42
seseorang makin baik perbuatannya, secara sadar ia melakukan perbuatan untuk memenuhi kebutuhannya.
b. Macam-macam Motivasi 1 Motivasi Intrinsik dan Ekstrinsik
Motivasi intrinsik timbul dalam diri seseorang tanpa paksaan dari luar. Adapun yang mendorong orang itu untuk bertindak berasal dari nilai-nilai yang
terkandung dalam objek. Motivasi ekstrinsik timbul dari pengaruh diluar diri seseorang misalnya alasan malu kalau gagal harga diri bisa turun, atau sebaliknya
dapat membanggakan diri terhadap keberhasilannya. 2 Motivasi Berprestasi
Motivasi berprestasi adalah bagian dari motivasi intrinsik yag pengaruhnya besar terhadap keberhasilan seseorang dalam mencapai tujuan. Adanya motivasi
kompetisi yang berupa dorongan untuk berprestasi baik dengan melakukan pekerjaan bermutu tinggi, maka motivasi berprestasi menjadi suatu usaha mencapai
hasil sebaik-baiknya bukan untuk mendapat pujian melainkan karena kemampuannya maka memperoleh kepuasan dalam dirinya Mc. Clelland dalam
Hasibuan, 1996: 97. Diakui tidak mudah mengukur motivasi berprestasi, karena melibatkan
perasaan atau emosi dan harapan dalam diri seseorang. Ada bagian yang tampak dipermukaan sebagi tingkah laku yang biasa diamati tetapi ada juga yang mungkin
tidak mudah diungkap. Setiap individu ingin mencapai hasil terbaik memerlukan kondisi yang baik serta harapan sukses dan ketetapan niat kuat dalam mengatasi
kesulitan. Dengan adanya kompetisi yang sehat dapat terarah untuk mencapai
43
tujuan yang jelas, diseratai semangat tinggi dalam setiap kegiatan. Mc. Clelland mengemukaksn adanya pola motivasi yang dikutip Hasibuan 1997: 97 sebagai
berikut: 1 achievement motivation adalah suatu keinginan untuk mengatasi atau mengalahkan tantangan, 2 affiliation motivation ialah dorongan untuk
berhubungan dengan orang lain, 3 competence motivation ialah dorongan untuk
berprestasi baik dengan melakukan pekerjaan bermutu tinggi, 4 power motivation
ialah dorongan untuk mengendalikan sesuatu keadaan dan ada kecendrungan untuk mengambil resiko dalam menghancurkan rintangan.
Berdasarkan uraian diatas motivasi berprestasi siswa lebih mendekati pola
achievement motivation dan competence motivation, karena adanya dorongan
mengalahkan tantangan berprestasi di kelas dan dorongan untuk memenuhi kebutuhan hidup dalam beraktualisasi melalui prestasi belajar. Sedangkan menurut
Weiner dalam Good and Brophy 1980: 224. Seseorang yang memiliki motivasi berprestasi rendah kurang semangat dalam melaksanakan tugas pekerjaan yang
dihadapi. Semua tugas yang berhubungan dengan pekerjaan akan dilaksanakan dengan enggan. Begitu pula sebaiknya sesorang yang memiliki motivasi tinggi,
semua tugas pekerjaan yang dibebankan akan dikerjakan dengan penuh semangat, percaya diri, efisien waktu dan berorientasi ke depan.
8. Hakekat Fisika a.