2 Aktivitas makan Tipe postur gantung
Kombinasi tipe dan kelajuan lokomotor yang dilakukan owa jawa dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor eksternal dan faktor internal. Faktor
internal yaitu faktor yang berasal dari individu owa itu sendiri seperti kesehatan owa jawa. Sedangkan faktor eksternal yaitu faktor yang berasal dari luar seperti
jarak antar pohon, ketersediaan pakan, cuaca, suhu, kondisi arsitektur pohon dan profil pohon serta gangguan baik dari kelompok owa jawa lain maupun dari
predator.
5. 5.2 Aktivitas makan
Menurut Kappeler 1984, pakan owa jawa terdiri dari buah, daun, kuncup bunga, serangga dan madu. Owa jawa termasuk suku Hylobatidae yang
merupakan primata frugivora dengan kompisi pakan utama adalah buah-buahan masak yang juga diselingi dengan memakan daun, bunga, serangga dan madu.
Owa jawa mendapatkan asupan air mineral dari buah masak yang dimakan dan dari air yang terdapat di atas daun serta lubang-lubang batang pohon dengan
menyusupkan telapak tangan kemudian meminum air yang berada di telapak tangan. Aktivitas makan memiliki proporsi persentase sebesar 34 dari seluruh
aktivitas harian utama yang dilakukan owa jawa. Pada dasarnya satwa akan memilih makanan yang banyak mengandung
nutrisi. Satwa biasanya tidak akan memilih makanan yang mengandung bahan penyusun yang relatif sukar dicerna dan mengandung komponen sekunder seperti
tannin dan felonik yang bersifat mengikat nutrisi dan mengandung racun yang berbahaya Dunbar 1988 diacu dalam Nurcahyo 1999. Persentase makan daun
lebih kecil dibandingkan makan buah kemungkinan karena owa jawa mengalami kesulitan untuk mencerna kandungan serat daun, seperti yang dinyatakan oleh
Gittin Raemackers 1980 diacu dalam Nurcahyo 1999 bahwa untuk mengekstrasi daun tua dibutuhkan banyak energi yang diperlukan adanya
fermentase oleh organisme simbiosis di dalam usus untuk memecah serat menjadi karbohidrat. Terkait dengan pola makan satwa frugivorous, Fleagle 1988
menyatakan bahwa sebagai satwa frugivorous, kelompok Hylobates mempunyai sistem pencernaan monogastrik, sehingga tidak mampu mencerna sumber pakan
dengan kandungan serat yang tinggi.
Cara makan dibagi menjadi dua kelompok, yaitu makan sambil melakukan pergerakan dan makan tanpa melakukan aktivitas lainnya stationer. Kedua cara
makan tersebut dilakukan secara bergantian dan kadang – kadang diselingi oleh
aktivitas lainnya. Cara makan dengan melakukan pergerakan dimaksudkan bahwa terkadang owa melakukan aktivitas lain selama aktivitas makan seperti aktivitas
bermain antara individu dewasa dengan bayi infant, istirahat sejenak bahkan aktivitas bersuara. Sedangkan, cara makan tanpa melakukan aktivitas lainnya
dimaksudkan bahwa owa selama aktivitas makan hanya pada posisi duduk, berdiri dan bergelantungan tanpa melakukan aktivitas lain kecuali bergerak untuk
kembali mengambil pakan. Pergerakan lokomotor yang dilakukan owa jawa selama aktivitas makan
yaitu berjalan secara bipedal dan quadropedal, melompat, memanjat, dan brakhiasi. Lokomotor yang dilakukan owa jawa selama aktivitas makan dari
frekuensi terbesar berturut-turut yaitu brakhiasi 46,67 - 60, berjalan secara bipedal 22,22 - 30, memanjat 10 - 16,22 dan melompat 0
– 7,94 Gambar 11.
Tipe lokomotor brakhiasi memiliki frekuensi terbesar dari tipe lokomotor lainnya karena tipe lokomotor ini selain karena ukuran tungkai depan nya yang
panjang juga untuk memudahkan owa jawa bergerak melalui ranting-ranting pohon untuk mencapai pakan yang sulit dicapai. Tipe lokomotor berjalan secara
bipedal dilakukan owa jawa apabila sumber pakan mudah dicapai hanya dengan berjalan diatas cabang pohon yang cenderung datar dan horizontal. Selain itu, tipe
lokomotor berjalan secara bipedal juga dilakukan setelah owa jawa mendapat pakannya kemudian memilih posisi duduk untuk memakan pakan tersebut. Tipe
lokomotor memanjat secara vertical baik ke atas maupun ke bawah dilakukan owa jawa ketika pakan yang akan dicapai berada pada posisi diatas tajuk atau pada
batang pohon utama buah dan daun liana, sedangkan tipe lokomotor melompat dilakukan ketika pakan yang akan dicapai berada jauh di bawah posisi awal
sehingga memudahkan dan mempercepat owa menggapai pakan tersebut. Selain itu, tipe lokomotor melompat dilakukan ketika pakan yang akan dicapai berada
pada pohon pakan disekitar pohon dimana posisi awal owa berada. Sehingga tipe
lokomotor yang dilakukan owa jawa selama aktivitas makan dipengaruhi oleh kondisi dan keberadaan pakan pada pohon pakan.
Postur makan owa jawa yaitu duduk, berdiri dan bergelantungan. owa menggunakan kedua tangannya untuk mengambil makanan. Secara owa
memeriksa makanannya terlebih dahulu dengan cara mencium - cium dan mencicipi makanannya sebelum dimasukkan kedalam mulut. Apabila buah yang
diambil belum matang maka owa akan memakan sebagian dan kemudian membuang buah tersebut. Frekuensi tipe postur yang dilakukan owa jawa selama
aktivitas makan dari yang terbesar sampai yang terkecil secara berturut-turut yaitu duduk sebesar 47,37 - 70,14 , bergelantungan 28 - 50,88 dan berdiri
sebesar 0,53 - 3,40 Gambar 13 . Postur duduk merupakan tipe postur dengan frekuensi terbesar selama
melakukan aktivitas makan. Persentase duduk yang besar mungkin dilakukan untuk memberi kesempatan lambung memfermentasikan makanan dalam
pencernaan Bismark 1986 diacu dalam Nurcahyo 1999.
a b
Gambar 14 Postur aktivitas makan a menggantung, b duduk.
5. 5.3 Aktivitas istirahat