Pengelolaan Hutan Rakyat TINJAUAN PUSTAKA

22 kelompok, 2 fungsi kelompok bagi rumahtangga, dan 3 tingkat kepercayaan rumah tangga dalam kelompok. Menurut Woolcock 1998 dalam Thomas dan Heres 2004, modal sosial dapat dilihat dari tiga tipe ikatan hubungan atau koneksi type of networks. Pertama, modal kekerabatan bonding capital, yaitu ikatan hubungan yang berkaitan dengan hubungan kekerabatan emosional tinggi yakni: hubungan antar anggota keluarga, teman dekat, dan tetangga. Kedua, modal pergaulan bridging capital, yaitu tingkat kekerabatan relatif lebih jauh seperti: teman kerja, dan kolega. Ketiga, hubungan kelembagaan linking capital, yaitu ikatan hubungan yang lebih renggang lagi dibandingkan kedua ikatan hubungan sebelumnya. Hubungan kelembagaan hanya dapat terjadi pada ikatan hubungan secara formal formal institutions baik untuk kepentingan individu maupun kepentingan masyarakat luas. Berkenaan dengan itu, menurut Edward 2004 dalam Suandi 2007 bahwa modal sosial dapat berkontribusi dalam meningkatkan keakraban dan kebersamaan dalam kehidupan masyarakat. Apalagi seorang individu atau kelompok masyarakat dalam menjalinkan interaksi sosial dapat mengembangkan nilai- nilai atau norma- norma yang mereka miliki di masyarakat baik antar sistem jaringan bonding, bridging maupun sistem jaringan linking dengan struktur yang terbuka dan komunikatif. Namun demikian, Edward menambahkan bahwa keefektifan proses komunikasi antar individu atau kelompok masyarakat harus didukung oleh kondisi politik yang kondusif, menegakkan supremasi hukum, adanya kelembagaan good governance dan menjunjung tinggi nilai-nilai kebudayaan. Ketiga pandangan tersebut merupakan prinsip yang menjadikan dasar dalam pengelompokan modal sosial sebagai, social bonding perekat sosial, merupakan modal sosial yang lebih banyak bekerja secara internal dan solidaritas yang dibangun karena menimbulkan kohesi sosial yang lebih bersifat makro komunal, maka hubungan yang terbangun didalamnya lebih bersifat eksklusif nilai, kultur, presepsi, tradisi dan adat istiadat. Sedangkan social bridging jembatan sosial timbul sebagai reaksi atas berbagai macam karakteristik kelompok yang lebih banyak menjalin jaringan dengan potensi eksternal yang 23 melekat. Social linking merupakan hubungan sosial dari diantara beberapa level dari kekuatan sosial dalam masyarakat tanpa membedakan kelas dan status sosial tersebut Ramli 2007; LP UNPAD 2008. Beberapa ahli telah menyebutkan berbagai unsur-unsur pembentuk modal sosial misalnya Putnam 1993 menyebutkan kepercayaan, norma-norma dan jaringan-jaringan, Flassy et al. 2009 menyebutkan bahwa kepercayaan merupakan unsur utama dalam modal sosial, sedangkan unsur lainnya yaitu partisipasi dalam jaringan, resiprocity, norma sosial, nilai-nilai sosial dan tindakan proaktif merupakan syarat kecukupan dari modal sosial.

