30 30
atau menjual barang atau jasa. Misalnya, kurangnya informasi tentang pemasok alternatif dapat mengakibatkan perusahaan untuk membayar harga yang terlalu
tinggi untuk barang, sedangkan kurangnya inforamsi tentang kredit nasabah dan reputasi bisa mengakibatkan kredit macet. Ini adalah unsur-unsur biaya transaksi.
Selanjutnya, Williamson berpendapat bahwa perusahaan ingin meminimalkan biaya transaksi mereka. Dalam beberapa situasi, biaya transaksi akan lebih rendah
jika transaksi terjadi di sebuah pasar terbuka pasar, sementara di bawah lainnya situasi, biaya transaksi akan lebih rendah jika manajer mengkoordinakikan
transaksi hirarki. Ada dua asumsi yang mendasari pilihan antara pasar dan hirarki. Mereka dibatasi rasionalitas dan opotunisme.
Dalam penelitian ini indikator yang digunakan untuk mengukur biaya transaksi adalah yang digunakan oleh Yu dan Teo 2004:453:
a. Pencarian biaya
b. Monitoring biaya
c. Adaptasi biaya.
2.2.5. Perilaku Pembelian Konsumen
2.2.5.1.Pengertian Perilaku Pembelian Konsumen
Pengertian perilaku konsumen menurut beberapa ahli adalah sebagai berikut:
1. James F. Engel et al. 1968 dalam Mangkunegara 2002:3, berpendapat
bahwa: ”Consumer behavio is defined as the acts of individuals directly involved in
obtaining and using economic good services including the dicision process that precede and determine these acts
”
31 31
Perilaku konsumen didefinisikan sebagai tindakan-tindakan individu yang secara langsung terlibat dalam usaha memperoleh dan menggunakan barang-
barang jasa ekonomis termasuk proses pengambilan keputusan yang mendahului dan menentukan tindakan-tindakan tersebut.
2. David L. Loudon dan Albert J. Della Bitta 1984 dalam Mangkunegara
2002:3, mengemukakan bahwa: ”Consumer behavio may e defined as decision process and physical activity
individuals engage in when evaluating, acquairing, using or disposing of good and services
”. Perilaku konsumen dapat didefinisikan sebagai proses pengambilan
keputusan dan aktivitas individu secara fisik yang dilibatkan dalam proses mengevaluasi, memperoleh, menggunakan atau dapat mempergunakan
barang-barang dan jasa. 3.
Gerald Zaltman dan Melanie Wallendorf 1979:6, menjelaskan bahwa: ”Consumer behavio are acts, process and social relationship exhibited by
individuals, groups and organization in the obtainment, use of, and consequent experience with products, services and on the resources
”. Perilaku konsumen adalah tindakan-tindakan, proses dan hubungan sosial
yang dilakukan individu, kelompok dan organisasi dalam mendapatkan, menggunakan suatu produk atau lainnya sebagai suatu akibat dari
penglamannya dengan produk, pelayanan dan sumber-sumber lainnya. 4.
Engel, Blackwell and Miniard 1994:3, mendefinisikan bahwa: Perilaku konsumen sebagai tindakan yang langsung telibat dalam
mendapatkan, mengkonsumsi dan menghabiskan produk dan jasa, termasuk proses keputusan yang mendahului dan menyusuli tindakan ini..
32 32
5. Simmaora 2002:1, mendefinisikan bahwa:
Perilaku konsumen adalah tindakanyang langsung terlibat untuk mendapatkan, mengkonsumsi dan menghabiskan produk dan jasa, termasuk
proses keputusan yang mendahului dan mengikuti tindakan ini. 6.
Mangkunegara 2002:3 berpendapat bahwa: Perilaku konsumen adalah tindakan-tindakan yang dilakukan oleh individu,
kelompok atau organisasi yang berhubungan dengan proses pengambilan keputusan dalam mendapatkan, menggunakan barang-barang atau jasa
ekonomis yang dapat dipengaruhi lingkungan. Berdasarkan pendapat para ahli di atas dpat disimpulkan bahwa perilaku
konsumen adalah tindakan-tindakan yang dilakukan oleh individu, kelompok atau organisasi yang berhubungan dengan proses pengambilan keputusan dalam
mendapatkan, menggunakan barang-barang atua jasa ekonomis yang dapat dipengaruhi lingkungan.
Perilaku konsumen merupakan refleksi dari perilaku manusia yang komplek dan disebabkan oleh banyak faktor yang saling mempengaruhi.
Pemahaman mengenai perilaku konsumen cukup penting bagi pengembangan program pemasaran suatau organisasi atau perusahaan. Perusahaan yang menganut
konsep pemasaran perlu memulai usahanya dengan mengidentifikasi dan memahami keinginan dan kebutuhan konsumen.
Jadi yang dimaksud dengan perilaku konsumen adalah suatu tindakan yang dilakukan untuk mendapatkan, mengkonsumsi at au m enghabis kan suatu
produk atau jasa yang didahului oleh suatu pengambilan keputusan yang dipengaruhi oleh lingkungan.
33 33
2.2.5.2.Tujuan dan Fungsi Model Perilaku Pembelian Konsumen
Dalam Mangkunegara 2002:21, ada dua tujua utama dari suatu model, yaiut pertama sangat bermanfaat untuk mengembangkan teori dalam penelitian
perilaku konsumen, kedua untuk mempermudah dalam mempelajari apa yang telah diketahui mengenai perilaku konsumen.
