Pola Perdagangan Kayu Rakyat

105 kubikan. Status sosial ini juga ini juga berkorelasi dengan pendapatan, dimana kayu dijadikan investasi bukan sebagai pemenuhan kebutuhan hidup. Sedangkan pada Tabel 47 terlihat bahwa petani yang berada di lokasi penelitian yang belum tersertifikasi, korelasi yang terjadi hampir sama dengan pola yang terjadi di lokasi yang telah tersertifikasi. Ada yang berbeda sedikit dari korelasi yang terjadi pada status sosial petani, jika pada lokasi yang telah tersertifikasi ststus sosial berkorelasi positif dengan sistem penjualan sedangkan di lokasi yang belum tersertifikasi status sosial berkorelasi dengan tata waktu penjualan. Hal ini menunjukkan bahwa petani yang memiliki status sosial yang tinggi di lingkungannya, maka petani tersebut akan sangat jarang sekali melakukan penebangan kayu untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, karena dengan status sosial yang tinggi petani tersebut telah sejahtera.

5.9 Hubungan Modal Sosial dengan Perdagangan Kayu Rakyat

Perdagangan kayu rakyat merupakan sebuah proses yang dilakukan oleh petani dengan bakul atau pedagang pengepul untuk melakukan transaksi yang menguntungkan kedua belah pihak. Pola perdagangan kayu rakyat di tingkat petani ini selain dipengaruhi oleh karakteristik individu petani sendiri juga modal sosial di masyarakat. Secara rinci hubungan antara karakteristik individu dengan pola perdagangan disajikan pada Tabel 48 dan 49, sedangkan nilai korelasi secara lengkap tersaji pada Lampiran 13 dan 14. Tabel 48 Hubungan antara unsur pembentuk modal sosial dengan pola perdagangan kayu di lokasi penelitian yang tersertifikasi . No Karakteristik Individu Pola Perdagangan Tata waktu Rantai Pemasaran Sistem Penjualan 1. Kepercayaan 0,115 0,059 0,132 2. Jaringan 0,171 0,279 0,167 3. Norma Sosial 0,085 0,075 0,037 4. Tindakan yang Proaktif 0,305 0,358 0,157 5. Kepedulian 0,059 0,052 0,025 Keterangan : Korelasi nyata pada taraf 0,01 Korelasi nyata pada taraf 0,05 106 Tabel 49 Hubungan antara unsur pembentuk modal sosial dengan pola perdagangan kayu di lokasi penelitian yang belum tersertifikasi . No Karakteristik Individu Pola Perdagangan Tata waktu Rantai Pemasaran Sistem Penjualan 1. Kepercayaan 0,047 0,079 0,079 2. Jaringan 0,227 -0,026 -0,026 3. Norma Sosial 0,072 0,044 0,044 4. Tindakan yang Proaktif 0,439 0,270 0,270 5. Kepedulian 0, 114 0, 070 0, 070 Keterangan : Korelasi nyata pada taraf 0,01 Korelasi nyata pada taraf 0,05 Tabel 48 menunjukkan bahwa faktor-faktor pembentuk modal sosial yang ada di lokasi yang tersertifikasi hanya sebagian kecil saja yang memiliki korelasi terhadap pola perdagangan kayu rakyat. Faktor penyusun modal sosial yang memiliki korelasi positif terhadap pola perdagangan kayu rakyat adalah faktor jaringan dan tindakan yang proaktif, dimana faktor ini berkorelasi positif dengan tata waktu penjualan, rantai pemasaran dan sistem penjualan. Sebagaimana yang terjadi di lokasi penelitian, ada sebagian petani memeliki jaringan dan tindakan proaktif yang tinggi dalam pengelolaan hutan rakyat dan perdagangan kayu rakyat. Salah satu tindakan proaktif petani dalam perdagangan kayu rakyat ini adalah melalui kelompok tani PPHR yang didamping oleh LSM PERSEPSI yang menggandeng perusahaan PT. Jaring Akar Ranting untuk membeli kayu-kayu rakyat yang dihasilkan dari lahan petani yang telah tersertifikasi dengan harga yang lebih tinggi dibandingkan dengan harga beli oleh bakul dan pedagang pengepul setempat, akan tetapi kegiatan ini hanya berjalan sesaat saja, karena belum adanya perusahaan-perusahaan yang menerima kayu rakyat yang berasal dari hutan rakyat yang telah tersertifikasi. Sedangkan pada Tabel 49 terlihat bahwa korelasi antara faktor pembentuk modal sosial dengan pola perdagangan kayu yang terjadi di lokasi penelitian yang belum tersertifikasi hanya tindakan proaktif yang berkorelasi positif dalam pola perdagangannya. Dengan adanya tindakan proaktif yang tinggi, yang dilakukan oleh petani dalam perdagangan kayu rakyat ini, petani mampu menggali 107 informasi-informasi yang dibutuhkannya, sehingga petani mulai dapat membandingkan harga penjualan kayu yang dimilikinya.

