Tinjauan Penelitian Terdahulu TINJAUAN PUSTAKA

13 ke pot yang lebih besar Setiawan, 2002. 4. Anggrek Dewasa Anggrek dewasa dapat dikatakan sebagai bibit dewasa apabila telah mencapai kurun waktu ± 15 bulan lamanya dari anggrek remaja yang berpindah ke dalam pot yang lebih besar lagi. Hal ini berlaku bagi jenis anggrek Dendrobium, Phalaenopsis , dan Oncydium. Sedangkan untuk jenis anggrek Vanda dan Cattelya dikatakan sebagai anggrek dewasa apabila telah mencapai kurun waktu ± 18 bulan lamanya terhitung dari proses pemindahan dari anggrek remaja ke dalam pot yang lebih besar Setiawan, 2002.

5. Anggrek Dewasa Memiliki Calon Bunga

Anggrek dewasa memiliki calon bunga merupakan anggrek yang telah mencapai kurun waktu ± 12 bulan lamanya dari anggrek dewasa yang siap untuk kawin. Hal ini berlaku bagi jenis anggrek Dendrobium, Phalaenopsis, dan Oncydium. Sedangkan untuk jenis anggrek Vanda dan Cattelya dikatakan sebagai anggrek dewasa memiliki calon bunga apabila telah mencapai kurun waktu ± 15 bulan lamanya terhitung dari anggrek dewasa siap kawin Setiawan, 2002.

6. Dewasa Berbunga

Anggrek dewasa berbunga merupakan anggrek yang telah mencapai kurun waktu ± empat bulan lamanya dari anggrek dewasa yang memiliki calon bunga. Hal ini berlaku bagi jenis anggrek Dendrobium, Phalaenopsis, dan Oncydium. Sedangkan untuk jenis anggrek Vanda dan Cattelya dikatakan sebagai anggrek dewasa berbunga apabila telah mencapai kurun waktu ± enam bulan lamanya terhitung dari anggrek yang memiliki calon bunga Setiawan, 2002.

2.3 Tinjauan Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu yang dijadikan rujukan adalah berbagai penelitian yang berhubungan dengan analisis kelayakan usaha dan analisis pada tanaman anggrek. Penelitian yang dilakukan Ernawati 2007 tentang analisis daya saing dan strategi pengembangan anggrek di DKI Jakarta menunjukkan bahwa dari hasil Metode Perbandingan Eksponensial menunjukkan jenis Anggrek Dendrobium 14 memiliki ranking atau prioritas tertinggi dibanding alternatif prioritas lainnya, setelah itu jenis Anggrek Phalaenopsis menjadi pesaing utama Dendrobium, kemudian disusul dengan jenis Athurium dan Anggrek Cattleya, pesaing lainnya yaitu jenis Anggrek Vanda, Anggrek Oncidium, Melati dan Mawar. Begitupun dengan jenis Gladiol dan Palem menjadi pesaing terjauh Anggrek Dendrobium. Hasil analisis SWOT dan dilanjutkan dengan QSPM terdapat empat strategi, yaitu: 1 Meningkatkan promosi tidak hanya melalui pameran dan bursa tapi langsung mendekati konsumen, hotel, restoran dan mall-mall; 2 Memberikan kemudahan kepada para pelaku anggrek untuk memanfaatkan sarana agribisnis anggrek khususnya milik Dinas Pertanian dan Kehutanan DKI Jakarta; 3 Menerapkan teknologi inovatif dan modern mengacu Standar Prosedur Operasional SPO berbasis Good Agricultural Practices GAP; 4 Mengembangkan nursery-nursery anggrek dengan pola kerja sama perbanyakan bibit anggrek unggul melalui teknik kultur jaringan. Zulkarnain 2009 melakukan analisis finansial terhadap budidaya tanaman anggrek. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kriteria kelayakan investasi terhadap perubahan penawaran segmentasi umur anggrek yang dilakukan oleh Permata Anggrek. Perubahan segmentasi dilakukan berdasarkan meningkatnya permintaan terhadap anggrek dengan segmentasi umur dewasa dan berbunga namun belum dapat dipenuhi oleh Permata Anggrek. Hasil penelitian ini menyatakan perubahan segmentasi umur budidaya yang dilakukan oleh Permata Anggrek telah memenuhi kriteria kelayakan investasi. Adapun interpretasi dari angka-angka tersebut adalah: NPV sebesar Rp 75.320.472, nilai NPV tersebut lebih besar dari nol maka nilai NPV tersebut dinyatakan layak; nilai IRR sebesar 51 persen, nilai tersebut dikatakan layak karena nilai IRR tersebut lebih besar dari tingkat bunga diskontonya sebasar 14 persen; Net BC sebesar 2,63 menunjukkan setiap satu rupiah yang dikeluarkan sebagai biaya akan mendapatkan manfaat sebesar Rp 2,63 dan dinyatakan layak karena nilainya lebih dari satu; PP yang diperoleh sebesar 0,32 menunjukkan pengembalian modal investasi selama tiga bulan lebih. Aspek finansial diteliti pula oleh Arbianto 2006, penelitian dilakukan untuk mengetahui tingkat kelayakan pengembangan usaha yang dilakukan Rama 15 Orchid berdasarkan kriteria finansial dan non finansial serta pengaruh perubahan volume produksi, harga input dan harga output terhadap kelayakan usaha. Analisis dilakukan pada dua skenario yaitu membudidayakan anggrek sendiri skenario satu atau menambah petani mitra skenario dua. Skenario satu menghasilkan NPV terbesar dibanding skenario dua yaitu Rp 410.072.749, sedangkan IRR, Net BC dan PBP skenario dua lebih baik dari skenario satu, berturut-turut yaitu sebesar 55,2 persen; 3,55 dan dua tahun satu bulan. Penelitian ini berbeda dengan penelitian sebelumnya dimana peneliti melakukan penelitian terhadap komoditi anggrek Dendrobium spesifik pada segmentasi fase bibit kompot, sedangkan komoditi pada penelitian yang dilakukan Zulkarnain 2009 dan Arbianto 2006 adalah anggrek Dendrobium pada fase dewasa berbunga. Penelitian ini menganalisis kelayakan aspek finansial dan non finansial pada usaha budidaya pembibitan kompot anggrek Dendrobium yang merupakan input penting bagi tersedianya anggrek dewasa berbunga. Analisis kelayakan pada usaha kompot anggrek perlu dilakukan mengingat belum banyaknya pelaku usaha anggrek yang mengambil peluang usaha pada pembibitan kompot anggrek, sehingga hasil analisis dapat menjadi dasar pertimbangan bagi petani dan pelaku usaha anggrek dalam menjalankan usaha ini. Penelitian dilakukan di kelayakan usaha budidaya bibit kompot tanaman anggrek Estie’s Orchid Kota Depok. Kriteria kelayakan investasi secara finansial meliputi Net Present Value NPV, Internal Rate Return IRR, Net Benefit Cost Ratio Net BC, dan Payback Periode PBP. Aspek finansial meliputi berbagai aspek yaitu aspek pasar, aspek teknis, aspek manajemen dan hukum, aspek sosial-ekonomi- budaya, dan aspek lingkungan.

