44 tempat lain. Secara tidak langsung, kegiatan ini juga menyebabkan nama Estie’s
Orchid terangkat sehingga semakin banyak orang yang mengetahui bibit anggrek
Dendrobium hasil produksi pembibitan ini. Strategi pemasaran yang dilakukan
sudah tepat dan efektif karena tanpa biaya yang berlebihan mampu mendukung penjualan produk hingga terserap pasar seluruhnya.
Berdasarkan hasil analisis di atas dapat dinyatakan bahwa usaha pembibitan kompot anggrek Dendrobium layak untuk dilaksanakan karena telah
memenuhi kriteria kelayakan, yaitu: 1 Jumlah permintaan pasar terhadap bibit kompot anggrek masih lebih tinggi
dibandingkan jumlah produksi yang dihasilkan oleh perusahaan. 2 Perusahaan memiliki program atau strategi pemasaran yang jelas dan efektif
yang dapat mendukung pencapaian penjualan perusahaan yang lebih tinggi Husnan dan Muhammad, 2000
terdapat peluang pasar yang cukup besar sehingga bibit kompot yang dihasilkan dapat terserap oleh pasar. Pada bauran pemasaran pun tidak terdapat masalah yang
dapat mengganggu jalannya proses pemasaran.
6.2 Aspek Teknis
Aspek teknis merupakan aspek yang berkaitan dengan penyediaan sarana produksi, proses budidaya, proses menghasilkan output, hingga penanganan pasca
panen. Analisis aspek teknis pada pembibitan kompot anggrek Dendrobium perlu dikaji beberapa hal yaitu :
1. Lokasi Usaha Lokasi usaha pembibitan kompot anggrek Dendrobium Estie’s Orchid
terletak di Desa Meruyung Kecamatan Limo. Lokasi pembibitan kompot ini dipilih berdasarkan beberapa pertimbangan yaitu :
a. Ketersediaan Input Pada unit usaha pembibitan kompot anggrek ini terdapat beberapa
input yang digunakan antara lain bibit botolan anggrek Dendrobium, media tanam, pupuk dan fungisida. Bibit botolan diperoleh dari unit
laboratorium kultur jaringan Estie’s Orchid yang sudah ada sebelumnya, selain itu bibit botolan juga dapat diperoleh dari laboratorium kultur
45 jaringan Sanderiana Orchid yang terletak di Kecamatan Sawangan yang
bersebelahan dengan Kecamatan Limo. Sarana produksi lain yang dibutuhkan dipasok dari beberapa toko saprodi yang ada di daerah Parung
dan sudah menjadi langganan sehingga dapat menjaga kontinuitas dan kualitas input yang dibutuhkan. Estie’s Orchid membutuhkan 2160 bibit
botolan per tahun, 216 karung arang per tahun dan 108 karung media tanam pakis. Namun, media tanam pakis ketersediaannya semakin
berkurang, sehingga Estie’s
Orchid mulai
mempertimbangkan menggantinya dengan media tanam sabut kelapa, selain ketersediaannya
yang melimpah harganya juga lebih murah yaitu Rp 100.000,00 per satu mobil bak terbuka. Daerah Parung dipilih karena relatif dekat dengan
lokasi usaha sehingga memudahkan dalam pengangkutan input yang dibutuhkan, selain itu harga yang lebih rendah juga menjadi
pertimbangan sehingga dapat meminimalkan biaya produksi. Lokasi usaha dapat dinyatakan tepat karena menjamin ketersediaan input yang
dibutuhkan dalam proses produksi. b. Letak Pasar yang Dituju
Output yang dihasilkan oleh unit pembibitan kompot adalah bibit kompot anggrek Dendrobium yang akan dijadikan bibit segmentasi
tanaman anggrek selanjutnya oleh petani anggrek lain di sekitar Depok dan Jakarta. Bibit kompot hasil produksi Estie’s Orchid telah memiliki
beberapa konsumen yang menjadi pelanggan tetap diantaranya petani anggota kelompok tani Makmur Orchid bentukan Pak Wagiman sendiri
di Kecamatan Limo, Taman Mini, Taman Anggrek Ragunan dan petani anggrek lainnya di wilayah Kota Depok. Bahkan permintaan dari Taman
Anggrek Ragunan belum dapat terpenuhi seluruhnya. Jarak antara lokasi pembibitan ini dengan pasar yang dituju tidak terlalu jauh sehingga akses
