3.3 Jenis Data
Jenis data yang dikumpulkan yaitu data primer berupa: 1
Kondisi populasi R. micropylora. 2
Kondisi habitat R. micropylora; berupa
data biotik kondisi vegetasi, tumbuhan inang, aktivitas satwaliar dan abiotik penutupan serasah hutan,
tanah, suhu, kelembaban. 3
Sikap masyarakat terhadap keberadaan R. micropylora di TNGL. Data sekunder berupa keadaan lokasi penelitian, diperoleh dari literatur atau
pustaka yang telah ada.
3.4 Metode Pengambilan Data 3.4.1 Cara penetapan petak contoh
Pengambilan petak contoh ditetapkan secara purposive sampling berdasarkan penemuan R. micropylora pada petak tunggal.
3.4.2 Bentuk dan ukuran petak contoh
Pengamatan dan pengumpulan data vegetasi sekitar R. micropylora dilakukan pada petak tunggal dengan luas 1 ha 100 x 100 m, kemudian petak
tersebut dibagi-bagi lagi menjadi petak kecil berukuran 20 x 20 m Gambar 2, dengan kategori vegetasi dan luas petak ukur seperti tersaji pada Tabel 2.
a b c
d 1
2 3 4
5
6 7 8 9 10
11 12
13 14
15
16 17 18 19 20
21 22 23 24
25
Keterangan: a
: Petak ukuran 2 x 2 m b
: Petak ukuran 5 x 5 m c
: Petak ukuran 10 x10 m d
: Petak ukuran 20 x 20 m : Petak ditemukannya R. micropylora
Petak 11 – 15 : Petak pengukuran stratifikasi vegetasi
Gambar 2 Bentuk petak contoh.
Tabel 2 Tingkat pertumbuhan dan kriteria vegetasi pada setiap petak contoh
Petak contoh
Tingkat Pertumbuhan
Kriteria Ukuran
Petak m
a Semai dan tumbuhan
bawah Permudaan dari kecambah sampai tinggi 150
cmtumbuhan yang ketika dewasa tidak akan setara atau di bawah tinggi pohon.
2 x 2 b Pancang
dan semak Permudaan
dengan tinggi
≥ 150 cm sampai anakan berdiameter 10 cm.
5 x 5 c Tiang
Liana Diameter
≥ 10 - 20 cm Tumbuhan merambat.
10 x 10 d
Pohon Diameter 20 cm.
20 x 20 Sumber: Soerianegara dan Indrawan 1998
Sumbu Y 100 m
100 m Sumbu X
a b
d c
3.4.3 Kondisi populasi R. micropylora
Kondisi yang diamati meliputi: jumlah knopbunga R. micropylora yang masih hidup dan yang telah mati, jumlah bunga mekar, diameter knop dan bunga
mekar, jenis kelamin bunga mekar, dan tempat tumbuh R. micropylora pada organ inang akarbatang yang ditempelinya, dan posisi inang pada petak contoh.
Pengamatan dilakukan pada petak ukuran 1 ha.
3.4.4 Kondisi habitat R. micropylora
3.4.4.1 Data biotik 3.4.4.1.1 Kondisi vegetasi
Pengambilan data vegetasi dilakukan untuk tingkat pohon, tiang, pancang, dan semai, serta pada liana, semak dan tumbuhan bawah. Data vegetasi berupa
nama spesies, diameter, jumlah individu. Nama ilmiah spesies tumbuhan yang ditemukan diindentifikasi melalui buku field guide tumbuhan lapang, dan untuk
yang tidak teridentifikasi di lapang maka dibuatkan dalam herbarium untuk diidentifikasi selanjutnya ke Herbarium Bogoriensis LIPI Bogor.
Selain itu dilakukan pembuatan diagram profil arsitektur hutan untuk mengetahui lapisan-lapisan tajuk pohon stratifikasi dan penutupan tajuk dari
petak contoh yang diambil dengan ukuran 0,2 ha 20 x 100 m. Profil arsitektur hutan yang digambarkan dan semua pohon berdiameter
≥ 20 cm diukur tinggi pohon dan diameter proyeksi tajuk, serta kedudukannya dalam sumbu x dan y.
3.4.4.1.2 Tumbuhan inang Tetrastigma lanceolarium
Pengambilan data tumbuhan inang T. lanceolarium dilakukan pada petak contoh yang ditemukan R. micropylora. Inang yang ditemukan dihitung
banyaknya batang, tinggi batang, diameter batang, spesies inang, spesies dan tinggi pohon yang dipanjat serta pengamatan terhadap kondisi fisik batang dan
daun inang, dan letak posisi inang dalam petak contoh. Pengamatan dilakukan pada petak ukuran 1 ha.
