Gambaran Umum Desa Meruyung Sejarah dan Perkembangan Perusahaan

V. GAMBARAN UMUM USAHA

5.1 Gambaran Umum Desa Meruyung

Usaha pembibitan kompot anggrek yang menjadi objek penelitian terletak di Desa Meruyung, Kecamatan Limo, Kota Depok. Luas wilayah Desa Meruyung seluas 288 Ha dengan ketinggian 100 m di atas permukaan laut. Suhu udara rata- rata mencapai 27°C dengan curah hujan sebanyak 10 mmtahun. Pada kondisi demikian bibit kompot anggrek Dendrobium cocok untuk dibudidayakan. Selain itu, letak desa dekat dengan pusat pemerintahan kota dan ibukota negara, dengan jarak 11 km ke pusat kota dan 27 km ke ibukota negara sehingga memudahkan dalam menjalankan aktivitas dalam usaha. Batas-batas administratif pemerintahan Desa Meruyung Kecamatan Limo adalah sebagai berikut : Sebelah Utara : Kelurahan Limo Sebelah Selatan : Kelurahan Rangkapan Jaya Baru Sebelah Barat : Kelurahan Cinangka Sebelah Timur : Kelurahan Grogol Sarana dan prasarana yang terdapat di Desa Meruyung sangat mendukung berkembangnya usaha pembibitan kompot anggrek. Sarana dan prasarana tersebut antara lain ketersediaan transportasi, pengairan, telekomunikasi yang memadai, pemukiman, dan jaringan listrik.

