21
Tabel 1 Beberapa pengertian modal sosial
Penulis Tertambat Pada
Kapital Sosial Independen
Variabel Dependen
Bourdieu Hubungan
secara kelembagaan
Seluruh sumberdaya baik aktual maupun
materi Keanggotaan
individu dalamPetani
Coleman Struktur sosial,
hubungan sosial, institusi
Fungsi kewajiban, harapan, layak percaya,
saluran, norma, sangsi, jaringan organisasi
Tindakan aktor atau actor dalam
badan hukum
Putman Institusi Sosial
Jaringan, Norma, kepercayaan
Keberhasilan ekonomi,
demokrasi
Fukuyama Agama, filsafat
Kepercayan, nilai Kerjasama
keberhasilan ekonomi
Bank Dunia Institusi, norma,
hubungan Tindakan sosial
Turner Hubungan sosial pola
organisasi yang diciptakan individu
Kekuatan Potensi
perkembangan ekonomi
Lawang Struktur sosial
mikro, mezzo, makro Kekuatan sosial
komunikasi bersamakapital-kapital
lainnya Efisiensi dan
efektifitas dalam pengatasan
masalah
Sumber: Bourdieu 1986, Lawang 2005, Hasbullah 2006
2.4.2 Dimensi dan Tipologi Modal Sosial
Putnam Winter 2000 mengidentifikasikan modal sosial menjadi enam dimensi, yakni: 1 kebiasaan tipe perjanjian: formal dan informal, 2 tujuan
bersama antar institusi saling hormat menghormati, 3 hubungan dalam pergaulan “bridging” trust dan reciprocity saling membangun secara bersama-
sama, 4 modal sosial sebagai perantara kepercayaan dapat membangun sistem kedekatan antar individu, 5 intensitas hubungan intensitas hubunga n antar
individu merupakan kekayaan dan keuntungan ganda dalam Petani, dan 6 lokasi sosial menjalin hubungan kekerabatan tetangga dengan baik dapat
membangun sumberdaya modal sosial. Haddad 2000 membagi modal sosial kedalam tiga dimensi, yakni: 1 tingkat partisipasi rumahtangga dalam
22
kelompok, 2 fungsi kelompok bagi rumahtangga, dan 3 tingkat kepercayaan rumah tangga dalam kelompok.
Menurut Woolcock 1998 dalam Thomas dan Heres 2004, modal sosial dapat dilihat dari tiga tipe ikatan hubungan atau koneksi type of
networks. Pertama, modal kekerabatan bonding capital, yaitu ikatan hubungan yang berkaitan dengan hubungan kekerabatan emosional tinggi yakni:
hubungan antar anggota keluarga, teman dekat, dan tetangga. Kedua, modal pergaulan bridging capital, yaitu tingkat kekerabatan relatif lebih jauh
seperti: teman kerja, dan kolega. Ketiga, hubungan kelembagaan linking capital, yaitu ikatan hubungan yang lebih renggang lagi dibandingkan kedua
ikatan hubungan sebelumnya. Hubungan kelembagaan hanya dapat terjadi pada ikatan hubungan secara formal formal institutions baik untuk kepentingan
individu maupun kepentingan masyarakat luas. Berkenaan dengan itu, menurut Edward 2004 dalam Suandi 2007 bahwa modal sosial dapat berkontribusi
dalam meningkatkan keakraban dan kebersamaan dalam kehidupan masyarakat. Apalagi seorang individu atau kelompok masyarakat dalam menjalinkan interaksi
sosial dapat mengembangkan nilai- nilai atau norma- norma yang mereka miliki di masyarakat baik antar sistem jaringan bonding, bridging maupun sistem
jaringan linking dengan struktur yang terbuka dan komunikatif. Namun demikian, Edward menambahkan bahwa keefektifan proses komunikasi antar
individu atau kelompok masyarakat harus didukung oleh kondisi politik yang kondusif, menegakkan supremasi hukum, adanya kelembagaan good
governance dan menjunjung tinggi nilai-nilai kebudayaan. Ketiga pandangan tersebut merupakan prinsip yang menjadikan dasar
dalam pengelompokan modal sosial sebagai, social bonding perekat sosial, merupakan modal sosial yang lebih banyak bekerja secara internal dan solidaritas
yang dibangun karena menimbulkan kohesi sosial yang lebih bersifat makro komunal, maka hubungan yang terbangun didalamnya lebih bersifat eksklusif
nilai, kultur, presepsi, tradisi dan adat istiadat. Sedangkan social bridging jembatan sosial timbul sebagai reaksi atas berbagai macam karakteristik
kelompok yang lebih banyak menjalin jaringan dengan potensi eksternal yang