3.3 Metode Pengumpulan Data dan Analisis 3.3.1 Pemanfaatan lahan
Data pemanfaatan lahan di Pulau Pramuka diperoleh dengan melakukan sensus dan pengecekan langsung di lapangan. Sebelum melakukan pengecekan
langsung maka dilakukan pemetaan awal pemanfaatan pulau dengan citra satelit terkini yang diperoleh, yaitu menggunakan citra satelit GeoEye-1 dengan resolusi
1.65 m GeoEye 2010 yang diperoleh dari GeoEye Foundation. Selanjutnya data pemanfaatan lahan tersebut dianalisis menggunakan Sistem Informasi Geografis.
Data pemanfaatan lahan dikelompokkan menjadi 6 kategori, yaitu : lahan kosong, pemukiman penduduk, fasilitas jalan, fasilitas wisata berupa penginapan, fasilitas
publik dan pemerintahan dan fasilitas pelabuhan.
3.3.2 Wisatawan
Data jumlah wisatawan yang berkunjung ke Pulau Pramuka diperoleh dari Paguyuban Pengelola PenginapanHomestay dan Suku Dinas Pariwisata
Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu sepanjang tahun 2011. Selanjutnya data wisatawan tersebut diverifikasi berdasarkan persepsi masyarakat, apakah data
yang ada sesuai dengan kunjungan wisatawan yang berkunjung ke Pulau Pramuka. Kemudian data tersebut dianalisis untuk memperoleh sebaran
persentase wisatawan dan rata-rata kunjungannya per bulan selama tahun 2011. Valuasi ekonomi wisatawan yang menggambarkan tingkat kepuasan
wisatawan terhadap kondisi wisata di Pulau Pramuka dilakukan dengan menghitung Willingness to Pay WTP menggunakan metode Contingent
Valuation CV. Metode Contingent Valuation CV merupakan suatu metode yang digunakan untuk melihat atau mengukur seberapa besar nilai suatu barang
berdasarkan estimasi seseorang. CV juga dapat diumpamakan sebagai suatu pendekatan untuk mengetahui seberapa besar nilai yang diberikan untuk
mengetahui seberapa besar nilai yang diberikan sesorang untuk memperoleh suatu barang willingness to payWTP dan seberapa besar nilai yang diinginkan untuk
melepas suatu barang willingness to accept WTA FAO 2000. CV digunakan untuk menghitung nilai kenyamanan atau estetika lingkungan
dari suatu barang publik public goods. Barang publik dapat didefinisikan sebagai suatu barang yang dapat dinikmati oleh satu individu tanpa mengurangi
proporsi individu lain untuk menikmati barang tersebut. Oleh karena itu, keinginan untuk membayar satu individu seperti yang diperoleh dari kuesioner
survei dapat diagregasi menjadi nilai keseluruhan populasi Barton 1994, dimana harus dilakukan kehati-hatian didalam mewawancarai seorang responden dengan
memberikan selang nilai yang lebih besar agar dapat diperoleh contoh yang lebih representatif.
Survei WTP menggunakan kuesioner terhadap responen wisatawan yang berkunjung ke Pulau Pramuka. Jumlah responden yang dibutuhkan didalam
pengisian kuesioner adalah sebesar 25 dari jumlah wisatawan pada minggu ke-2 bulan Pebruari 2011 seperti pada persamaan berikut :
…………………………. 1 n = jumlah responden wisatawan
Estimasi nilai WTP dilakukan dengan menduga hubungan antara WTP dengan karakteristik responden yang mencerminkan tingkat perhargaan responden
terhadap sumberdaya yang selama ini dimanfaatkannya. WTP dari responden diasumsikan dipengaruhi oleh kualitas penginapan FQ, kualitas terumbu karang
CORAL_T, kualitas perairan WQ dan pendapatan I. Menurut Khorshiddoust 2005, terdapat hubungan antara WTP dengan karakteristik responden
parameter dimana WTP merupakan variabel tidak bebas dan parameter merupakan variabel bebas sehingga terdapat hubungan linier sebagai berikut:
WTP = fFQ, CORAL_T,WQ, I ....................................................... 2
............................................... 3
= WTP dugaan; b
= konstanta; b
1
, b
2
, b
3
= koefisien regresi; x
1
= variabel FQ kualitas fasilitas penginapan; x
2
= variabel CORAL_T kualitas terumbu karang; x
3
= variabel WQ kualitas perairan; x
3
= variabel I pendapatan
Variabel FQ merupakan penilaian wisatawan terhadap kualitas fasilitas penginapan di Pulau Pramuka dimana nilainya berkisar antara 0 buruk hingga
100 sangat baik. Variabel CORAL_T merupakan penilaian wisatawan terhadap kondisi terumbu karang yang nilainya berkisar antara 0 rusak hingga
100 sangat baik. Variabel WQ merupakan penilaian wisatawan terhadap kualitas perairan di Pulau Pramuka yang nilainya berkisar antara 0 tercemar
hingga 100 sangat baik.
