- 5
10 15
20 25
Euphorbiaceae Meliaceae
Annonaceae Lainnya
INP
Famili
Gambar 7 Persentase famili tingkat pancang berdasarkan INP.
Jika diperhatikan dari famili tingkat pohon, tiang, dan pancang memiliki persamaan famili di tingkat pertama dan kedua yaitu famili Euphorbiaceae dan
Meliaceae. Sebagai perbandingan, di habitat R. patma Cagar Alam Penanjung Pangandaran Jawa Barat di tingkat pancang yaitu Euphorbiaceae dan Meliaceae
juga menempati posisi pertama dan kedua Mukmin 2008. Hal ini mengindikasikan bahwa pada tingkat pancang habitat Rafflesia di hutan hujan
dataran rendah yang mendominasi adalah famili Euphorbiaceae dan Meliaceae.
5.2.1.1.4 Tingkat semaitumbuhan bawah
Vegetasi tingkat semaitumbuhan bawah memiliki jumlah spesies yang paling banyak ditemukan, yaitu mencapai 73 spesies dengan 33 famili. Spesies
yang paling dominan ditemukan adalah Parashorea parvifolia dengan INP 26,23, diikuti oleh Elatostema vitatum, Toona sureni, Boesenbergia sp. dan
Smythea lanceata Tabel 9. Daftar lengkap spesies tingkat semaitumbuhan
bawah dapat dilihat pada Lampiran 4. Tabel 9 Lima spesies tingkat semaitumbuhan bawah yang memiliki tingkat INP
tinggi
No Nama Ilmiah
Famili KR
FR INP
1 Parashorea parvifolia
Dipterocarpaceae 19,22 17 26,23
2 Elatostema vitatum
Urticaceae 10,69 4,67
15,37 3
Toona sureni Meliaceae 6,97
2,80 9,78
4 Boesenbergia
sp Zingiberaceae 4,34 4,67 9,01
5 Smythea lanceata
Rhamnaceae 5,58 1,86 7,45
Spesies P. parvifolia merupakan spesies yang hampir menyebar di setiap petak contoh, dan termasuk kedalam INP terbesar pada tingkat semai. Spesies P.
parvifolia termasuk juga kedalam INP terbesar pada tingkat pohon. Hal ini
menunjukkan bahwa P. parvifolia tingkat regenerasinya cukup baik. Walaupun demikian, jika dilihat dari famili ranking berdasarkan nilai INP, maka famili
Euphorbiaceae memiliki nilai INP tertinggi sebesar 24 diikuti oleh Araceae, Rubiaceae, dan Meliaceae Gambar 8.
Jumlah famili yang terdapat di tingkat semaitumbuhan bawah merupakan jumlah famili yang terbanyak didapat jika dibandingkan dengan jumlah famili
tingkat pohon, tiang, dan pancang. Hal ini berarti tingkat semai memiliki famili yang lebih beragam dibanding dengan tingkat pancang, tiang dan pohon.
- 2
4 6
8 10
12 14
16
Famili INP
Gambar 8 Persentase famili tingkat semaitumbuhan bawah berdasarkan INP.
5.2.1.1.5 Keanekaragaman spesies tumbuhan
Tingginya keanekaragaman tumbuhan terutama yang berhabitus pohon merupakan salah satu indikator bahwa hutan tersebut masih alami. Nilai-nilai
pengukuran keanekaragaman spesies D
mg
, H’, dan E untuk tingkat vegetasi semaitumbuhan bawah, pancang, tiang, dan pohon tersaji dalam Tabel 10.
Tabel 10 Keanekaragaman spesies tumbuhan pada petak habitat R. micropylora
Tingkat Vegetasi D
mg
H’ E
Pohon 7,08 2,96
0,83 Tiang 7,51
3,17 0,89
Pancang 9,07 3,37
0,85 Semaitumbuhan bawah
10,97 3,72
0,87 Keterangan: D
mg
: Kekayaan spesies, H’: Indeks keanekaragaman, E: Kemerataan spesies
Besarnya nilai kekayaan spesies D
mg
menunjukkan bahwa tingkat semaitumbuhan bawah tertinggi dengan nilai D
mg
= 10,67, kemudian tingkat pancang D
mg
= 9,07, tiang D
mg
= 7,51, dan tingkat pohon D
mg
= 7,08. Kekayaan spesies ditentukan oleh tingkat penemuan spesies pada suatu komunitas vegetasi
yang dipengaruhi oleh banyaknya jumlah spesies dan jumlah individu yang terdapat pada suatu komunitas Afrianti 2007.