3.4.4.1.3 Aktifitas faunasatwaliar
Data aktivitas faunasatwaliar yang diamati ialah faunasatwaliar yang terdapat disekitar knopbunga R. micropylora. Pengamatan tersebut meliputi
spesies satwa, jumlah satwa, dan aktivitas yang dilakukannya.
3.4.4.2 Data Abiotik fisik
Data fisik yang diambil meliputi data ketinggian tempat, kemiringan lahan, tebal penutupan serasah hutan, komponen fisik tanah, suhu dan kelembaban
udara. Data ketinggian tempat diukur dengan memakai GPS berupa data ketinggian tempat dari atas permukaan laut. Kemiringan lahan dilihat besarnya
kemiringan lokasi penelitian dengan mengukur derajat kemiringan lahan. Tebalnya penutupan serasah hutan diukur pada habitat yang ditemukannya R.
micropylora dari dasar tanah. Komponen fisik tanah diambil petak contoh tanah
dalam tiga petak contoh yang diletakkan pada petak 1, 13, dan 25 pada petak contoh pengukuran vegetasi seluas 1 ha. Data komponen fisik tanah tersebut
berupa pH tanah, Kapasitas Tukar Kation KTK, tekstur, struktur, dan warna tanah. Untuk data kelembaban dan suhu udara diambil data kelembaban dan suhu
udara harian.
3.4.5 Sikap masyarakat sekitar hutan
Wawancara semi terstruktur dengan masyarakat lokal yang tinggal di sekitar kawasan habitat R. micropylora dilakukan untuk mengetahui sikap masyarakat
terhadap R. micropylora. Masyarakat yang diwawancarai terutama masyarakat yang memiliki hubungan yang erat dengan hutan, khususnya dengan R.
micropylora . Informasi tersebut dapat berupa pandangan masyarakat, hubungan
keterikatan, dan manfaat R. micropylora bagi kehidupannya. Penetapan responden dilakukan secara terpilih berdasarkan kriteria yang telah disebutkan, dengan
mengambil 30 responden. Aktivitas kunjungan wisatawan dan pengelolaan, serta hubungan
masyarakat dengan Rafflesia diamati untuk mengetahui aktivitas manusia yang berpengaruh. Dari aktivitas tersebut dilihat dampak negatif yang ditimbulkan
terhadap habitat maupun R. micropylora. Aktifitas pengelolaan sendiri dilakukan dengan wawancara dengan pengelola TNGL dan observasi lapang secara
langsung. Sedangkan upaya konservasi R. micropylora dilihat dari permasalahan yang
terjadi di kawasan TNGL dan dihubungkan dengan harapan masyarakat sekitar hutan melalui wawancara tertulis semi terstruktur. Penentuan pemberian solusi
dari permasalahan yang ada dilakukan melalui analisis masalah dan harapan masyarakat sekitar hutan.
3.5 Analisis Data 3.5.1 Kondisi biotik
Data vegetasi hutan yang terkumpul selanjutnya dianalisis dengan dihitung nilai-nilai: indeks nilai penting, indeks keanekaragaman spesies, indeks kekayaan
spesies, dan indeks kemerataan.
3.5.1.1 Indeks nilai penting
Analisis kerapatan, frekuensi dan dominansi untuk setiap spesies tumbuhan dilakukan pada masing-masing petak contoh untuk mengetahui struktur dan
komposisi vegetasi Soerianegara Indrawan 1983. Perhitungan dilakukan dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
Kerapatan suatu spesies K
ha contoh
petak Luas
spesies suatu
individu Jumlah
=
Kerapatan relatif suatu spesies KR
100 spesies
seluruh Kerapatan
spesies suatu
Kerapatan ×
=
Frekuensi suatu spesies F
petak seluruh
Jumlah spesies
suatu ditemukan
petak Jumlah
=
Frekuensi relatif suatu spesies FR
100 spesies
seluruh Frekuensi
spesies suatu
Frekuensi ×
=
Dominansi suatu spesies D
ha contoh
petak Luas
spesies suatu
dasar bidang
Luas =
Dominansi relatif suatu spesies DR
100 ×
spesies seluruh
Dominansi spesies
suatu Dominansi
=
Indeks Nilai Penting INP
Tingkat semaitumbuhan bawah, liana dan pancang: INP = KR + FR
Tingkat pohontiang: INP = KR + FR + DR
3.5.1.2 Keanekaragaman spesies tumbuhan
Keanekaragaman spesies dihitung dengan menggunakan Indeks Keanekaragaman Shannon H’, sebagai berikut :
[ ]
∑
i i
LnP P
- H
=