Wisatawan Metode Pengumpulan Data dan Analisis .1 Pemanfaatan lahan

1. Skenario A, yaitu tanpa adanya pengelolaan, baik pengelolaan terhadap sub-model biologi, sub-model lingkungan perairan dan sub-model sosial ekonomi; 2. Skenario B, yaitu hanya dilakukan pengelolaan terhadap faktor-faktor yang merusak terumbu karang seperti perikanan yang merusak, kegiatan wisata snorkeling dan menyelam yang ramah lingkungan, pengelolaan sampah dan pelarangan perikanan muroami pengelolaan sub-model biologi; 3. Skenario C, yaitu hanya dilakukan pengelolaan terhadap biaya masuk ke kawasan konservasi Pulau Pramuka bagi wisatawan pengelolaan sub- model sosial-ekonomi; 4. Skenario D, yaitu hanya dilakukan pengelolaan terhadap air limbah yang dibuang langsung ke perairan pengelolaan sub-model lingkungan perairan; 5. Skenario E, yaitu pengelolaan terpadu yang meliputi pengelolaan sub- model biologi, sub-model lingkungan perairan dan sub-model sosial ekonomi. Selanjutnya dilakukan analisis trade-off melalui skoring untuk memperoleh skenario yang memiliki nilai tertinggi. Skoring dilakukan menggunakan persamaan benefit indicators dan cost indicator Brown et al. 2001; Nardo et al. 2005 seperti pada persamaan berikut : benefit indicators : …………………………………... 5 cost indicators : ………………..……………………... 6 dimana : Xs = nilai skor; X = nilai kriteria; X max = nilai maksimum; X min = nilai minimum Setelah dilakukan skoring maka dilakukan pembobotan untuk masing- masing kriteria, dimana kriteria sub-model biologi sebesar 40, kriteria sub- model lingkungan perairan 30 dan kriteria sub-model sosial ekonomi 30. Skenario yang dipilih adalah skenario yang memiliki nilai akhir tertinggi.

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil 4.1.1 Sub-model Biologi

4.1.1.1 Analisis Tutupan Karang dan Alga

Berdasarkan hasil perhitungan menggunakan photoquadrat dan CPECe maka tutupan karang hidup tertinggi terdapat pada Stasiun 3 sebesar 27.32 dan terendah di Stasiun 2 sebesar 4.66. Berdasarkan Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No. 04 tahun 2001 tentang Kriteri Baku Kerusakan Terumbu Karang, maka hanya pada Stasiun 3 kondisi tutupan karang hidupnya masuk kedalam kategori rusak sedang, sedangkan stasiun lainnya masuk kedalam kategori rusak buruk. Tabel 1. Hasil analisis persentase tutupan karang hidup dan alga di Pulau Pramuka, TN Kepulauan Seribu. No. Kategori Stasiun pengamatan 1 2 3 4 5 1 Karang hidup 10.99 4.66 27.32 11.66 13.60 12.77 2 Karang mati 44.33 76.24 0.24 9.96 1.29 32.39 3 Alga 27.53 3.57 70.32 62.73 74.95 40.94 4 Pasir 15.47 12.69 1.61 12.97 4.80 11.65 5 Biota lainnya 1.67 2.58 0.48 2.52 5.35 2.22 6 Sampah 0.02 0.00 0.02 0.16 0.00 0.03 Total 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 Jumlah transek kuadrat 130 139 143 143 136 691 Sumber : Data hasil pengamatan Keterangan : : kategori rusak buruk; : kategori rusak sedang Kepmen LH No. 04 tahun 2001 tentang Kriteria Baku Kerusakan Terumbu Karang Tutupan alga menunjukkan persentase yang tinggi pada hampir setiap stasiun pengamatan, kecuali pada Stasiun 2 dimana tutupan karang mati sangat mendominasi. Tutupan alga tertinggi terdapat pada Stasiun 5 sebesar 74.95 dan terendah pada Stasiun Stasiun 2 sebesar 3.57. Tutupan karang mati terbesar ditemukan pada Stasiun 2 sebesar 76.24 dan Stasiun 1 sebesar 44.33. Hal ini sesuai dengan hasil wawancara dengan masyarakat setempat dimana Stasiun 1 dan Stasiun 2 merupakan lokasi perikanan muroami yang masih berlangsung hingga saat ini sehingga karang mati yang ditemukan memiliki persentase yang besar dibandingkan dengan lokasi lainnya. Sampah laut dengan persentase tertinggi ditemukan pada Stasiun 4 sebesar 0.16, Stasiun 1 dan Stasiun 3 sebesar 0.02. Sampah laut sebagian besar berupa sampah plastik yang diduga selain berasal dari Pulau Pramuka juga berasal dari tempat lainnya. Berdasarkan hasil analisis di atas maka dapat disimpulkan bahwa tutupan karang hidup lebih kecil dibandingkan tutupan alga pada sebagian besar stasiun. Secara keseluruhan tutupan karang hidup sebesar 12.77 sedangkan tutupan alga jauh lebih besar yaitu sebesar 40.94. Tutupan karang mati juga menunjukkan persentase yang lebih tinggi dari tutupan karang hidup yaitu sebesar 32.39 Gambar 16. Gambar 16. Persentase tutupan karang hidup, alga, karang mati, pasir dan biota lainnya di perairan Pulau Pramuka, TN Kepulauan Seribu. Berdasarkan peta sebaran tutupan karang, alga serta organisme biotik dan abiotik lainnya Gambar 17 dapat dapat dilihat masing-masing stasiun penelitian memiliki karakteristik yang berbeda. Karakteristik yang berbeda tersebut disebabkan oleh kondisi geografis yang berbeda-beda sehingga akan mengalami pengaruh dari alam berupa arus, angin dan gelombang yang berbeda pula sepanjang tahun.