Selain itu, tingkat semaitumbuhan bawah memiliki keanekaragaman yang tertinggi juga, dan diikuti oleh tingkat vegetasi pancang, tiang dan pohon. Pohon
memiliki nilai keanekaragaman yang sedang. Klasifikasi nilai indeks keanekaragaman Shannon-Wiener yaitu selang nilai 3 memiliki nilai
keanekaragaman yang tinggi, penyebaran jumlah individu tiap famili tinggi dan kestabilan komunitas tinggi. Selang 1-3 memiliki nilai keanekaragaman yang
sedang, penyebaran jumlah individu tiap famili sedang dan komunitas yang sedang. Sementara nilai 1 memiliki keanekaragaman yang rendah, penyebaran
jumlah individu tiap famili rendah dan komunitas yang rendah Barbour et al. 1987 diacu dalam Afrianti 2007.
Nilai indeks kemerataan spesies yang memiliki selang antara 0-1. Dimana nilai 0 menunjukkan tingkat kemerataan spesies tumbuhan pada tingkat sangat
tidak merata. Nilai yang mendekati 1 menunjukkan hampir seluruh spesies yang ada mempunyai kelimpahan yang sama Magurran 1988. Nilai indeks
kemerataan Evenness hasil penelitian menunjukkan bahwa setiap tingkatan vegetasi tersebut memiliki kelimpahan yang hampir sama, walau dari nilai
tersebut untuk nilai indeks kemerataan tingkat tiang yang paling tinggi di antara keempat tingkatan vegetasi tersebut. Nilai indeks kemerataan tingkat tiang
memperlihatkan hampir menyebar merata pada setiap petak contoh jika dibandingkan dengan tingkat pertumbuhanpermudaan lainnya.
Jika dibandingkan dengan penelitian habitat Rafflesia lainnya yang terdapat di hutan Sumatera menunjukkan komposisi spesies yang berbeda, seperti
tersaji pada Tabel 11.
Tabel 11 Perbandingan spesies-spesies vegetasi tingkat pohon diameter 10 cm pada berbagai habitat Rafflesia di Sumetera
No Nama Spesies
Famili SYH
HND EKW
PNL
1 Villebrunea rubescens
Urticaceae 9
9 2
Nauclea purpurascens Rubiaceae
9 3
Sauraia vulcanica Sauriaceae
9 4
Sloanea sigun Tiliaceae
9 5
Commersonia batramia Sterculiaceae
9 6
Litsea velutina Lauraceae
9 7
Styrax agresten Styracaceae
9 8
Turpinia sphaerocarpha Staphyllaceae
9 9
Macaranga gigantean Euphorbiaceae
9 10
Dyera costulata Apocinaceae
9 11
Artocarpus elasticus Moraceae 9
12 Tetracera asiatica
Delleniaceae 9
13 Oroxylum indica
Bignonaceae 9
14 Glycosmis pentaphylla
Rutaceae 9
15 Artocarpus
sp. Moraceae 9
16 Pseudovaria reticulata
Annonaceae 9 17
Baccaurea cf. Pyriformis Euphorbiaceae
9 18
Litsea robusta Lauraceae 9
19 Stromboisa javanica
Ulmaceae 9 20
Baccaurea macrocarpa Euphorbiaceae
9 21
Syzygium kunstleri Myrtaceae 9
22 Dacryodes longifolia
Burseraceae 9 23
Artocarpus lanceifolius Moraceae
9 24
Cratoxylon cochinchinense Guttiferae 9
25 Aporasa arborea
Euphorbiaceae 9
26 Euvodia macrocarpa
Rutaceae 9
27 Knema lauria
Myrtaceae 9 28
Hellicia serrata Proteaceae 9
29 Santiria laevigata
Burseraceae 9 30
Glochidion sp.
Euphorbiaceae 9
31 Aglaia argentea
Meliaceae 9 32
Murraya paniculata Rutaceae
9 33
Pterospermum javanicum Sterculiaceae
9 34
Ficus sp.
Moraceae 9
35 Nephelium rubescens
Sapindaceae 9
36 Salacia
sp. Celastraceae
9 37
Aphanamixis polystachya Meliaceae 9
38 Ardisia fuliginosa
Myrsinaceae 9
39 Smythea lanceata
Rhamnaceae 9
Keterangan: SYH Syahbuddin 1981, HND Hernidiah 1999, EKW Ekawati 2001, PNL Penelitian ini
Berdasarkan Tabel 11, hanya satu spesies pada tingkat pohon yang sama dengan habitat lainnya yaitu spesies Villebrunea rubescens. Spesies tersebut
berada pada habitat R. arnoldii yang diteliti oleh Syahbuddin 1981 di Cagar Alam CA Palupuh dan sama dengan yang diteliti oleh Ekawati 2001 pada R.
arnoldii di Gunung Sago Halaban Kabupaten Lima Puluh Kota Sumatera Barat.
