80
Tabel 27 Penilaian karakteristik individu petani yang tersertifikasi dan yang belum tersertifikasi berdasarkan kategori
No Kategori
Karakteristik Individu
Selang Nilai Sertifikasi
Non Sertifikasi Jumlah
orang Persentase
Jumlah orang
Persentase 1
Rendah 13,33
1 1,75
0,00 2
Sedang 13,33 – 18,67
50 87,72
51 87,93
3 Tinggi
18,67 6
10,53 7
12,07 Jumlah
57 100,00
58 100,00
Tabel 27 menunjukkan bahwa karakteristik individu petani yang berada baik di lokasi yang telah mendapatkan sertifikasi maupun yang belum
mendapatkan sertifikasi termasuk dalam kategori sedang. Penilaian karakteristik individu petani ini menjadi hal yang sangat dibutuhkan karena tingkat
karakteristik individu akan mempengaruhi tingkat modal manusia. Menurut Fukuyama 2007 dan Coleman 1988, modal manusia dalam bentuk pendidikan
dan keterampilan lebih dominan dalam menentukan keberhasilan pembangunan dibandingkan modal yang berwujud fisik seperti teknologi, tanah, bangunan,
mesin-mesin dan sebagainya.
5.4 Unsur-unsur Pembentuk Modal Sosial
Unsur-unsur modal sosial yang diukur dalam komunitas petani di lokasi penelitian terdiri dari kepercayaan, norma sosial, jaringan sosial, tindakan proaktif
dan kepedulian. Tingkatan unsur modal sosial terbagi menjadi 4 tingkatan mengacu pada modal sosial Uphoff 2000, yaitu: minimum, rendah, sedang, dan
tinggi.
5.4.1 Kepercayaan
Fukuyama 2007 menyatakan bahwa kepercayaan adalah sikap saling mempercayai masyarakat sedangkan Grotaert et al 2004 menyatakan bahwa
kepercayaaan merupakan unsur modal sosial yang sulit untuk diukur karena mempunyai arti yang sangat luas dan berbeda bagi setiap individu. Oleh karena itu
diperlukan pengkajian terhadap kepercayaan yang mencakup kepercayaan terhadap individu, institusi, dan bisnis. Penilaian kepercayaan petani responden
meliputi tingkat kepercayaan terhadap orang sekitar di dalam komunitas, orang
81
dengan etnis yang sama tetapi di luar komunitas, orang dengan etnis yang berbeda baik di dalam maupun di luar komunitas, aparat pemerintah, kepolisian, tokoh
masyarakatadat, tokoh agama, pihak luar LSMswasta, instansi-instansi terkait dengan pengelolaan hutan rakyat dan perdagangan kayu rakyat serta tingkat
kepercayaan masyarakat dalam hal pinjam-meminjam uangbarang. Tingkat kepercayaan petani responden tersaji pada Tabel 28.
Tabel 28 Tingkat kepercayaan petani responden
No Sub unsur
kepercayaan Tingkat
Sertifikasi Non Sertifikasi
Jumlah orang
Persentase Skor
Jumlah orang
Persentase Skor
1. Kepercayaan
terhadap orang sekitar
komunitas Tidak Percaya
0,00 0,00
Percaya 57
100,00 114
58 100,00
116 Jumlah
57 100,00
114 58
100,00 116
2. Kepercayaan
terhadap orang dengan
etnis yang sama
Tidak Percaya 0,00
0,00 Kurang Percaya
4 7,02
8 8
13,79 16
Percaya 53
92,98 159
50 86,21
150 Jumlah
57 100,00
167 58
100,00 166
3. Kepercayaan
terhadap orang dengan
etnis yang berbeda
Tidak Percaya 0,00
0,00 Kurang Percaya
14 24,56
28 17
29,31 34
Percaya 43
75,44 129
41 70,69
123 Jumlah
57 100,00
157 58
100,00 157
4. Kepercayaan
terhadap aparat
pemerintah Tidak Percaya
0,00 0,00
Kurang Percaya 2
3,51 4
7 12,07
14 Percaya
55 96,49
165 51
87,93 153
Jumlah 57
100,00 169
58 100,00
167 5.
Kepercayaan terhadap
aparat kepolisian
Tidak Percaya 0,00
0,00 Kurang Percaya
0,00 1
1,72 2
Percaya 57
100.00 171
57 98,28
171 Jumlah
57 100,00
171 6.
