Kerangka Pemikiran Operasional KERANGKA PEMIKIRAN

24 produk, keterlambatan pelaksanaan proyek, kenaikan biaya input cost over run dan kesalahan dalam memperkirakan hasil produksi. Permasalahan ini timbul karena banyak faktor yang tidak terkendali. Setiap kemungkinan perubahan atau kesalahan dalam dasar perhitungan dipertimbangkan dalam analisis sensitivitas. Analisis sensitivitas bertujuan untuk melihat apa yang akan terjadi terhadap analisa hasil proyek jika terjadi suatu kesalahan atau perubahan dalam dasar-dasar penghitungan benefit Kadariah et al, 1999. Suatu variasi dari analisis sensitivitas adalah analisis nilai pengganti switching value. Analisis nilai pengganti dilakukan untuk melihat sampai sejauh mana perubahan yang terjadi dapat ditoleransi dan akhirnya membuat suatu usaha tidak layak untuk dilaksanakan. Pada analisis ini dicari berapa nilai pengganti pada komponen biaya dan penurunan manfaat dapat terjadi, yang masih memenuhi kriteria minimum kelayakan investasi atau masih mendapatkan keuntungan normal. Keuntungan normal terjadi apabila nilai NPV sama dengan nol, IRR sama dengan tingkat diskonto yang digunakan, dan nilai Net BC sama dengan satu cateris paribus.

3.2 Kerangka Pemikiran Operasional

Pembibitan anggrek merupakan salah satu sektor hulu yang penting dalam pemenuhan bibit anggrek bagi para petani. Salah satu produk pembibitan anggrek adalah bibit kompot. Saat ini petani anggrek yang mengambil segmen hulu yaitu pembibitan masih sedikit sehingga pasokan bibit dalam negeri masih dipenuhi dengan impor dari negara lain. Selain karena tingkat produksinya yang masih terbatas, harga jual bibit kompot yang juga cukup tinggi menyebabkan usaha pembibitan kompot ini sangat potensial untuk dikembangkan. Untuk itu diperlukan beberapa analisis untuk mengetahui kelayakan usaha pembibitan kompot anggrek Dendrobium. Analisis dilakukan pada unit pembibitan kompot anggrek Dendrobium Estie’s Orchid sebagai model acuan yang sudah berjalan sejak tahun 2009. Estie’s Orchid merupakan salah satu usaha pembibitan anggrek yang terdapat di Kecamatan Limo Kota Depok. Pada aspek pasar perlu diketahui jumlah permintaan, harga jual, penawaran dan pemasaran bibit kompot anggrek. Pada aspek teknis dikaji lokasi usaha, luas produksi yang dijalankan saat ini, dan proses budidaya yang dilakukan. Pada aspek manajemen dan hukum perlu diketahui dengan jelas 25 mengenai legalitas usaha dan struktur organisasi. Pada aspek sosial, ekonomi dan budaya dianalisis mengenai dampak keberadaan usaha dilihat dari sisi sosial, ekonomi dan budaya. Pada aspek lingkungan dikaji apakah usaha memberikan dampak yang merugikan bagi lingkungan atau tidak. Pada aspek finansial perlu dilihat kelayakan usaha pembibitan kompot anggrek. Analisis kelayakan didasarkan pada kriteria kelayakan investasi seperti NPV, Net BC, IRR, Payback Periode dan HPP. Beberapa perubahan yang dapat mempengaruhi kelayakan usaha pembibitan kompot anggrek antara lain perubahan jumlah produksi bibit kompot, harga bibit kompot, dan harga bibit botolan. Untuk itu perlu dilakukan analisis sensitivitas dengan menggunakan analisis switching value karena sampai saat ini belum terjadi fluktuasi harga bibit kompot, jumlah produksi bibit kompot, dan harga bibit botolan. Hasil dari analisis kelayakan ini dapat dijadikan pedoman bagi pelaku usahapetani untuk menjalankan usaha pembibitan kompot anggrek. Apabila hasil analisis kelayakan menunjukkan bahwa usaha pembibitan kompot anggrek ini layak maka usaha ini dapat dipertimbangkan untuk dilaksanakan dan bila tidak layak maka perlu pertimbangan dari pihak Estie’s Orchid mengenai tindakan yang akan dijalankan selanjutnya. Alur pemikiran di atas dapat dilihat pada Gambar 1. 26 Gambar 1. Bagan Alur Kerangka Pemikiran Operasional Analisis non Finansial : - Aspek pasar - Aspek teknis - Aspek manajemen dan hukum - Aspek sosial, ekonomi, dan budaya - Aspek ligkungan Kriteria Kelayakan Investasi - NPV - Net BC - IRR - Payback periode Analisis Finansial - Adanya prospek cukup baik pada usaha anggrek dilihat dari keunggulan yang dimiliki seperti tingkat harga. - Peluang usaha anggrek pada segmen hulu yaitu pembibitan tanaman anggrek yang masih terbuka - Visi Estie’s Orchid untuk menjadikan Desa Meruyung sebagai kawasan khusus penyedia bibit anggrek Unit Usaha Pengompotan Anggrek Dendrobium Estie’s Orchid Analisis Kelayakan Usaha Budidaya Pembibitan Kompot Anggrek Dendrobiumm Layak Tidak Layak Analisis Switching Value dan Sensitivitas Rekomendasi bagi Pelaku Usaha AnggrekPetani Anggrek

IV. METODE PENELITIAN

4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di perusahaan Estie’s Orchid yang beralamat di Jalan Masjid Al Mujahidin No 51, Desa Meruyung, Kecamatan Limo, Kota Depok, Jawa Barat. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja purposive dengan pertimbangan bahwa Esties Orchid merupakan perusahaan yang berpengalaman dalam budidaya bibit anggrek Dendrobium di kota Depok yang tengah mendapatkan perhatian khusus dari Dinas Pertanian Kota Depok. Pengumpulan data dilakukan pada bulan Desember 2011 hingga bulan Februari 2012.

4.2 Data dan Metode Penentuan Responden

Penelitian ini menggunakan data primer dan sekunder yang bersifat kualitatif dan kuantitatif. Data primer diperoleh dari wawancara langsung di tempat penelitian dengan Drs. Wagiman pemilik Estie’s Orchid, penanggung jawab pembibitan kompot anggrek, dan penduduk sekitar Estie’s Orchid yang terkait dengan keperluan kajian aspek sosial, ekonomi dan budaya. Penentuan responden untuk penduduk sekitar dilakukan dengan metode purposive yaitu orang-orang yang memiliki informasi sempurna untuk menganalisis aspek sosial, ekonomi dan budaya diantaranya adalah Kepala Desa Meruyung, Tokoh Masyarakat, Ketua RW, dua orang warga sekitar yang bekerja di Estie’s Orchid dan dua orang warga sekitar yang tinggal dekat dengan Estie’s Orchid. Data meliputi data keuangan dan aspek non finansial, data keuangan mencakup penerimaan, biaya-biaya operasional, biaya investasi yang telah dikeluarkan dalam menjalankan usaha. Aspek non finansial meliputi aspek pasar, aspek teknis, aspek manajemen dan hukum, aspek sosial, ekonomi, dan budaya, serta aspek lingkungan. Data sekunder diperoleh melalui studi literatur baik buku, internet, penelitian terdahulu dan Dinas Pertanian Kota Depok. Penentuan responden dilakukan dengan metode purposive sampling karena pemilihan responden didasarkan pada berbagai pertimbangan seperti pengetahuan, keahlian, serta pengalaman responden. Pertimbangan-pertimbangan tersebut diberikan secara langsung oleh peneliti.