Klasifikasi dan taksonomi Morfologi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Bio Ekologi Owa Jawa

2.1.1 Klasifikasi dan taksonomi

Berdasarkan Napier dan Napier 1967, owa jawa Hylobates molloch Audebert 1798, diklasifikasikan sebagai berikut: Kerajaan : Animalia Filum : Chordata Sub filum : Vertebrata Kelas : Mamalia Ordo : Primata Famili : Hylobatidae Genus : Hylobates Spesies : Hylobates moloch Audebert 1798. Owa jawa dalam bahasa Inggris disebut javan gibbon atau silvery gibbon, sedangkan nama lokalnya adalah owa atau wau-wau kelabu. Arti kata hylobates menurut Nowak 1999 adalah penghuni pohon, oleh karena itu ketangkasan genus ini dikenal melebihi satwa lain pada saat bergerak dari satu pohon ke pohon lainnya.

2.1.2 Morfologi

Menurut Napier dan Napier 1967, owa jawa adalah salah satu satwa primata yang termasuk dalam kelompok kera dengan ukuran tubuh yang kecil. Tungkai tangan lebih panjang dibandingkan dengan tungkai kaki, tidak berekor dan pada bagian pantat terdapat kulit tebal ischial callosities yang terpisah. Seluruh tubuh ditutupi oleh rambut dengan warna bervariasi dari hitam, abu-abu keperakan, coklat kemerahan dan coklat kekuningan. Bagian wajah, telapak tangan dan telapak kaki tidak berambut dan berwarna hitam. Warna rambut owa jawa bersifat monokromatik artinya warna rambut dari bayi hingga dewasa tidak mengalami perubahan. Menurut Supriatna 2000, tubuh owa jawa ditutupi rambut yang berwarna kecoklatan sampai keperakan atau kelabu. Gambar 1 Owa jawa Hylobates moloch. Owa jawa jantan dewasa memilki berat berkisar antara 4300 –7928 gram sedangkan betina dewasa 4100 –6800 gram. Panjang badan dan kepala berkisar antara 400 –635 mm untuk jantan dewasa dan 403–635 mm untuk betina dewasa Napier Napier 1967. Menurut Supriatna dan Wahyono 2000, berat tubuh jantan dewasa berkisar 4 –8 kg dan betina dewasa antara 4–7 kg, panjang tubuh jantan dan betina dewasa berkisar antara 75 –80 cm. Genus Hylobates merupakan primata tidak berekor, memiliki kepala kecil dan bulat, hidung tidak menonjol, rahang kecil, rongga dada pendek tetapi lebar, rambut tebal dan halus. Owa jawa memiliki gigi seri kecil dan sedikit ke depan, sehingga memudahkan untuk menggigit dan memotong makanan. Gigi taring panjang dan berbentuk seperti pedang yang berfungsi untuk mengigit dan mengupas makanan. Gigi geraham atas dan bawah untuk mengunyah makanan Napier Napier 1967. Berdasarkan ukuran tubuh dan perkembangan perilakunya, Kappeler 1984 membagi Owa jawa ke dalam 4 kelas umur, yaitu sebagai berikut : 1. Bayi infant : 0-18 bulan, individu dengan ukuran tubuh sangat kecil, masih dibawa dan digendong oleh induk betinanya. 2. Anak-anak juvenille : 18 bulan-5 tahun, individu yang belum tumbuh dengan maksimal, warna bulu mendekati dewasa, mampu melakukan perjalanan sendiri, tetapi cenderung masih dekat dengan induk. 3. Pra-dewasa sub-adult : 5-7 tahun, individu dengan perkembangan hampir maksimal, masih tinggal dalam kelompok tetapi lebih sering memisahkan diri dan belum matang secara seksual. 4. Dewasa adult : 7 tahun, individu yang telah memiliki ukuran tubuh maksimal, dan hidup berpasang-pasangan.

2.1.3 Habitat dan penyebaran