BOD Parameter Lingkungan Perairan .1 Sedimen

timur sepanjang tahun. Pada musim barat, arus berasal dari timur pada pagi hari sedangkan pada siang hingga sore hari arus berasal dari selatan sehingga stasiun 1, stasiun 2 dan stasiun 4 akan mengalami sedimentasi yang rendah dan pada stasiun 3 dan stasiun 5 akan mengalami sedimentasi yang tinggi. Pada musim timur, arus berasal dari barat pada pagi hari dan pada siang hingga sore hari arus berasal dari tenggara, sehingga pada stasiun 3 dan stasiun 5 sedimentasi relatif lebih rendah, sedangkan pada stasiun 1, stasiun 2 dan stasiun 4 sedimentasi relatif lebih tinggi. Tabel 2. Laju sedimentasi di perairan Pulau Pramuka pada bulan Mei 2011. No. Stasiun pengamatan Bobot gr Laju sedimentasi grm 2 bulan 1 Stasiun 1 6.9574 283.9591 2 Stasiun 2 12.6106 514.6885 3 Stasiun 3 9.6522 393.9445 4 Stasiun 4 6.5379 266.8376 5 Stasiun 5 5.6083 228.8969 Rerata 8.2733 337.6653 Sumber : data hasil olahan 2011

4.1.1.3 Analisis Faktor Penyebab Kerusakan Terumbu Karang

Untuk mendapatkan faktor-faktor penyebab kerusakan terumbu karang di sekitar perairan Pulau Pramuka berdasarkan persepsi masyarakat setempat maka dilakukan survei terhadap 20 orang yang terdiri dari nelayan 7 orang 35, Pegawai Negeri Sipil 5 orang 25, operator wisata 5 orang 25, wirausaha 2 orang 10 dan Pengurus RT 1 orang 5, dimana dianggap memiliki pengetahuan dan perhatian terhadap kondisi terumbu karang di Pulau Pramuka serta mengamatinya dari tahun ke tahun. Berdasarkan hasil kuesioner maka terdapat 9 faktor penyebab kerusakan terumbu karang seperti terlihat pada Tabel 3 dan Lampiran 11. Berdasarkan Tabel 3 maka menurut masyarakat faktor perikanan yang bersifat merusak merupakan faktor terbesar penyebab kerusakan karang. Menurut masyarakat Pulau Pramuka bahwa kegiatan pemboman dan sianida dulu pernah berlangsung di perairan Pulau Pramuka, dan hingga kini masih ditemukan kegiatan pemboman ikan meskipun secara sembunyi-sembunyi. Selanjutnya sampak yang berasal dar luar Pulau Pramuka sebagai faktor penyebab kerusakan terumbu karang terbesar selanjutnya, dimana pada beberapa tahun belakangan ini sangat sering dijumpai sampah di perairan yang diduga berasal dari daratan. Tabel 3. Persentase faktor-faktor penyebab kerusakan terumbu karang di Pulau Pramuka, TN Kepulauan Seribu. No. Faktor penyebab kerusakan terumbu karang di Pulau Pramuka 1 Perikanan muroami 11.90 2 Sampah yang berasal dari Pulau Pramuka 7.50 3 Sampah yang berasal dari luar Pulau Pramuka 14.10 4 Limbah dari pemukiman penduduk yang langsung dibuang ke perairan laut 7.75 5 Jangkar kapal 7.50 6 Kegiatan wisatawan menyelam dan snorkeling 6.75 7 Kegiatan perikanan lainnya ikan hias, mancing, dan lainnya 5.80 8 Perikanan yang bersifat merusak bom, sianida, dan lainnya 31.95 9 Pengaruh sedimentasi 6.75 Jumlah total 100.00 Perikanan muroami merupakan faktor terbesar penyebab kerusakan terumbu karang selanjutnya. Kegiatan perikanan ini masih berlangsung hingga saat ini meskipun jumlah armada yang ada sudah sangat berkurang dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Selain itu itu limbah domestik yang langsung dibuang ke perairan juga menyebabkan kerusakan terumbu karang, dimana menurut masyarakat bahwa sebesar 32 limbah domestik langsung dibuang ke perairan sedangkan 68 sisanya diendapkan di daratan pulau. Jangkar kapal terutama milik nelayan juga menyebabkan kerusakan terumbu karang serta sampah yang berasal dari Pulau Pramuka yang dibuang langsung ke perairan. Kegiatan wisatawan berupa selam dan snorkeling, kegiatan perikanan tradisional seperti memancing dan ikan hias serta sedimentasi juga merupakan faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya kerusakan terumbu karang di perairan Pulau Pramuka. Berdasarkan pengamatan dan wawancara terhadap masyarakat maka kegiatan perikanan yang merusak yaitu penggunaan bom dan sianida hanya dilakukan di sekitar stasiun 4 dan stasiun 5. Hal ini disebabkan karena lokasi di sekitar stasiun tersebut relatif kurang adanya pengawasan baik dari masyarakat maupun pihak berwenang seperti Balai Taman Nasional Kepulauan Seribu dan pemerintah daerah setempat. Kegiatan snorkeling dan menyelam yang berpotensi merusak terumbu karang terjadi pada stasiun 1, stasiun 2, stasiun 4 dan stasiun 5, sedangkan pada stasiun 3 hampir jarang ditemui adanya kegiatan wisata. Faktor- faktor lainnya seperti sampah, jangkar, pengaruh sedimentasi dan buangan limbah hampir terjadi secara merata pada setiap stasiun. Sebaran faktor-faktor yang mengancam ekosistem terumbu karang di Pulau Pramuka dapat dilihat pada Tabel 4.