III. KERANGKA PEMIKIRAN

3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis

Kegiatan investasi yang dilakukan di bidang pertanian mempunyai risiko yang cukup besar. Sebab itu diperlukan perencanaan serta pengkajian yang mendalam dan menyeluruh mengenai pemanfaatan modal, untuk mengetahui besarnya manfaat yang diperoleh dan besarnya biaya yang akan dikeluarkan. Diperlukan suatu analisis yang disebut studi kelayakan usaha, yang melihat secara menyeluruh berbagai aspek mengenai kemampuan suatu proyek dalam memberikan manfaat sehingga risiko kerugian di masa yang akan datang dapat diantisipasi Husnan dan Muhammad, 2000.

3.1.1 Pengertian Analisis Kelayakan Usaha

Studi kelayakan usaha adalah penelitian terhadap rencana usaha yang tidak hanya menganalisis layak atau tidaknya usaha dilakukan, namun juga saat dioperasionalkan secara rutin dalam rangka mencapai keuntungan yang maksimal untuk waktu yang tidak ditentukan Umar, 2005. Tujuan dilakukannya studi kelayakan adalah untuk menghindari keterlanjutan penanaman modal yang terlalu besar untuk suatu kegiatan yang ternyata tidak menguntungkan. Studi kelayakan memerlukan biaya, namun biaya tersebut relatif lebih kecil bila dibandingkan dengan risiko kegagalan suatu proyek yang menyangkut investasi dalam jumlah besar Husnan dan Muhammad, 2000. Dengan analisa proyek, tingkat keuntungan yang dapat dicapai melalui investasi proyek dapat diketahui, pemborosan terhadap sumber daya dapat dihindarkan, serta dapat memilih proyek yang paling menguntungkan di antara berbagai alternatif proyek investasi yang ada. Hasil dari analisis ini dapat berguna bagi pihak-pihak yang berkepentingan pada bisnis itu sendiri. Adapun pihak-pihak yang akan memperoleh manfaat dari analisis ini antara lain: 1 Investor, dengan adanya analisis kelayakan bisnis, maka investor dapat menilai apakah dana yang ditanamkan akan memberikan keuntungan sehingga investor dapat membuat keputusan investasi secara lebih objektif, 2 KreditorBank, hasil analisis yang diperoleh dapat dijadikan acuan apakah dana yang dipinjamkan pada suatu bisnis dapat dikembalikan, selain itu