terhadap pasar dapat dilakukan dengan baik dan memudahkan pembibitan kompot Estie’s Orchid dalam proses pemasaran baik dalam
pengantaran pesanan bibit kompot maupun memudahkan konsumen datang ke lokasi pembibitan kompot. Lokasi usaha dinyatakan tepat
46 karena letak pasar yang dituju dapat diakses dengan mudah dan mampu
menyerap semua produk yang dihasilkan. c. Ketersediaan Air dan Listrik
Pembibitan kompot ini membutuhkan banyak air untuk berbagai keperluan terutama kebutuhan untuk penyiraman bibit tanaman sehingga
Estie’s Orchid perlu mempertimbangkan ketersediaan air di lokasi
pembibitan. Air yang digunakan di unit pembibitan kompot ini berasal dari air sumur dan ditampung dalam tangki. Daerah ini memiliki
ketersediaan air yang baik dan belum pernah mengalami kekeringan. Usaha pembibitan kompot anggrek juga membutuhkan ketersediaan
listrik yang baik terutama untuk penerangan aktivitas di malam hari dan suplay cahaya bagi tanaman pada malam hari. Meskipun lokasi usaha
dekat dengan persawahan, namun daerah ini telah dialiri listrik yang cukup memadai dan tidak pernah terjadi pemadaman listrik yang
dilakukan secara sengaja oleh pihak PLN. Lokasi usaha dinyatakan tepat karena menjamin ketersediaan air dan listrik yang sangat berperan
penting dalam proses produksi. d. Ketersediaan Tenaga Kerja
Suplai tenaga kerja bagi usaha pembibitan tidak mengalami masalah. Tenaga kerja usaha pembibitan terdiri dari pihak keluarga dan
warga sekitar lokasi usaha pembibitan. Saat ini unit pembibitan kompot Estie’s Orchid
mempekerjakan dua orang karyawan. Berdasarkan wawancara kepada karyawan Estie’s Orchid, turn over pergantian
pekerja hampir tidak ada karena suasana dan budaya kerja di Estie’s Orchid
sangat kekeluargaan yang membuat nyaman para pekerja, sehingga perekrutan jarang dilakukan. Tenaga kerja pada unit
pembibitan kompot tidak sulit diperoleh karena kriteria untuk perekrutan tenaga kerja mudah yaitu tekun, rajin, ulet, dapat dipercaya dan mau
belajar mengingat usaha budidaya bibit kompot anggrek ini membutuhkan teknik budidaya yang intensif agar bibit yang dihasilkan
berkualitas dan persentase kematiannya tidak tinggi. Tingkat pendidikan terakhir juga tidak menjadi kriteria yang dipertimbangkan. Lokasi usaha
47 dinyatakan tepat karena menjamin tersedianya tenaga kerja yang
dibutuhkan dalam proses produksi. e. Sarana dan Prasarana Transportasi
Transportasi digunakan dalam memasarkan output yakni bibit kompot anggrek Dendrobium dan membeli input sehingga perlu juga
menjadi pertimbangan pemilihan lokasi. Kondisi jalan yang melalui lokasi usaha pembibitan kompot anggrek Estie’s Orchid sangat baik
karena merupakan jalan raya yang menghubungkan Kota Depok dengan wilayah Jakarta Selatan dan Kota Bogor. Fasilitas transportasi menuju
sumber input di daerah Parung juga tersedia dengan baik dan dapat ditempuh selama kurang lebih satu jam perjalanan menggunakan
kendaraan bermotor. Begitu juga dengan lokasi pasar tujuan yang sebagian besar berada di wilayah Depok dan Jakarta dapat dengan mudah
diakses. Keberadaaan sarana dan prasarana transportasi yang sudah baik di lokasi usaha ini tentu berdampak baik bagi jalannya usaha, terutama
dalam rangka pemenuhan sarana produksi yang dipasuk dari kabupaten tetangga yaitu Parung, selain itu dampak positif juga berimbas pada
proses pemasaran produk ke pasar tujuan menjadi efektif dan efesien. Lokasi usaha dinyatakan tepat karena sarana dan prasarana transportasi
tersedia dengan baik di lokasi usaha ini sehingga mampu mendukung kegiatan bisnis perusahaan.