3.3.3 Penduduk
Data penduduk Pulau Pramuka selama tahun 2011 diperoleh dari RW 4 dan RW 5 Kelurahan Pulau Panggang, Kabupaten Administrasi Kepulauan
Seribu, dimana data tersebut berdasarkan hasil wawancara dengan masing-masing RT setempat. Selain itu juga diperoleh data jumlah penduduk Keluruhan Pulau
Panggang dari Kelurahan Pulau Panggang sepanjang tahun 2011. Data-data penduduk tersebut selanjutnya dianalisis pertambahan dan pengurangan populasi
penduduk Pulau Pramuka yaitu dengan menghitung tingkat pertumbuhan penduduk, tingkat pertambahan penduduk yang datang dan menetap, tingkat
kematian dan tingkat pengurangan penduduk yang meninggalkan Pulau Pramuka.
3.3.4 Tutupan karang dan alga
Data tutupan karang hidup dan alga pada masing-masing stasiun penelitian diperoleh menggunakan metode Rapid Ecological Assessment REA yaitu foto
kuadrat menggunakan kamera digital bawah air dan perangkat lunak untuk analisis fotografik menggunakan Coral Point Count with Excel extension CPCe
yang dikembangkan oleh National Coral Reef Institute NCRI Preskitt et al. 2004; Kohler Gill 2005.
CPCe merupakan perangkat lunak berbasis sistem operasi Microsoft Windows® didalam menentukan tutupan karang atau organisme bentik lainnya
menggunakan foto transek. Pengguna mengidentifikasi titik-titik yang ada di dalam foto transek yang kemudian tutupan organisme bentik dihitung secara
statistik dan hasilnya berupa spreadsheet Microsoft Excel secara otomatis Kohler Gill 2005.
Pengambilan data tutupan karang hidup dan alga dilakukan pada kedalaman 3 m, 5 m dan 10 pada masing-masing stasiun pengamatan dengan menggunakan
transek kuadrat berukuran 1 m x 1 m sepanjang 50 m, sehingga dalam 1 stasiun
pengamatan akan diperoleh ± 3 x 50 transek foto kuadrat Gambar 14. Selanjutnya pengolahan dan analisis data foto kuadrat dilakukan menggunakan
perangkat lunak CPCe v4.0.1 yang telah dimodifikasi menggunakan acuan kategori tutupan biota bentik seperti pada English et al. 1997.
Gambar 14. Metode pengambilan data tutupan karang dan alga menggunakan foto kuadrat modifikasi dari
Preskitt et al. 2004; Kohler Gill 2005; English et al.1997
.
3.3.5 Perikanan yang Merusak
Kegiatan perikanan yang merusak seperti perikanan muroami, penggunaan sianida dan bom, jangkar kapal serta kegiatan snorkeling dan menyelam yang
dilakukan oleh wisatawa dan sampah yang masih berlangsung di sekitar perairan Pulau Pramuka dapat secara langsung mengakibatkan kerusakan terumbu karang.
Besarnya atau persentase dampak dari tiap-tiap kegiatan perikanan serta aktifitas wisata terhadap penurunan kualitas terumbu karang dihitung berdasarkan persepsi
masyarakat Pulau Pramuka. Data persentase dampak tersebut dilakukan melalui kuesioner terhadap 20 orang masyarakat Pulau Pramuka.
50 m
1 m 1 m
3.3.6 Parameter Lingkungan Perairan 3.3.6.1 Sedimen
Pengumpulan sampel sedimen dilakukan dengan mengkoleksi sedimen yang terperangkap dalam perangkap sedimen sediment trap yang dipasang selama 30
hari pada kedalaman 3 - 5 m di setiap stasiun pengamatan Gambar 15. Sampel sedimen tersebut selanjutnya dianalisis di Laboratorium Lingkungan Perairan,
Departemen Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan IPB. Selanjutnya perhitungan laju sedimentasi mgm
2
bulan menggunakan persamaan yang dikembangkan oleh Rogers et.al. 1994 sebagai berikut :
dimana r = jari-jari perangkap sedimen cm dan n = jumlah paralon perangkap sedimen 3 unit.
. Gambar 15. Pengambilan sampel sedimen menggunakan perangkap sedimen.
3.3.6.2 BOD
BOD Biochemical Oxygen Demand merupakan banyaknya oksigen yang dibutuhkan oleh mikroorganisme dalam proses dekomposisi bahan organik
termasuk proses respirasi pada keadaan aerob sehingga BOD dapat menggambarkan suatu proses oksidasi bahan organik oleh mikroorganisme yang
terjadi di perairan. BOD disebut juga Biological Oxygen Demand yang menggambarkan suatu proses oksidasi bahan organik oleh mikroorgansme yang