32
informasi. Peranan guru dalam proses inkuiri sebagai berikut: 1 motivator, yang memberikan rangsang supaya siswa aktif dan gairah berpikir, 2 fasilisator, yang
menunjukan jalan keluar jika ada hambatan dalam proses berpikir siswa, 3 penanya, untuk menyadarkan siswa dari kekeliruan yang mereka perbuat dan
memberi keyakinan pada diri sendiri, 4 administrator, yang bertanggung jawab pada seluruh kegiatan di dalam kelas, 5 pengarah, yang memimpin kegiatan
berpikir siswa pada tujuan yang diharapkan, 6 rewarder, yang memberi penghargaan pada prestasi yang dicapai.
3. Pembelajaran Kooperatif tipe JIGSAW
Metode pengajaran JIGSAW dikembangkan oleh Elliot Aronson pada tahun 1978. Dalam JIGSAW para siswa bekerja dalam tim yang heterogen. Para siswa
tersebut diberi tugas untuk membaca beberapa bab atau unit dan diberikan lembar ahli yang terdiri atas topik-topik yang berbeda yang harus menjadi fokus perhatian
masing masing anggota tim saat mereka membaca. Setelah semua anak selesai membaca, siswa dari tim yang berbeda yang mempunyai fokus topik yang sama
bertemu dalam kelompok ahli untuk mendiskusikan topik mereka sekitar tiga puluh menit. Para ahli tersebut kembali ke tim mereka dan secara bergantian
mengajari teman satu timnya mengenai topik mereka. Yang terakhir para siswa akan menerima penilaian yang mencakup seluruh topik, dan skor kuis menjadi skot
tim, seperti dalam STAD. Skor-skor yang dikontribusikan para siswa pada timnya didasarkan pada skor individual, dan para siswa yang timnya meraih skor tertinggi
akan mendapatkan penghargaan atau bentuk–bentuk rekognisi tim lainnya. Sehingga para siswa termotivasi untuk mempelajari materi dengan baik untuk
33
bekerja keras dalam kelompok ahli mereka supaya mereka dapat membantu timnya melakukan tugas dengan baik. Kunci metode JIGSAW ini adalah
interpedensi: tiap siswa bergantung pada teman satu timnya untuk dapat memberikan informasi yang diperlukan supaya dapat berkinerja baik saat penilaian
Elliot Aronson dalam Slavin, 1978: 236.
Langkah langkah pembelajaran Sintaks tipe JIGAW terdiri atas: 1 siswa dibagi berkelompok dengan anggota 5-6 siswa, 2 tiap kelompok atau tim ada
yang ditugaskan secara acak untuk menjadi ahli dari aspek tertentu, 3 setelah membaca materinya para ahli bertemu dari tim yang berbeda untuk mendiskusikan
topik yang sedang mereka bahas, 4 lalu mereka kembali ke timnya untuk mengajarkan topik tersebut pada teman satu timya, 5 setelah selesai pertemuan dan
diskusi kelompok asal, siswa mengerjakan kuis secara idividual tentang materi yang dipelajari, 6 rekognisi tim yaitu perhitungan skor termasuk skor awal dan
poin-poin kemajuannya. Dalam melakukan pembelajaran tipe JIGSAW dan STAD harus cermat
karena pembelajaran ini memeliki kelebihan dan kekurangan. Kelebihan model JIGSAW antara lain: 1 melatih siswa bekerja secara kelompok berinteraksi sosial
dengan latar belakang yang berbeda-beda, 2 melatih siswa bertanggung jawab atas tugasnya masing-masing dalam kerangka kerja kelompok, 3 melatih siswa
mandiri walau bekerja dalam Tim karena masing-masing harus bertanggungjawab atas tugasnya sebagai ahli di bidangnya, 4 melatih siswa untuk mengemukakan
pendapat dalam forum diskusi kelompok lain maupun dalam kelompok sendiri, 5 adanya kesadaran dalam membangun tim yang kompaksolid karena ada penilaian
34
kelompok. 6 memotivasi siswa karena penghargaan dari guru. Kelemahan model JIGSAW antara lain: 1 memerlukan waktu yang relatif lebih lama sehingga dapat
mengurangi laju pembelajaran yang sedang berjalan, 2 tidak semua materi fisika dapat di-JIGSAW-kan. 3 target pembagian waktu dalam sintaks harus tertib.
4. Pembelajaran tipe STAD Student Team Achievement Division