Pemilihan lokasi usaha pembibitan sudah tepat karena beberapa variabel yang dipertimbangkan telah memenuhi kriteria agar mampu menunjang
pelaksanaan usaha tersebut. Hal ini dicirikan dengan tersedianya input yang dibutuhkan dalam proses produksi baik dalam hal jumlah maupun
kemudahan mengakses input tersebut, jelasnya pasar mana saja yang dituju untuk menyerap semua produk yang dihasilkan, tersedianya listrik dan air
yang menjamin lancarnya proses produksi, tersedianya tenaga kerja yang dapat direkrut jika dibutuhkan, dan sarana-prasarana transportasi yang
tersedia dengan baik sangat memudahkan kegiatan mobilitas yang dilakukan perusahaan baik input maupun output.
48 2. Luas Produksi
Luas produksi dapat dilihat dari jumlah produk yang sebaiknya diproduksi untuk mencapai keuntungan maksimum. Salah satu hal yang
mempengaruhi penentuan luas produksi adalah batasan permintaan. Permintaan bibit kompot Estie’s Orchid rata-rata mencapai 397 pot per bulan
sedangkan jumlah penawaran unit pembibitan kompot Estie’s Orchid lebih rendah dari jumlah permintaan tersebut sehingga unit pembibitan kompot
berusaha untuk meningkatkan luas produksi dengan melakukan penambahan investasi berupa greenhouse dengan kapasitas 720 pot agar jumlah bibit
kompot yang dihasilkan dapat memenuhi permintaan. Namun setelah penambahan greenhouse bibit kompot yang dapat dijual masih belum
memenuhi jumlah permintaan. Hal ini yang membuat perusahaan terus mengupayakan menambah luas produksinya.
3. Proses Produksi Penjualan bibit kompot bersifat kontinu artinya bibit kompot ini
dihasilkan setiap bulan sehingga penjualan juga terjadi setiap bulan. Proses produksi yang diterapkan di pembibitan ini merupakan proses produksi yang
kontinu. Dengan pola tanam yang telah diatur sehingga membentuk suatu siklus yang tetap maka jumlah bibit kompot dapat dihasilkan setiap bulan dan
secara kontinu. Greenhouse
merupakan tempat yang digunakan untuk budidaya bibit kompot anggrek untuk mendapatkan kondisi mikro agroklimat yang optimal
bagi pertumbuhan dan perkembangan bibit tanaman anggrek, selain itu juga untuk melindungi tanaman dari sinar matahari yang berlebihan dan curahan
hujan. Anggrek Dendrobium membutuhkan intensitas cahaya matahari yang diterima sekitar 35-45 persen. Saat ini pembibitan kompot Estie’s Orchid
memiliki dua buah greenhouse dengan luasan yang berbeda. Greenhouse pertama memiliki luas 11,5 m x 8 m dengan kapasitas 1080 pot, kemudian
dibangun greenhouse ke dua dengan luas 12 m x 5 m dengan kapasitas 720 pot. Proses budidaya bibit kompot anggrek memang membutuhkan
ketelatenan, keterampilan, ketelitian dan perhatian lebih. Proses pembibitan
49 kompot anggrek Dendrobium terdiri dari beberapa tahap. Adapun tahapan
proses pembibitan kompot anggrek Dendrobium adalah sebagai berikut : a. Pemilihan Bibit dalam Botol
Pemilihan bibit dalam botol sangat berperan dalam menentukan kualitas bibit kompot yang akan dihasilkan. Menurut Standar Operasional Prosedur
SOP Anggrek Dendrobium Kota Depok, dalam pemilihan bibit botol harus memperhatikan kualitas penyilang. Penyilang harus kompeten dan
memiliki reputasi baik dan memiliki induk terdaftar yang bermutu. Selain itu, bibit dalam botol yang dipilih harus berisi planlet sehat tidak
terkontaminasi. Ukuran planlet seragam, berdaun hijau segar dan tidak ada yang menguning. Planlet tumbuh normal dengan komposisi daun dan akar
yang seimbang serta media dalam botol masih utuh dan tidak hancur. Unit pembibitan kompot Estie’s Orchid memasok bibit dari unit laboratorium
kultur jaringan Estie’s Orchid yang sudah ada sebelumnya, sehingga kualitas dan kontinuitasnya terjamin, karena Pak Wagiman pemilik
Estie’s Orchid merupakan penyilang anggrek yang sudah dikenal baik
kompetensinya dalam peranggrekan di Depok. Menurut pengalaman pekerja di Estie’s Orchid untuk satu pot kompot dibutuhkan satu botol
bibit hasil kultur jaringan. Contoh bibit dalam botol dapat dilihat pada Lampiran 5. Pemilihan bibit dalam botol yang dilakukan sudah tepat
karena memenuhi Standar Operasional Prosedur Anggrek Dendrobium Kota Depok.
