2.1.4 Aktivitas harian
2.1.4. 1 Aktivitas bersuara
Aktivitas owa jawa diawali dengan bersuara disertai pergerakan akrobatik sebelum mencari pakan Rinaldi 1999. Pada pagi hari, owa jawa akan
mengeluarkan suara berupa lengkingan nyaring yang disebut morning call, dengan durasi antara 10
–30 menit. Suara owa jawa dapat diidentifikasi hingga radius 500
–1.500 m. Suara yang dapat diidentifikasi adalah suara betina untuk menandai teritorinya, suara jantan ketika bertemu dengan kelompok lainnya, suara
antar individu ketika terjadi konflik, dan suara anggota kelompok ketika melihat bahaya Geissman et al. 2005.
2.1.4. 2 Aktivitas beristirahat
Pohon tidur adalah jenis pohon yang digunakan owa jawa sebagai tempat beristirahat, tidur dan tempat berlindung dari predator. Kelompok famili
owa akan melakukan perpindahan pohon tidur secara berkala. Jantan dan betina tidur pada pohon yang berbeda. Pada saat berada di pohon tidur, owa tidak akan
bersuara untuk menghindari bahaya Islam Feeroz 1992. Setelah melakukan jelajah harian, owa jawa akan kembali ke pohon tidur beberapa jam sebelum
matahari terbenam, dan tinggal di pohon tersebut sampai kira-kira 14 –17 jam.
Biasanya betina dewasa dan bayi menuju pohon tidur terlebih dahulu, diikuti anak yang beranjak dewasa dan terakhir jantan dewasa.
Iskandar 2008 menyatakan bahwa di TN Gunung Gede Pangrango terdapat sekitar 17 jenis vegetasi yang merupakan tempat tidur owa jawa yang
tergolong kedalam 7 famili. Pohon tidur owa jawa tersebut adalah teureup Artocarpus elasticus, rasamala Altingia excelsa, kondang Ficus variegata,
Afrika Maesopsis eminii, dan manggong Macaranga rhizinoides. Pada umumnya vegetasi yang dimanfaatkan owa jawa sebagai pohon
pakan dan pohon tidur adalah vegetasi tingkat pohon. Hal tersebut disebabkan pola hidup owa jawa yang bersifat arboreal dengan memanfaatkan strata pohon
tengah dan atas Iskandar 2007.
2.1.4. 3 Aktivitas makan
Pola makan primata umumnya dibagi kedalam tiga kategori berdasarkan kuantitas jenis pakan yang dikonsumsinya yaitu frugivorus banyak
memakan buah, folivorus banyak memakan dedaunan dan insectivorus banyak memakan serangga Rowe 1996.
Pohon tempat aktivitas owa jawa dapat dibedakan menjadi pohon pakan dan pohon tidur. Pohon pakan adalah jenis pohon yang dimanfaatkan owa jawa
sebagai pakan. Bagian pohon yang biasanya dimanfaatkan adalah buah, daun, bunga dan hewan-hewan kecil serangga, ulat dan rayap. Kelompok famili owa
pada umumnya mengonsumsi buah matang dalam proporsi yang tinggi. Persentase jenis pakan tertinggi adalah buah-buahan matang 61, dedaunan
38 dan bunga 1 Kappeler 1984. Sekitar 44 jenis pohon pakan owa jawa yang terdapat di TN Gunung
Gede Pangrango, yang merupakan anggota dari 24 famili. Pohon pakan tersebut adalah rasamala Altingia excelsa, kayu afrika Maesopsis eminii, teureup
Artocarpus elasticus, saninten Castanopsis argentea dan puspa Schima wallichii Iskandar 2008. Di Taman Nasional Ujung Kulon setidaknya terdapat
27 jenis tumbuhan sumber pakan bagi owa jawa Rinaldi 1999. Bagian vegetasi yang dijadikan makanan owa jawa adalah daun muda, buah dan bunga.
2.1.4. 4 Kelompok sosial
Sebagaimana owa lainnya, owa jawa hidup berpasangan dalam system keluarga monogami. Dalam kelompok owa terdapat sepasang individu
dewasa,termasuk satu bayi infant 0-2 atau 2,5 tahun, satu anak juvenil 2-4 tahun, pergerakan tetap dipantau induknya, satu remaja adolescent 4-6 tahun,
ukuran tubuh tidak sama dengan individu dewasa, dan satu pra remaja sub adult lebih dari 6 tahun, pertumbuhan lengkap tapi belum matang kelamin Leighton
1986. Individu yang sudah mulai dewasa dihalau dari koloni untuk membentuk koloni baru dengan pasangannya Supriatna Wahyono 2000.
Masa hamil owa jawa berkisar antara 197-210 hari, dengan jarak kelahiran anak yang satu dengan yang lainnya berkisar 3-4 tahun, dan umumnya
owa jawa dapat hidup hingga 35 tahun Supriatna Wahyono 2000. Secara umum primata sebagian besar hidup secara berkelompok, paling
sedikit 2-3 individu hidup dalam kelompok yang dikenal sebagai keluarga. Pada umumnya kelompok ini merupakan kelompok primata monogamus sistem kawin
dengan satu jantan dan satu betina, di Indonesia sendiri jenis primata yang hidup
dengan pola perkawinan ini adalah owa jawa. Berbeda hal nya dengan owa jawa terdapat jenis primata lain yang hidup dalam kelompok besar seperti bekantan,
simpai dengan pola perkawinan harem satu jantan dengan banyak betina atau banyak jantan dengan banyak betina seperti pada Macaca fascicularis. Bentuk
pengkayaan yang menempatkan individu-individu dalam satu kandang yang sama atau penempatan boneka indukan betina bagi bayi primata yang kehilangan induk
betinanya merupakan suatu bentuk pengkayaan sosial yang dimaksudkan untuk menciptakan kondisi kandang yang hampir mirip dengan kondisi alaminya
sehingga berbagai aktivitas sosial seperti bermain, kawin, memelihara dan meminta dipelihara termasuk didalamnya grooming dapat dilakukan oleh
individu-individu dalam kelompok tersebut.
2.1. 5 Perilaku lokomotor dan postur