5.2 Sejarah dan Perkembangan Perusahaan

Estie’s Orchid merupakan salah satu usaha yang bergerak dalam bidang budidaya anggrek Dendrobium di Kota Depok, beralamat di Jalan Masjid Al Mujahidin No 51 Rt 0306 Limo, Depok, Jawa Barat. Estie’s Orchid didirikan pada tahun 2004 oleh Bapak Wagiman. Sebenarnya Bapak Wagiman adalah seorang guru bahasa Inggris yang mengajar di Sekolah Menengah Kejuruan SMK. Ketertarikan yang tinggi dan hobi terhadap anggrek membuat Bapak Wagiman merintis usaha budidaya tanaman anggrek Dendrobium di samping kesibukannya mengajar. Bapak Wagiman sudah mulai berbisnis tanaman anggrek sejak tahun 1998, awalnya beliau hanya melakukan kegiatan pembibitan di rumah secara sederhana 38 berbekal ilmu yang didapatkan dari hasil magang ketika masih di sekolah menengah atas. Kegiatan produksi dilakukan di sebuah bilik berukuran 2 m x 2,5 m secara sederhana. Menginjak sekitar tahun 2001-2002 semua produk bibit anggrek hancur akibat cuaca yang terlalu panas sehingga banyak bibit yang terkontaminasi dan akhirnya mati, namun Bapak Wagiman tidak menyerah dan tetap melanjutkan usahanya dengan sabar dan tekun sambil mengumpulkan modal dengan cara bereksperimen membuat peralatan yang dibutuhkan dalam kultur jaringan bibit anggrek Dendrobium dan menjualnya, hingga pada tahun 2004 Bapak Wagiman dapat memindahkan lokasi usahanya ke lahan seluas 1500 m 2 yang letaknya tidak terlalu jauh dari rumah dan memperluasnya pada tahun 2008 sehingga total lahan menjadi 2000 m 2 . Dari lahan seluas 2000 m 2 , baru 1500 m 2 yang dimanfaatkan karena masih terbatasnya modal. Pada lahan seluas 1500 m 2 ini dibangun beberapa sarana yang mendukung budidaya anggrek Dendrobium diantaranya laboratorium kultur jaringan, rumah kebun untuk pekerja, gudang, tempat pembakaran pot dan serre. Serre adalah bangunan yang dinding dan atapnya dari paranet untuk mengurangi intensitas cahaya yang diterima tanaman anggrek. Pada awal berdirinya usaha, Bapak Wagiman memproduksi tanaman anggrek Dendrobium dengan semua segmentasi mulai dari bibit dalam botol hingga tanaman berbunga. Anggrek Dendrobium dipilih karena memiliki harga yang relatif stabil dan terjangkau untuk berbagai kalangan konsumen. Selain itu juga Dendrobium cocok dengan keadaan iklim di Depok dan perawatannya lebih mudah dibanding dengan jenis anggrek lainnya. Melihat perkembangan industri bibit anggrek yang masih minim dan masih banyaknya petani yang bergantung pada bibit impor, pada tahun 2009 Pak Wagiman memfokuskan usahanya hanya pada segmen hulu, yaitu penyediaan bibit tanaman anggrek. Di sisi lain, usaha yang menyediakan bibit tanaman anggrek belum begitu banyak khususnya di Kota Depok. Hal ini juga dilakukan dalam rangka mewujudkan visi Bapak Wagiman yang ingin menjadikan desa Meruyung sebagai pusat peyedia bibit anggrek Dendrobium di Kota Depok bekerjasama dengan kelompok tani yang ada. Usaha dibagi menjadi tiga unit yaitu unit laboratorium kultur jaringan, unit pembibitan kompot dan unit pembibitan seedling. Unit laboratorium terdiri dari 39 bangunan dua lantai di atas lahan seluas 130 m 2 . Unit usaha ini menghasilkan produk berupa bibit anggrek Dendrobium dalam botol hasil kultur jaringan. Hasil produksi rata-rata per bulan bibit botol mencapai 800 botol per bulan dengan harga jual Rp 30.000,00 per botolnya. Unit ini juga membuka pelatihan bagaimana cara melakukan kultur jaringan agar berhasil dengan baik. Peserta tidak hanya datang dari wilayah Jabodetabek, tapi ada juga yang berasal dari luar Jabodetabek bahkan luar provinsi, maka pada unit ini juga disediakan kamar menginap untuk tamu. Unit pembibitan kompot menghasilkan produk berupa bibit kompot anggrek. Awalnya unit ini hanya memiliki satu buah greenhouse dengan kapasitas 1080 pot dan rata-rata produksi mencapai 171 pot bibit kompot per bulannya dengan harga jual Rp 60.000,00 per potnya. Pada tahun 2011 Estie’s Orchid menambah satu buah greenhouse pada unit pembibitan kompot yang memiliki kapasitas hingga 720 pot bibit kompot. Hal ini dilakukan untuk memenuhi permintaan yang masih belum terpenuhi. Total luas lahan yang digunakan unit pembibitan kompot saat ini adalah 160 m 2 . Unit pembibitan seedling menghasilkan produk berupa bibit seedling. Pembibitan dilakukan di rumah lindung yang biasa disebut seree, unit usaha ini merupakan yang paling luas dengan luas lahan mencapai 1200 m 2 dan produksi rata-rata mencapai 5200 pot per bulan. Harga jual bibit seedling per potnya adalah Rp 4.000,00 untuk partai besar di atas 50 pot dan Rp 5.000,00 untuk partai kecil. Pada unit ini juga dibangun tempat pembakaran pot agar pot yang sudah dipakai menanam dapat digunakan kembali setelah dilakukan pembakaran. Selain melakukan budidaya dan penjualan anggrek Dendrobium Bapak Wagiman juga melakukan penangkaran anggrek untuk menghasilkan silangan anggrek baru. Berkat pengalamannya yang sudah bertahun-tahun sebagai pelaku bisnis peranggrekan membuatnya sering diundang dalam beberapa forum dan seminar tentang anggrek. Selain itu Bapak Wagiman juga dipercaya menjadi ketua dari ASPAD atau Asosiasi Petani Anggrek Depok di bawah Dinas Pertanian Kota Depok. 40

5.3 Visi dan Misi Estie’s Orchid