b. Penyiapan Media Tanam Media tanam yang baik adalah media tanam yang tidak mudah lapuk,
tidak menjadi sumber bibit penyakit, memiliki aerasi yang baik, mampu mengikat air dan zat makanan dengan baik serta mudah didapatkan dengan
jumlah yang diinginkan. Menurut SOP Anggrek Dendrobium Kota Depok media tanam yang dapat digunakan untuk menanam bibit kompot ada dua
pilihan, yaitu media arang, akar pakis dan media sabut kelapa. Media tanam yang digunakan pada unit usaha pembibitan kompot Estie’s Orchid
adalah arang kayu dan akar pakis. Pemilihan arang kayu berdasarkan kelebihan yang dimilikinya yaitu dapat digunakan di tempat
50 berkelembaban tinggi, kuat dan awet, tidak mudah lapuk dan ditumbuhi
jamur. Sedangkan kelebihan akar pakis yaitu kemampuan menyerap airnya yang tinggi, kuat dan awet, melapuk secara perlahan serta mempunyai
aerasi dan drainase cukup baik. Contoh media pakis dapat dilihat pada Lampiran 5.
Saat ini, banyak gerakan masyarakat yang mewacanakan untuk melakukan pengurangan media pakis sebagai media tanam anggrek karena
jumlah populasinya di alam yang mulai menurun drastis dan adanya pelarangan pengambilan pakis dari alam terutama dari hutan-hutan
lindung. Sebab itu, media tanam alternatif seperti sabut kelapa dapat dipertimbangkan untuk digunakan sebagai pengganti media pakis. Media
sabut kelapa memiliki kelebihan yaitu memiliki daya simpan air sangat baik dan mudah didapat. Kekurangan media sabut kelapa adalah mudah
terdekomposisi dan mudah menjadi sumber penyakit. Estie’s Orchid telah melakukan percobaan melakukan penanaman dengan sabut kelapa, dan
hasilnya memuaskan sehingga pergantian media tanam mulai dilakukan sedikit demi sedikit dalam dua tahun mendatang.
Sebelum media tanam digunakan, dilakukan sterilisasi media tanam dan arang kayu direndam terlebih dulu untuk menghilangkan zat asam arang,
hal ini sudah sesuai dengan SOP Anggrek Dendrobium Kota Depok. Pemilihan pot juga harus diperhatikan, pot harus memiliki aerasi dan
drainase air yang baik karena anggrek menyukai kelembaban udara yang cukup tinggi 70 . Pot tanah yang dapat dipilih adalah pot tanah dengan
diameter 15 cm dan 18 cm untuk penanaman bibit kompot SOP Anggrek Dendrobium
Kota Depok, 2007. Menurut pengalaman pekerja di Estie’s Orchid
satu karung pakis cukup untuk mengisi 20 pot dan satu karung arang cukup untuk mengisi sepuluh pot.