Kepercayaan terhadap
tokoh masyarakatad
at Tidak Percaya
0,00 0,00
Kurang Percaya 0,00
1 1,72
2 Percaya
57 100,00
171 57
98,28 171
Jumlah 57
100,00 171
58 100,00
173 7.
Kepercayaan terhadap
tokoh agama Tidak Percaya
0,00 0,00
Kurang Percaya 0,00
0,00 Percaya
57 100,00
171 58
100,00 174
Jumlah 57
100,00 171
58 100,00
174
82
Tabel 28 Tingkat kepercayaan petani ...............................lanjutan
No Sub unsur
kepercayaan Tingkat
Sertifikasi Non Sertifikasi
Jumlah orang
Persentase Skor
Jumlah orang
Persentase Skor
8. Kepercayaan
terhadap pihak luar
LSMswasta Tidak Percaya
0.00 5
8.62 5
Kurang Percaya 23
40.35 46
43 74.14
86 Percaya
34 59.65
102 10
17.24 30
Jumlah 57
100,00 148
58 100,00
121 9.
Kepercayaan terhadap dinas
lingkungan hidup,
kehutanan dan pertambangan
kabupaten Wonogiri
Tidak Percaya 0,00
0,00 Kurang Percaya
0,00 0,00
Percaya 57
100,00 171
58 100,00
174
Jumlah 57
100,00 171
58 100,00
174 10
Kepercayaan terhadap
BPDAS Solo Tidak Percaya
0,00 0,00
Kurang Percaya 0,00
0,00 Percaya
57 100,00
171 58
100,00 174
Jumlah 57
100,00 171
58 100,00
174 11
Kepercayaan dalam hal
pinjam- meminjam
baranguang Tidak Percaya
0,00 0,00
Kurang Percaya 0,00
0,00 Percaya
57 100,00
171 58
100,00 174
Jumlah 57
100,00 171
58 100,00
174 Jumlah skor sertifikasi dan non sertifikasi = 1.781 dan 1.769 rata-rata skor = 31,25 dan 30,50
Selang nilai kepercayaan dengan Xmax=32, Xmin=11 dan N=4 adalah 5,25 sehingga tingkat kepercayaan masyarakat dapat dibagi menjadi:
a. tingkat kepercayaan minimum jika skor ≤ 16
b. tingkat kepercayaan rendah jika skor 16 sd 21
c. tingkat kepercayaan sedang jika skor 22 sd 27
d. tingkat kepercayaan tinggi jika skor 27
Tabel 28 menunjukkan bahwa rata-rata petani hutan rakyat yang telah tersertifikasi maupun yang belum tersertifikasi memiliki tingkat kepercayaan
dalam kategori tinggi skor 31,25 dan 30,50. Seluruh responden menilai orang- orang di sekitarnya dapat dipercaya, ini berarti masyarakat memiliki tingkat
kepercayaan yang tinggi terhadap anggota komunitas. Hal ini dikarenakan petani yang tinggal di lokasi penelitian merupakan penduduk asli. Bahkan petani
responden akan mempercayai pendatang yang memiliki latar belakang etnis yang berbeda, dengan catatan mereka harus menghormati adat-istiadat yang berlaku di
83
masyarakat dan menjaga kesopanan dalam bergaul. Sehingga tingkat kepercayaan dalam pergaulan masih menunjukkan tingkat yang positif.
Kepercayaan petani responden terhadap pemerintah tergolong tinggi. Hal ini ditunjukkan oleh ketaatan mereka terhadap pemerintahan yang akan
menjalankan kegiatan-kegiatan atau program pemerintah. Selain percaya terhadap pemerintah, petani juga mempercayai tokoh
masyarakat atau pemuka agama. Tokoh masyarakat di lokasi penelitian yang sangat dipercaya adalah Kepala Dusun Kadus, dimana kadus ini memegang
peranan penting dalam kehidupan sehari-hari di komunitas masyarakat. Selain itu Kadus juga merupakan penyambung lidah bagi pelaksanaan program-program
pemerintah di masyarakat. Dalam hal pinjam meminjam, sebagian besar petani responden meminjam
uang kepada keluarga dekat atau tetangga. Masyarakat masih sangat percaya kepada lingkungan sekitarnya untuk melakukan pinjam-meminjam barang dan
uang 100. Artinya masyarakat selama ini tidak pernah mengalami kesulitan untuk melakukan pinjam-meminjam uang atau barang dengan komunitas di
lingkungannya. Tingkat saling kepercayaan petani responden tersaji pada Tabel 29.
