Analisis Nilai Pengganti Switching Value Analysis Analisis Sensitivitas

34 I = Besarnya investasi yang diperlukan Ab= Manfaat bersih rata-rata per tahun yang didiskontokan selama 10 tahun. Semakin kecil nilai payback period pada usaha pembibitan kompot anggrek Dendrobium ini maka akan semakin cepat pengembalian investasi yang telah dikeluarkan sehingga usaha ini akan semakin layak untuk dilaksanakan.

3. Analisis Nilai Pengganti Switching Value Analysis

Analisis ini dilakukan dengan cara mengubah besarnya suatu komponen inflow dan outflow. Besarnya perubahan ditentukan secara trial and error coba- coba hingga diperoleh nilai perubahan maksimum yang masih dapat ditoleransi oleh suatu usaha dari sudut pandang finansial usaha tetap dinyatakan layak untuk dijalankan. Pada usaha pembibitan kompot anggrek, analisis Switching Value akan dilakukan untuk mengetahui peningkatan harga maksimum bibit botolan sebagai komponen biaya operasional terbesar, penurunan harga bibit anggrek botolan, jumlah produksi bibit kompot anggrek sebagai ouput utama sehingga usaha masih dapat dikatakan layak untuk dilaksanakan. Untuk mempermudah perhitungan, maka switching value dapat dicari dengan metode interpolasi.

4. Analisis Sensitivitas

Analisis ini digunakan untuk melihat dampak dari suatu keadaan yang berubah-ubah terhadap hasil suatu analisis kelayakan. Analisis sensitivitas dilakukan dengan cara mengubah besarnya variabel-variabel yang penting. Pada penelitian ini perubahan ditentukan berdasarkan hasil analisis switching value dengan melakukan perubahan secara terpisah antar variabel. Kemudian dinilai seberapa besar sensitivitas perubahan variabel-variabel tersebut berdampak pada hasil kelayakan pengembangan NPV, IRR, Net BC, dan Payback Period. Analisis sensitivitas yang dilakukan pada pembibitan kompot anggrek Dendrobium digunakan untuk melihat kepekaan kelayakan usaha pembibitan kompot ini terhadap perubahan harga bibit kompot anggrek, jumlah produksi bibit kompot anggrek, dan harga bibit botolan yang dibeli. 35

4.4. Definisi Operasional dan Asumsi dasar

Batasan istilah yang digunakan dalam penelitian ini perlu dipaparkan secara jelas untuk menyamakan persepsi. Selain itu, dalam menganalisis kelayakan usaha pembibitan kompot anggrek pada pembibitan kompot Estie’s Orchid secara finansial perlu digunakan beberapa asumsi. Adapun istilah operasional dan asumsi yang digunakan antara lain : 1. Bibit kompot adalah anggrek yang masih berupa tanaman sangat muda yang ditanam secara berkelompok dalam satu pot community pot. 2. Lama pembibitan dalam bentuk kompot adalah 5 bulan sampai siap panen. 3. Greenhouse adalah bangunan yang digunakan dalam budidaya anggrek sebagai rumah pelindung untuk mengurangi intensitas cahaya matahari yang masuk. 4. Umur proyek ditetapkan selama 10 tahun berdasarkan investasi yang mengeluarkan biaya terbesar yaitu green house. 5. Unit usaha pembibitan kompot anggrek Dendrobium Estie’s Orchid menggunakan modal sendiri. 6. Tingkat diskonto yang digunakan merupakan tingkat suku bunga pinjaman Bank Centra Asia BCA yakni sebesar 12,0 persen per tahun. Pemilihan bunga pinjaman pada bank BCA karena pemilik perusahaan memiliki tabungan di bank tersebut. 7. Harga seluruh input dan output yang digunakan dalam analisis ini bersumber dari hasil wawancara dan survey langsung pada pemilik dan karyawan Estie’s Orchid. 8. Keadaan ekonomi selama proyek berlangsung dianggap tetap. 9. Bibit botolan yang dijadikan input utama pembibitan kompot tanaman anggrek berasal dari unit usaha pembibitan bibit dalam botol laboratorium kultur jaringan Estie’s Orchid sehingga diperhitungkan sebagai biaya dengan harga Rp 30.000,00 per botol sesuai dengan harga yang berlaku untuk pelanggan lainnya. 10. Output yang dijual oleh unit usaha pembibitan kompot anggrek Dendrobium Estie’s Orchid adalah bibit kompot anggrek Dendrobium. 11. Total penjualan per bulan diasumsikan sama yaitu 171 pot pada dua tahun