c. Penanaman Penanaman bibit kompot anggrek diawali dengan mengeluarkan planlet
bibit dalam botol agar siap ditanam ke dalam pot. Langkah ini memerlukan ketelatenan yang lebih. Setelah tutup botol dibuka, air bersih
dimasukkan hingga terisi setengahnya. Kemudian botol digoyangkan agar
51 tanaman terlepas dari media dan media menjadi agak hancur. Setelah itu
planlet dikeluarkan satu per satu menggunakan kawat berkait dengan akar menghadap ke mulut botol. Planlet dicuci dalam wadah berisi air bersih
hingga tidak ada lagi agar-agar yang melekat pada planlet. Kemudian planlet yang sudah bersih direndam dalam larutan fungisida selama 1-2
menit dosis satu gram per liter air dan ditiriskan serta diangin-anginkan di atas koran selama 15-30 menit atau sudah tidak ada tetesan air lagi.
Planlet siap ditanam pada pot yang telah berisi media arang sebanyak 23 bagian dasar pot lalu media pakis pada 13 bagian atas pot.
Planlet yang sudah bersih ditanam ke dalam pot dengan jumlah planlet 25-30 planlet dan diberi label tiap kompot dengan nomor atau kode
silangan serta tanggal penanaman, pada periode awal penanaman, penyinaran diperpanjang hingga pukul 22.00 WIB agar pertumbuhannya
lebih cepat, kematian bibit kompot yang memenuhi kategori standar adalah tidak lebih dari lima persen SOP Anggrek Dendrobium Kota
Depok. Planlet ditanam secara teratur dengan cara menimbun akar dengan media akar pakis hingga pot penuh sesuai ukuran tanaman kira-kira berisi
30 planlet kemudian diberi label dengan kode silangan serta tanggal penanaman. Penerapan pola tanam juga harus memperhatikan kapasitas
greenhouse yang ada untuk menjaga kontinuitas produksi. Setiap
greenhouse terdiri dari enam rak untuk meletakkan pot, penanaman
dilakukan setiap bulan untuk mengisi satu rak hingga penuh. Pola tanam bibit kompot di Estie’s Orchid dapat dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4 . Pola Tanam Bibit Kompot Anggrek di Estie’s Orchid
Siklus Bulan
1 2
3 4
5 6
7 8
9 10
11 12
Penanaman
T1 T2 T3 T4 T5 T6 T1 T2 T3 T4 T5
T6
Panen
P1 P2 P3 P4 P5 P6
P1 Keterangan: T-n Tanam rak ke-n
P-n Panen rak ke-n Sumber: Estie’s Orchid 2012
52 Tabel 4 menunjukkan bahwa penanaman dilakukan setiap bulan pada
satu rak saja dengan kapasitas setiap rak yaitu 180 pot. Sedangkan panen pada rak ke-1 baru dilakukan lima bulan kemudian yaitu pada bulan ke
enam dan begitu seterusnya, sehingga setiap bulan dapat dihasilkan bibit kompot 180 pot, namun karena bibit dari dalam botol sangat rentan
terhadap risiko kematian biasanya terjadi penyusutan, menurut pekerja penyusutan yang terjadi rata-rata sebesar lima persen.
d. Pemeliharaan Selama 3-5 hari setelah planlet ditanam, bibit kompot dibiarkan tanpa
perlakuan. Setelah itu disemprot dengan fungisida secara teratur satu kali setiap minggu dengan dosis dua gram per liter air. Pemupukan dilakukan
melalui daun dengan menyemprotkan pupuk daun kandungan nitrogen tinggi dua kali seminggu dengan dosis satu gram per liter air.
Penyemprotan vitamin B1 dilakukan seminggu sekali dengan dosis 0,5 ml per liter air. Penyemprotan menggunakan sprayer gendong ukuran 15 liter
untuk satu greenhouse. Jika ada bibit yang mati atau busuk pada kompot segera pisahkan dari kompot. Namun jika terlihat serangan jamur pada
sebagian besar bibit kompot, seluruh bibit dibongkar dan direndam dengan larutan fungisida kemudian ditanam kembali. Penyiraman dengan air
dilakukan setiap hari menggunakan handsprayer dua kali sehari pada pagi pukul 07.00 – 09.00 dan sore hari pukul 15.00-16.30. Kegiatan
pemeliharaan sudah sesuai dengan SOP Anggrek Dendrobium Kota Depok, karena sebenarnya kegiatan budidaya anggrek Dendrobium di
Estie’s Orchid memang dijadikan dasar validasi dalam pembuatan SOP
Anggrek Dendrobium Kota Depok yang dilakukan Dinas Pertania Kota Depok.