Tabel 29 Tingkat saling kepercayaan petani responden
No Kategori
Tingkat Kepercayaan
Selang Nilai
Sertifikasi Non Sertifikasi
Jumlah orang
Persentase Jumlah
orang Persentase
1. Minimum
16 0,00
0,00 2.
Rendah 16 – 21
0,00 0,00
3. Sedang
21 – 26 0,00
1 1,72
4. Tinggi
27 57
100,00 57
98,28 Jumlah
57 100,00
58 100,00
Tabel 29 menunjukkan bahwa tingkat saling kepercayaan petani responden pada umumnya berada pada kategori tinggi. Hal ini sesuai dengan teori Fukuyama
2007 yang menyebutkan bahwa kemakmuran akan dicapai pada masyarakat yang memiliki tingkat kepercayaan tinggi dibandingkan dengan masyarakat yang
memiliki kepercayaan yang rendah.
84
5.4.2 Jaringan Sosial
Jaringan sosial merupakan hubungan yang tersusun dalam suatu interaksi yang melibatkan orang, kelompok, masyarakat, informasi dan beragam pelayanan
sosial di dalamnya Sidu 2006. Tingkat jaringan sosial petani responden tersaji pada Tabel 30.
Tabel 30 Tingkat jaringan sosial petani di lokasi penelitian
No Sub unsur
jaringan sosial
Kategori Sertifikasi
Non Sertifikasi Jumlah
orang Persentase
Skor Jumlah
orang Persentase
Skor 1
Kepadatan organisasi
jumlah anggota
Keluarga yang terlibat
Minimum 0,00
0,00 Rendah
2 3,51
4 1
1,72 2
Sedang 26
45,61 78
29 50,00
87 Tinggi
29 50,88
116 28
48,28 112
Jumlah 57
100,00 198
58 100,00
201 2
Keragaman keanggotaan
organisasi Minimum
0,00 0,00
Rendah 0,00
1 1,72
2 Sedang
27 47,37
81 28
48,28 84
Tinggi 30
52,63 120
29 50,00
116 Jumlah
57 100,00
201 58
100,00 202
3 Partisipasi
dalam kelompok
Tidak pernah 0,00
0,00 Jarang
0,00 4
6,90 8
Sering 57
100,00 171
54 93,10
162 Jumlah
57 100,00
171 170
4 Kerelaan dalam
membangun jaringan
Tidak Rela 0,00
0,00 Kurang Rela
1 1,75
2 0,00
Rela 56
98,25 168
58 100,00
174 Jumlah
57 100,00
170 58
100,00 174
5 Kerjasama
kelompok dengan
kelompok lain di luar
komunitas Tidak pernah
0,00 0,00
Jarang 2
3,51 4
1 1,72
2 Sering
55 96,49
165 57
98,28 171
Jumlah 57
100,00 169
58 100,00
173 6
Kerjasama kelompok
dengan kelompok lain
di luar komunitas
Tidak pernah 4
7,02 4
9 15,52
9 Jarang
35 61,40
70 27
46,55 54
Sering 18
31,58 54
22 37,93
66
Jumlah 57
100,00 128
58 100,00
129 7
Kebersamaan inisiatif
anggota menjadi ketua
sementara Rendah
0,00 0,00
Sedang 34
59,65 68
32 55.,17
64 Tinggi
23 40,35
69 26
44,83 78
Jumlah 57
100,00 137
58 100,00
142 Jumlah skor sertifikasi dan non sertifikasi = 1.174 dan 1. 191 rata-rata skor = 20,60 dan 20,53
85
Selang nilai untuk tingkat jaringan sosial dengan Xmax=23 dan Xmin=7 dengan N=4 adalah 4, sehingga tingkat jaringan sosial dapat dibagi menjadi
a. Minimum bila skor jaringan sosial 10
b. Rendah bila skor jaringan sosial 11 sd 14
c. Sedang bila skor jaringan sosial 15 sd 18
d. Tinggi bila skor jaringan sosial 18
Tabel 30 menunjukkan bahwa skor rata-rata jaringan sosial petani responden adalah 20,60 di lokasi hutan rakyat tersertifikasi dan 20,53 di lokasi
hutan rakyat non-tersertifikasi yang termasuk dalam kategori tinggi. Tingkat jaringan sosial petani responden tersaji pada Tabel 31.
