata tajuk pada saat beraktivitas. Pendugaan luas daerah jelajah sebenarnya dilakukan dengan analisis tiga dimensi measure volume cut and fill yang terdapat dalam software Global Mapper v.11. Analisis tersebut dilakukan dengan analisis cut and fill seluruh polygon hasil analisis berdasarkan metode MCP dan FK 95 yang ditumpang tindih dengan DEM citra landsat kawasan Taman Nasional Gunung Halimun Salak kemudian dicari luas polygon tersebut. Hal ini dilakukan dengan tujuan agar 3Dimensi 2Dimensi Extention Hawstool pendugaan luas wilayah jelajah owa jawa sebenarnya dilapang dapat diketahui dengan mempertimbangkan kontur yang terdapat di lapangan.

3. 5.4 Diagram alur pemetaan wilayah jelajah