e. Pemanenan Menurut SOP Anggrek Dendrobium Kota Depok pemanenan bibit kompot
anggrek dapat dilakukan setelah umur bibit mencapai empat sampai dengan lima bulan bila menggunakan media sabut kelapa dan lima sampai
dengan enam bulan bila menggunakan media pakis. Pembibitan kompot Estie’s Orchid
melakukan pemanenan ketika bibit kompot sudah berumur
53 lima bulan dengan kondisi perakaran sehat dan warna daun hijau muda.
Pertumbuhan bibit yang sehat ditandai dengan seragamnya ukuran dan warna daunnya yang hijau segar serta tinggi bibit telah mencapai kurang
lebih enam cm. Penanganan pasca panen untuk penjualan bibit kompot adalah pengemasan. Pengemasan baru dilakukan jika sudah ada konsumen
yang mau membeli bibit kompot. Bibit kompot dikeluarkan dari pot bersama dengan medianya kemudian dibungkus dengan kertas koran dan
diberi label nama jenis anggrek Dendrobiumnya dan disusun di dalam kardus.
Proses budidaya yang dilakukan Estie’s Orchid dalam memproduksi bibit kompot anggrek Dendrobium mulai dari pemilihan bibit botolan,
penyiapan media tanam, penanaman, pemeliharaan dan pemanenan sudah tepat karena sudah sesuai dengan apa yang ada di SOP Anggrek Dendrobium
Kota Depok. 4. Layout
Layout pada sebuah usaha adalah proses penataan keseluruhan sumber
daya yang dimiliki oleh perusahaan guna mencapai keseimbangan kegiatan operasi secara efisien. Gambar 3 memperlihatkan layout usaha pembibitan
Estie’s Orchid di lahan seluas 2000 m
2
yang diatasnya terdapat beberapa bangunan untuk mendukung jalannya usaha pembibitan. Unit pembibitan
kompot sendiri hanya seluas 160 m
2
.
54
Gambar 3.
Layout Pembibitan Estie’s Orchid Keterangan :
1. Greenhouse bibit kompot 2. Laboratorium kultur jaringan
3. Serre untuk bibit seedling 4. Rumah kebun
5. Tempat pembakaran pot
Greenhouse merupakan rumah lindung yang digunakan pada
pembibitan kompot Estie’s Orchid. Penggunaan greenhouse bertujuan untuk mendapatkan kondisi mikro agroklimat yang optimal bagi pertumbuhan dan
perkembangan bibit kompot tanaman anggrek. Greenhouse pembibitan kompot anggrek Dendrobium Estie’s Orchid merupakan greenhouse
permanen berukuran 11,5 m x 8 m dengan ketinggian tiga meter dari tanah. Di dalam greenhouse disusun enam buah rak berbahan besi untuk meletakkan
pot bibit kompot. Menurut SOP Anggrek Dendrobium Kota Depok, rak sebaiknya memiliki ketinggian 60-80 cm dari atas tanah dengan lebar 100-
120 cm dan panjangnya menyesuaikan dengan luas greenhouse. Alas rak dibuat dari konstruksi yang memudahkan sirkulasi udara dari dan ke atas
bawah. Jarak antar rak 70 – 100 cm dan permukaan bawah rak bebas dari tumbuhan atau benda lain yang dapat mengganggu sirkulasi udara. Rak yang
digunakan oleh Estie’s Orchid beralaskan kerangka besi yang berbentuk seperti jaring sehingga memudahkan terjadinya sirkulasi udara. Setiap rak
memiliki ukuran yang sama yaitu 600 cm x 110 cm dengan kapasitas 180 pot
U 5
3 1
4 2
3 1
3
55 untuk setiap rak. Keenam rak disusun membujur dari timur ke barat dengan
jarak antar rak 70 cm untuk memudahkan mobilisasi ketika melakukan aktivitas budidaya di dalam greenhouse. Greenhouse juga dilengkapi
penerangan lampu untuk suplai cahaya bagi tanaman pada malam hari. Layout
greenhouse pembibitan kompot Estie’s Orchid dapat dilihat pada Gambar 4.