2.4.3 Unsur-Unsur Modal Sosial

Uphoof 2000 menyebutkan bahwa unsur modal sosial terbagi dalam dua kategori yaitu modal sosial struktural yang merupakan hubungan sosial yang mengakibatkan tindakan bersama saling menguntungkan dan kategori modal sosial kognitif yang merupakan proses proses mental dan ide-ide yag berbasis pada ideologi dan budaya dengan unsur-unsur norma, nilai, sikap, keyakinan, kepercayaan solidaritas, kerjasama dan kedermawanan. Unsur-unsur modal sosial berdasarkan kategori struktural dan kognitif tersebut dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2 Kategori modal sosial Kategori Struktural Kognitif Sumber dan manifestasi Peranan dan aturan jaringan dan hubungan interpersonal lainnya Prosedur dan preseden Norma, nilai, sikap dan keyakinan Domain Organisasi sosial Budaya sipil Faktor dinamis Hubunganketerkaitan horizontal dan vertikal Kepercayaan, solidaritas, kerjasama dan kedermawanan Unsur-unsur umum Ekspektasi yang mengarah pada perilaku kooperatif dan memberimanfaat untuk semuan Sumber: Uphoff 2000 Uphoff 2000 membagi modal sosial dalam empat tingkatan kontinuum yaitu minimum, rendah, sedang dan tinggi sebagaimana tersaji pada Tabel 3. 24 Tabel 3 Tingkatan modal sosial Tingkatan modal social Minimum Rendah Sedang Tinggi Tidak mementingkan kesejahteraan orang lain; memaksimalkan kepentingan sendiri dengan mengorbankan kepentingan orang lain Hanya mengutamakan kesejahteraan sendiri; Kerjasama terjadi sejauh menguntungkan sendiri Komitmen terhadap upaya bersama; kerjasama terjadi bila memberi keuntungan kepada orang lain Komitmen terhadap kesejahteraan oranglain;Kerjasama tidak terbatas pada kemanfaatan sendiri tetapi juga untuk kebaikan bersama Nilai-nilai: Hanya menghargai kebesaran diri sendiri Nilai-nilai: Efisiensi kerjasama Nilai-nilai: Efektifitas kerjasama Nilai-nilai: Altruism dipandang sebagai hal yang baik Isu-isu pokok: Selfisness: Bagaimana sifat seperti ini bisa dicegah agar tidak merusak Petani secara keseluruhan Isu-isu pokok: Biaya transaksi: Bagaimana biaya ini bisa dikurangi untuk meningkatkan manfaat bersih bagi masing- masing orang Isu-isu pokok: Tindakan kolektif: Bagaimana kerjasama penghimpunan sumberdayabisa berhasil berkelanjutan Isu-isu pokok: Pengorbanan diri: Sejauh mana hal-hal seperti patriotisme dan pengorbanan demi fanatisme agama perlu dilakukan Strategi: Jalan sendiri Strategi : Kerjasama teknis Strategi: Kerjasama Strategis Strategi: Bergabung atau melarutkan kepentingan individu Kepentingan bersama: Tidak jadi pertimbangan Kepentingan bersama: Instrumental Kepentingan bersama: Intitusional Kepentingan bersama: Transedental Pilihan: Keluar: bila tidak puas Pilihan: Bersuara: berusaha untuk memperbaiki syarat pertukaran Pilihan: Bersuara: mencoba memperbaiki keseluruhan produktifitas Pilihan: Setia: menerima apapunjika hal itu baik untuk kepentingan bersama secara keseluruhan Teori permainan: Zero-sum Tapi apabila kompetisi tanpa adanya hambatan pilihan akan menghasilkan negative-sum Teori permainan: Zero-sum Pertukaran yang memaksimalkan keuntungan sendiri bisa menghasilkan positive-sum Teori permainan: Positive-sum Ditujukan untuk memaksimalkan kepentingan sendiri dan kepentingan untuk mendapatkan manfaat bersama Teori permainan: Positive-sum Ditujukan untuk memaksimalkan kepentingan bersama dengan mengesampingkan kepentingan sendiri Fungsi utilitas: Independent Penekanan diberikan bagi utilitas sendiri Fungsi utilitas: Independent Dengan utilitas bagi diri sendiri diperbesar melalui kerjasama Fungsi utilitas: Interdependent positive Dengan sebagaian penekanan diberiikan bagi kemanfaatan orang lain Fungsi utilitas: Interdependent positive Dengan lebih banyak penekanan diberikan bagi kemanfaatan orang lain daripada keuntungan diri sendir Sumber : Uphoff 2000 25 Hasbullah 2006 membagi unsur modal sosial menjadi enam yaitu kepercayaan, partisipasi dalam jaringan, resiprocity, norma sosial, nilai-nilai dan tindakan yang proaktif. a. Kepercayaan atau rasa percaya mempercayai adalah suatu bentuk keinginan untuk mengambil resiko dalam hubungan sosialnya yang didasari oleh perasaan yakin bahwa yang lain akan melakukan sesuatu seperti yang diharapkan dan akan senantiasa bertindak dalam pola tindakan yang saling mendukung, paling tidak yang lain tidak akan bertindak merugikan diri dan kelompoknya Putnam 1993. Fukuyama 2007 berpendapat bahwa kepercayaan adalah sikap saling mempercayai di masyarakat yang memungkinkan masyarakat tersebut saling bersatu dan memberikan kontribusi pada peningkatan modal sosial. Kepercayaan merupakan warna dari suatu sistem kesejahteraan bangsa yang merupakan karakteristik yang menjadi prakondisi dari terciptanya kemampuan berkompetisi. Kepercayaan trust Fu 2004 dalam Hasbullah 2006 membagi kepercayaan dalam tiga tingkatan yaitu 1 tingkatan individual yang merupakan kekayaan individu, variabel personal dan karakteristik individu, 2 tingkatan relasi sosial yang merupakan atribut kolektif untuk mencapai tujuan kelompok dan 3 tingkatan sistem sosial yang merupakan nilai publik yang perkembangannya difasilitasi oleh sistem sosial yang ada Nahapit Ghosal 1998 dalam Hasbullah 2006 menyatakan bahwa kepercayaan pada tingkat individu berasal dari nilai-nilai yang yang bersumber pada kepercayaan dan agama yang dianut, kompetensi seseorang dan keterbukaan yang telah menjadi norma-norma di dalam masyarakat, sedangkan pada tingkat komunitas kepercayaan bersumber dari norma sosial yang telah melekat pada struktur sosial yang ada. Putnam 1993 memandang kepercayaan terkait dengan perilaku dan ada atau tidaknya resiprocity dalam masyarakat. Pada tingkatan institusi sosial kepercayaan akan bersumber dari karakteristik sistem tersebut yang memberi nilai tinggi pada tanggung jawab sosial setiap anggota kelompok. .