5.10 Dukungan Infrastruktur

Dukungan infrastruktur dalam pengelolaan hutan rakyat dan perdagangan kayu rakyat merupakan modal fisik masyarakat yang turut memperkuat modal manusia dan modal sosial masyarakat, tidak hanya dalam bentuk ketersediaan di masyarakat akan tetapi menyangkut tingkat pelayanan yang diberikan kepada masyarakat. Menurut Uphoff 2000 modal fisik termasuk di dalamnya adalah jalan raya, sarana komunikasi, pabrik, peralatan, kendaraan, rumah, uang, saham, obligasi dan instrumen keuangan lainnya. Secara rinci dukungan infrastruktur dalam pengelolaan hutan rakyat dan perdagangan kayu rakyat di lokasi yang telah tersertifikasi maupun yang belum tersertifikasi tersaji pada Tabel 50. Tabel 50 Ketersediaan dan pelayanan infrastruktur dalam pengeloaan hutan rakyat dan perdagangan kayu rakyat di tingkat petani baik di lokasi yang tersertifikasi maupun yang belum tersertifikasi berdasarkan kelasnya No Dukungan Sarana Kategori Sertifikasi Non Sertifikasi Jumlah orang Persentase Jumlah orang Persentase A Produksi 1. Bahan 1 Sulit 0,00 0,00 2 Mudah 57 100,00 58 100,00 2. Bibit 1 Sulit 24 41,38 18 31,03 2 Mudah 33 57,89 40 68,97 3. Pupuk 1 Sulit 0,00 0,00 2 Mudah 57 100,00 58 100,00 4. Alat Pertanian 1 Sulit 0,00 0,00 2 Mudah 57 100,00 58 100,00 B Transportasi 0,00 1. Sarana Transportasi 1 Sulit 0,00 100,00 2 Mudah 57 100,00 58 0,00 2. Pelayanan 3 tahun terakhir 1 Tidak Semakin Baik 0,00 100,00 2 Semakin Baik 57 100,00 58 0,00 C Komunikasi 1. Sarana Komunikasi 1 Sulit 0,00 0,00 2 Mudah 57 100,00 58 100,00 2. Pelayanan 3 tahun terakhir 1 Tidak Semakin Baik 0,00 0,00 2 Semakin Baik 57 100,00 58 100,00 108 Tabel 50 Ketersediaan dan pelayanan infrastruktur…………………..lanjutan No Dukungan Sarana Kategori Sertifikasi Non Sertifikasi Jumlah orang Persentase Jumlah orang Persentase D Informasi 1. Sarana Informasi 1 Sulit 10 17,24 15 25,86 2 Mudah 47 82,46 43 74,14 2. Pelayanan 3 tahun terakhir 1 Tidak Semakin Baik 10 17,24 16 27,59 2 Semakin Baik 47 82,46 42 72,41 E Kesehatan 1. Sarana Kesehatan 1 Sulit 0,00 0,00 2 Mudah 57 100,00 58 100,00 2. Pelayanan 3 tahun terakhir 1 Tidak Semakin Baik 0,00 0,00 2 Semakin Baik 57 100,00 58 100,00 F Pendidikan 1. Sarana Pendidikan 1 Sulit 0,00 0,00 2 Mudah 57 100,00 58 100,00 2. Pelayanan 3 tahun terakhir 1 Tidak Semakin Baik 0,00 0,00 2 Semakin Baik 57 100,00 58 100,00 G Pelatihan, Penyuluhan, Bimbingan Teknis 1. Sarana Pelatihan, Penyuluhan, Bimbingan Teknis 1 Sulit 56 96,55 56 96,55 2 Mudah 1 1,75 2 3,45 2. Pelayanan 3 tahun terakhir 1 Tidak Semakin Baik 56 96,55 56 96,55 2 Semakin Baik 1 1,75 2 3,45 H Penyedia Modal 1. Sarana Kesehatan 1 Sulit 0,00 0,00 2 Mudah 57 100,00 58 100,00 2. Pelayanan 3 tahun terakhir 1 Tidak Semakin Baik 0,00 0,00 2 Semakin Baik 57 100,00 58 100,00

5.11 Strategi Pengelolaan Hutan Rakyat dan Perdagangan Kayu Rakyat

Suatu kebijakan baik yang dijalankan oleh Pemerintah Pusat dan Daerah maupun Pemerintah Desa atau Kelompok yang ada di masyarakat akan mempengaruhi kehidupan masyarakat. Dalam pengelolaan hutan rakyat dan perdagangan kayu rakyat yang ada di desa, modal sosial seluruh unsur masyarakat sangat diperlukan sehingga pengelolaan hutan rakyat dan perdagangan kayu rakyat akan berjalan dengan baik dan lestari. Oleh karena itu diperlukan strategi pengembangan yang sesuai dengan kondisi masyarakat setempat sehingga dapat diimplementasikan.