154
mengindikasikan bahwa penggunaan metode pembelajaran fisika selaras dengan gaya belajar individu siswa. Untuk lebih jelas lagi dalam memaknai keselarasan
metode pembelajaran dengan gaya belajar perhatikan gambar 4.9 berikut ini,
Gambar 4.9 Grafik interaksi metode pembelajaran dan gaya belajar terhadap prestasi
belajar besaran dan satuan
Dari gambar 4.9 diperoleh informasi bahwa arah pengaruh kedua faktor memungkinkan terjadinya interaksi pengaruh namun tidak memiliki alasan yang
kuat untuk dikatakan berinteraksi. Dengan jelas gambar memperlihatkan bahwa siswa yang dibelajarkan dengan metode STAD lebih baik hasilnya daripada
JIGSAW dan siswa dengan gaya belajar visual lebih baik hasilnya daripada yang auditorial saat dibelajarkan dengan STAD, namun saat dibelajarkan dengan
JIGSAW siswa dengan kecenderungan gaya belajar auditorial yang prestasinya lebih baik. Jadi, disinilah letak kemungkinan untuk terjadinya interaksi.
Kemungkinan besar interaksi terjadi pada jumlah sampel yang besar.
5. Hipotesis Kelima
Dari hasil analisis data menunjukkan bahwa ada inreraksi penggunaan metode pembelajaran terhadap prestasi besaran dan satuan dan ada pengaruh
motivasi berprestasi terhadap prestasi belajar besaran dan satuan. Meski keduanya
155
berpengaruh, hasil uji statistik memperlihatkan bahwa tidak terjadi interaksi pengaruh antara faktor metode pembelajaran dengan motivasi berprestasi pada
prestasi belajar fisika pada materi besaran dan satuan p-value interaksi metode dan motivasi berprestasi = 0,293 0,050. Hal ini menandakan bahwa penggunaan
metode STAD dan JIGSAW sebagai perangsang untuk proses belajar metode STAD memenuhi tabel peringkat yang telah diprediksikan oleh David W dan kawan-
kawannya tabel 4.13 bahwa hasil kelompok yang dibelajarkan dengan STAD akan berbeda signifikan hasilnya dengan yang dibelajarkan menggunakan metode
JIGSAW. Kenyataan tersebut mengindikasikan bahwa penggunaan metode pembelajaran memperlihatkan kecenderungan tidak selaras dengan efek motivasi
berprestasi siswa namun belum mengindikasikan terjadinya interaksi kedua faktor. Hasil uji lanjut ternyata memberikan keputusan sebaliknya, ada interaksi antara
metode pembelajaran dengan motivasi berprestasi. Hasil uji interaksi untuk motivasi berprestasi dengan metode STAD diperoleh p-value sebesar 0,000. Pada
siswa dengan kategori motivasi berprestasi tinggi memperoleh rerata 80,71 dan yang bermotivasi rendah 56,81. Sedangkan p-value untuk interaksi Motivasi
Berprestasi dengan metode JIGSAW 0,000. Pada siswa dengan kategori motivasi berprestasi tinggi memperoleh rerata 74,83 dan yang bermotivasi rendah 56,21.
Berdasarkan hasil tersebut diperoleh informasi bahwa terjadi interaksi pada level metode pembelajaran. Untuk lebih jelas lagi dalam memaknai interaksi metode
pembelajaran dengan motivasi berprestasi siswa perhatikan gambar 4.10 berikut ini,
156
Gambar 4.10 Grafik interaksi metode pembelajaran dan motivasi berprestasi terhadap prestasi belajar besaran dan satuan
6. Hipotesis Keenam