Tabel 31 Tingkat jaringan sosial petani responden
No Kategori
Tingkat Kepercayaan
Selang Nilai
Sertifikasi Non Sertifikasi
Jumlah orang
Persentase Jumlah
orang Persentase
1. Minimum
10 0,00
0,00 2.
Rendah 10 – 13
0,00 0,00
3. Sedang
14 – 18 12
21,05 9
15,52 4.
Tinggi 18
45 78,95
49 84.48
Jumlah 57
100,00 58
100,00
Tabel 31 menunjukkan bahwa jaringan sosial petani responden memiliki tingkat jaringan sosial yang tinggi 78,95 dan 84,48. Menurut Hasbullah
2006 bahwa salah satu kunci keberhasilan membangun modal sosial terletak pada kemampuan sekelompok orang dalam suatu asosiasi atau perkumpulan
dalam melibatkan diri dalam suatu jaringan hubungan sosial. Kemampuan anggota masyarakat untuk selalu menyatukan diri dalam
suatu pola hubungan yang sinergis, akan sangat besar pengaruhnya dalam menentukan kuat atau tidaknya modal sosial yang terbentuk Hasbullah 2006.
Kemampuan tersebut adalah kemampuan untuk berpartisipasi guna membangun sejumlah asosiasi serta membangun jaringannya melalui berbagai variasi
hubungan yang saling berdampingan dan dilakukan atas prinsip kesukarelaan voluntary, kesamaan equality, kebebasan freedom dan keadaban civility.
86
Organisasi yang ada di lokasi penelitian
Organisasi yang berada di lokasi penelitian baik hutan rakyat yang tersertifikasi maupun yang belum tersertifikasi ada yang dibangun sendiri oleh
masyarakat ada pula organisasi yang dibangun oleh pemerintah maupun lembaga swadaya masyarakat LSM. Organisasi yang terdapat di lokasi penelitian antara
lain: a.
Kelompok Tani Kelompok tani yang berada di lokasi penelitian, terbentuk seiring dengan
adanya kegiatan pemerintah dalam program penghijauan atau penanaman hutan di lokasi milik petani, setelah program berakhir, maka kegiatan berakhir pula
kegiatan kelompok tani khususnya di lokasi yang belum tersertifikasi. Sedangkan pada lokasi yang tersertifikasi, organisasi kelompok tani sampai saat ini masih
berjalan. Kelompok tani pengelola hutan tersertifikasi terbagi dalam beberapa kelompok, yaitu kelompok tani tingkat Kecamatan yang bernama Perkumpulan
Pelestari Rakyat PPHR Catur Giri Manunggal yang terdiri dari Desa Sajati, Desa Tirtosuworo, Desa Guotirto dan Kelurahan Girikikis. Untuk tingkat desa
kelompok tani bernama Gabungan Pelestari Hutan Rakyat yang terdiri dari kumpulan-kumpulan dusun yang ada di desa, sedangkan tingkat terendah adalah
Kesatuan Pelestari Hutan Rakyat KPHR, yaitu kelompok tani yang berada di tingkat dusun.
Kelompok tani yang ada di lokasi tersertifikasi ini terbentuk pada tahun 2007 yang didampingi sebuah LSM yang bernama Perhimpunan untuk Studi dan
Pengembangan Ekonomi dan Sosial PERSEPSI. Selaku pendamping masyarakat PERSEPSI mengajukan ke PT. Mutu Agung Lestari MAL sebagai lembaga
sertifikasi yang telah terakreditasi oleh Lembaga Ekolabel Indonesia LEI untuk melakukan penilaian dan memberikan sertifikat Pengelolaan Hutan Berbasis
Masyarakat Lestari PHBML. Seiring berjalannya waktu kelompok tani baik yang berada di tingkat
kecamatan, desa dan dusun tidak begitu maksimal dalam pelaksanaannya. Hal ini
87
dikarenakan sebagian besar kelompok tani yang terbentuk merupakan kelompok tani yang bersifat keproyekan. Oleh karena itu organisasi yang bergerak dalam
bidang pengelolaan hutan rakyat dan perdagangan kayu rakyat belum berjalan dengan baik.