Gambar 4.
Layout Greenhouse
Layout greenhouse pembibitan kompot dinyatakan sudah tepat,
karena tata letak rak yang mengoptimalkan luas ruang mampu memperlancar arus produk dengan baik. Layout perusahaan secara keseluruhan juga
menunjukkan kemudahan dalam melakukan ekspansi. 5. Pemilihan Jenis Teknologi dan Peralatan
Pembibitan kompot Estie’s Orchid menggunakan peralatan dan teknologi yang sederhana sama dengan usaha pembibitan lainnya. Sebagian
besar peralatan yang digunakan dapat diperoleh di toko peralatan seperti ember, baskom, golok, gunting, pinset dan lain-lain. Pengeluaran bibit
tanaman anggrek dari dalam botol dan menanamnya di pot satu per satu menggunakan pinset. Pinset dipilih untuk memudahkan pengeluaran bibit
tanaman dari dalam botol yang ukuran mulut botolnya memang kecil dan tidak bisa dijangkau dengan tangan. Pinset juga memudahkan penanaman ke
pot karena ukuran bibit dari dalam botol yang berukuran kecil dan menjaga kesterilan bibit tanaman dari kontaminasi jamur.
1 m
70 cm
1 m 70 cm
600 x 110 cm
56 Penyiraman bibit kompot yang dilakukan setiap pagi dan sore hari
menggunakan sprayer gendong agar volume air yang diterima bibit tanaman tidak terlalu banyak, karena air yang terlalu banyak akan membuat bibit
tanaman mudah busuk dan terserang jamur. Begitu juga untuk pemberian pupuk, fungisida dan vitamin menggunakan sprayer gendong.
Pembuangan perakaran bibit tanaman yang sudah keluar dari pot tanaman dapat menggunakan gunting biasa. Selain itu, untuk penghematan
biaya, pot tanah yang sudah digunakan untuk menanam bibit kompot dapat digunakan lagi setelah panen dengan sebelumnya dilakukan pembakaran
kembali pot yang sudah pernah digunakan tersebut. Pemilihan jenis teknologi yang digunakan sudah tepat, karena alat yang digunakan mampu mendukung
kegiatan produksi dengan efektif dan efisien, pekerja dengan mudah dapat menggunakannya dan tidak ada limbah atau kebisingan yang ditimbulkan
akibat penggunaannya. Hasil analisis di atas menyatakan bahwa usaha pembibitan kompot
anggrek Dendrobium secara aspek teknis layak untuk dilaksanakan karena telah memenuhi kriteria kelayakan, yaitu :
1 Lokasi usaha mampu menunjang pelaksanaan usaha tersebut. Hal ini dicirikan dengan ketersediaan input, jarak dengan pasar yang dituju, ketersediaan listrik
dan air, ketersediaan tenaga kerja, dan ketersediaan fasilitas transportasi jalan raya, kendaraan umum, dan lain-lain yang memadai dalam menjamin
kelancaran akses terhadap bahan baku dan akses terhadap pasar yang dituju. 2 Kapasitas produksi sudah melebihi luas produksi minimum yang harus
dicapai. 3 Proses produksi yang sesuai dengan standar operasional prosedur SOP yang
ditetapkan oleh Dinas Pertanian Kota Depok. 4 Layout usaha yang sesuai yang dicirikan oleh adanya arus produk dalam
proses yang lancar dari proses satu ke proses yang lain, penggunaan ruang yang optimal, dan kemudahan melakukan ekspansi.
5 Pemilihan jenis teknologi dan peralatan yang tepat yaitu teknologi dan peralatan yang dapat dioperasikan secara tepat oleh tenaga kerja yang ada,
tidak mengganggu keseimbangan ekologi dan keharmonisan sosial budaya
57 setempat tidak menghasilkan limbah yang berlebihan dan tidak
menimbulkan kebisingan Husnan dan Muhammad, 2000
6.3 Aspek Manajemen dan Hukum