Sedangkan dari perbandingan spesies-spesies vegetasi tingkat permudaan anakan
pohon diameter 2-10 cm pada berbagai habitat Rafflesia yang ada di Sumatera Tabel 12, tiga spesies yang sama dengan penelitian di tempat lain.
Tabel 12 Perbandingan spesies-spesies vegetasi tingkat permudaan anakan pohon diameter 2-10 cm pada berbagai habitat Rafflesia di Sumetera.
No Nama Spesies
Famili SYH HND
EKW PNL
1 Villebrunea rubescens
Urticaceae 9
9 2
Roureopsis sp.
Connaraceae 9
3 Milletia sericea
Papilinaceae 9
4 Nauclea purpurascens
Rubiaceae 9
5 Pravinia mindanaensis
Rubiaceae 9
6 T. lanceolarium
Vitaceae 9 7
Caryota mitis Arecaceae
9 9
8 Syzygium
sp. Myrtaceae 9
9 Artocarphus fulficortex
Moraceae 9
10 Sterculiaceae oblongata
Sterculiaceae 9
11 Mamecylon costatum
Meliaceae 9 12
Santiria laevigata Burseraceae 9
9 13
Fordia cf. Joharensis Fabaceae 9
14 Litsea robusta
Lauraceae 9 15
Ficus sp.
Moraceae 9 16
Mysetia sp. Rubiaceae
9 18
Palaquium dasyphyllum Sapotaceae 9
19 Litsea firma
Lauraceae 9 20
Strombosia javanica Nemaceae 9
21 Tetrastigma papilosum
Vitaceae 9
22 Macaranga tribola
Euphorbiaceae 9
24 Syzygium
sp. Myrtaceae 9
25 Euvodia macrocarpa
Rutaceae 9
26 Burkilanthus malaccensis
Rutaceae 9
27 Dacryodes longifolia
Burseraceae 9 29
Litsea sp. Lauraceae
9 30
Cinnamomum cassia Lauraceae 9
31 Koilodpas brevipes
Euphorbiaceae 9
32 Smythea lanceata
Rhamnaceae 9
33 Ichnocarpus
sp. Apocynaceae
9 34
Dalbergia sp.
Fabaceae 9
35 Derris elliptica
Papilionaceae 9
36 Glochidion
sp. Euphorbiaceae
9 37
Aglaia argentea Meliaceae 9
38 Trivalvaria macrophylla
Annonaceae 9 39
Smythea lanceata Rhamnaceae
9 40
Pterospermum javanicum Sterculiaceae
9 Keterangan: SYH Syahbuddin 1981, HND Hernidiah 1999, EKW Ekawati 2001, PNL
Penelitian ini
Tiga spesies tersebut yaitu Villebrunea rubescens, Caryota mitis dan Santiria laevigata
. Spesies V. rubescens terdapat pada habitat R. arnoldii yang di CA Batang Palupuh Syahbuddin 1981 yang memiliki kesamaan dengan Ekawati
2001 di Gunung Sago pada spesies V. rubescens. Sementara spesies Caryota mitis
sama dengan yang diteliti Syahbuddin 1981 dan Hernidiah 1999 dan di habitat R. arnoldii CA Batang Palupuh pada habitat R. hasseltii di Taman
Nasional Bukit Tigapuluh Riau-Jambi. Spesies Santiria laevigata terdapat pada habitat yang diteliti oleh Hernidiah 1999 dan Ekawati 2001.
Spesies yang ada pada berbagai habitat tingkat permudaan anakan pohon belum menunjukkan kesamaan spesies yang signifikan, terutama pada spesies
vegetasi R. micropylora pada penelitian ini. Tidak terdapat satu spesies pun yang sama baik dari tingkat pohon maupun dari tingkat permudaan anakan pohon dari
berbagai habitat Rafflesia yang terdapat di Sumatera. Ketidaksamaan vegetasi dari berbagai habitat Rafflesia yang ada, menunjukkan bahwa Rafflesia memiliki
karakteristik habitat yang sangat unik pada setiap tipe habitatnya.
5.2.1.1.6 Stratifikasi dan penutupan tajuk vegetasi