b. Kelompok Arisan
Kelompok arisan ini terbangun karena kesadaran petani di lokasi penelitian secara sukarela atas inisiatif dari tokoh-tokoh masyarakat. Mayoritas
anggota arisan adalah kepala rumah tangga. Kelompok arisan ini melakukan pertemuan sebulan sekali yang diikuti oleh seluruh warga. Hal ini dilakukan selain
untuk pengundian siapa yang mendapatkan arisan, pertemuan ini juga digunakan untuk membahas kegiatan-kegiatan atau program-program yang akan
dilaksanakan di dusun tersebut. Kegiatan-kegiatan tersebut biasanya yang menyangkut kegiatan untuk kepentingan bersamaumum.
c. Koperasi
Koperasi berada di tingkat RT yang terbentuk seiring dengan program pemerintah Kabupaten Wonogiri melalui APBD. Bantuan itu berupa uang yang
digunakan untuk kegiatan simpan pinjam bagi masyarakat setempat. Pertemuan untuk koperasi ini dilaksanakan sepekan sekali. Pertemuan koperasi tidak banyak
membahas kegiatan-kegiatan yang berkaitan langsung dengan perkembangan dusun, karena koperasi ini hanya bergerak di lingkup RT saja.
d. Kelompok PKK
Hampir di seluruh dusun-dusun di lokasi penelitian terdapat kegiatan ibu- ibu dibawah naungan organisasi PKK. Kegiatan yang dilakukan PKK antara lain
lomba-lomba tingkat desa maupun kecamatan dalam rangka memperingati hari besar, kegiatan bersih-bersih khusus ibu-ibu, arisan dan pembagian raskin,
posyandu yang salah satu kegiatan yang rutin berupa penimbangan untuk balita dan lansia, dan pengarahan-pengarahan tentang kesehatan yang bekerjasama
dengan instansi kesehatan terkait puskesmas. Kegiatan penimbangan dan
88
pengarahan pengarahan dilakukan setiap sebulan sekali, bertempat di rumah kepala dusun.
5.4.3 Norma Sosial
Norma adalah sekumpulan aturan yang diharapkan dipatuhi dan diikuti oleh anggota masyarakat pada suatu entitas sosial tertentu Hasbullah 2006.
Norma sosial ini dapat berupa aturan-aturan tertulis formal maupun aturan- aturan yang tidak tertulis. Norma formal bersumber dari lembaga masyarakat yang
resmi dan umumnya tertulis, sedangkan norma informal biasanya tidak tertulis, umumnya berisi aturan-aturan dalam masyarakat pantangan, aturan keluarga dan
adat-istiadat setempat. Tingkat norma sosial petani responden tersaji pada Tabel 32.
Tabel 32 Kategori tingkat norma sosial petani responden
No Sub unsur
norma sosial Kategori
Sertifikasi Non Sertifikasi
Jumlah orang
Persentase Skor
Jumlah orang
Persentase Skor
1 Ketaatan
terhadap aturan tidak tertulis
normaadat istiadat
Tidak Taat 0,00
0.00 Kurang Taat
0,00 2
3.45 4
Taat 57
100,00 171
56 96.55
168 Jumlah
57 100,00
171 58
100,00 172
2 Ketaatan
terhadap aturan pemerintah
Tidak Taat 0.00
0,00 Kurang Taat
2 3.51
4 0,00
Taat 55
96.49 165
58 100,00
174 Jumlah
57 100,00
169 58
100,00 174
3 Kejujuran
dalam pergaulan
sehari-hari Tidak Jujur
0,00 0.00
Kurang Jujur 0,00
1 1.72
2 Jujur
57 100,00
171 57
98.28 171
Jumlah 57
100,00 171
58 173
4 Kesopanan
dalam pergaulan
sehari-hari Tidak Sopan
0,00 0,00
Kurang Sopan
0,00 0,00
Sopan 57
100,00 171
58 100,00
174 Jumlah
57 100,00
169 58
100,00 174
5 Kerukunan
dalam pergaulan
sehari-hari Tidak Rukun
0,00 0,00
Kurang Rukun
0,00 0,00
Rukun 57
100,00 171
58 100,00
174 Jumlah
57 100,00
171 58
100,00 174
Jumlah skor sertifikasi dan non sertifikasi = 853 dan 867 rata-rata skor = 14,96 dan 14,95
Selang nilai untuk tingkat norma sosial dengan Xmax=15 dan Xmin=5 dengan N=4 adalah 3, sehingga tingkat jaringan sosial dapat dibagi menjadi
a. Minimum bila skor jaringan sosial 8