Sedangkan fungsi model perilaku konsumen adalah sebagai berikut: a.
Deskriptif, yaitu fungsi yang berhubungan dengan pendalaman mengenai langkah-langkah yang diambil konsumen dalam memutuskan suatu penelitian
membeli. b.
Prediksi, yaitu meramalkan kejadian-kejadian dari aktivitas konsumen pada waktu yang akan datang. Misalnya meramalkan merek produk yang paling
mudah diingat oleh konsumen. c.
Explanation, yaitu memperlajari sebab-sebab dari beberapa aktivitas pembelian, seperti mempelajari mengapa konsumen sering membeli barang
dagangan dengan merek yang sama. d.
Pengendalian, yaitu mempengaruhi dan mengendalikan aktivitas-aktivitas konsumen pada masa yang akan datang.
2.2.5.3.Faktor-Faktor Perilaku Pembelian Konsumen
Menurut Mangkunegara 2002:39, ada dua kekuatan dari faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen, yaitu kekuatan sosial budaya dan kekuatan
psikologi. Kekuatan sosial budaya terdiri dari faktor budaya, tingkat sosial, kelompok anutan dan keluarga. Sedangkan kekuatan psikologi terdiri dari
pengalaman belajar, kepribadian, sikap dan keyakinan, gambaran diri. Dalam Simamora 20025:6, faktor-faktor yang berpengaruh pada perilaku konsumen
adalah faktor kebudayaan, faktor sosial, faktor personal dan faktor pasikologi.
34 34
a. Kebudayaan
Menurut Mangkunegara 2002:39, kebudayaan merupakan suatu hal yang kompleks yang meliputi ilmu pengetahuan, kepercyaan, seni, moral, adat,
kebiasaan dan norma-norma yang berlaku pada masyarakat. Menurut Somamora 2002:7, faktor kebudayaan mempunyai pengaruh yang paling
luas dan paling dlam terhadap perilaku konsumen. Pemasar harus memahami peran yang dimainkan oleh kultur, sub-kultur dan kelasa sosial. Sedangkan
Flemming Hansen 1972, mengemukakan bahwa karakteristik budaya adalah: Kebudayaan adalah hasil karya manusia, proses belajar, mempunyai aturan
atau berpola, bagian dari masyarakat menunjukkan kedamaan tertentu tetapi pula terdapat variasi-variasinya, pemenuhan kepuasan dan kemantapan atau
ketepatan, penyesuaian terorganisasi dan terintegrasi secara keseluruhan. Sebagai contoh seseorang akan melakukan suatu pembelian terhadap suatu
produk apabila produk tersebut sesuai dengan pengalaman, lingkungan dan keadan ekonomi yang dimiliki orang tersebut.
1. Budaya
Budaya atau kultur adalah faktor penentu paling pokok dari keinginan dan perilaku seseorang. Makhluk yang lebih rendah umumnya dituntut oleh
naluri. Sedangkan manusia, perilakunya biasanya dipelajari dari lingkungan sekitarnya. Sehingga nilai, persepsi, preferensi dan perilaku
antara seorang yang tinggal pada daerah tertentu dapat berbeda dengan orang lain yagn berada di lingkungan yang lain pula. Sehingga pemasar
sangat berkepentingan untuk melihat pergeseran kultur tersebut agar dapat menyediakan produk-produk baru yang diinginkan konsumen Simamora,
35 35
2007:7. Budaya dapat didefinisikan sebagai hasil kreatifitas manusia dari satu generasi ke generasi berikutnya yang sangat menentukan bentuk
perilaku dalam kehidupannya sebagai anggota masyarakat Mangkunegara, 2002:39. Budaya mengacu pada seperangkat nilai,
gagasan, artefak dan simbol bermakna lainnya yang membantu individu berkomunikasi, membuat tafsiran dan melakukan evaluasi sebagai anggota
masyarakat engel, Blackwell dan Miniard, 1994:69. Contoh ketika seseorang akan melakukan suatu kegiatan karena pengaruh dari
lingkungan sekitar yang membuat orang tersebut memutuskan berbelanja pada suatu pusat perbelanjaan.
2. Sub Budaya
Menurut Engel, Blackwell and Miniard 1994:70, mikrobudaya mengacu pada perangkat nilai dan simbol dari kelompok yang lebih terbatas. Tiap
kulturmempunyai sub-kultur sub-budaya ang lebih kecil, atau kelompok orang dengan sistem nilai yang sama berdasarkan pengalaman dan situasi
hidup yang sama. Seperti kelompok kebansaan yang bertempat tinggal pada suatu daerah mempunyai cita rasa dan minat etnik yang khas.
Demikian pula halnya dengan kelompok keagamaan. Daerah geografik adalah merupakan sub-kultur tersendiri. Banyaknya sub-kultur ini
merupakan segmen pasar yang penting, dan pemasar sering menemukan manfaat dengan merancang produk yang disesuaikan dengan kebutuhan
sub-kultur tersebut. Sebagai contoh seseorang berbelanja disebuah pusat perbelanjaan tertentu dikarenakan situasi yang membuat orang tersebut
berbelanja pada pusat perbelanjaan tersebut.
36 36
3. Kelas Sosial
Menurut Simamora 2002, kelar sosial adalah susunan yang relatif permanen dan teratur dalam suatu masyarakat yang anggotanya
mempunyai nilai, minat dan perilaku yang sama. Kelas sosial tidak ditentukan oleh faktor tunggal seperti pendapatan tetapi diukur sebagai
kombinasi pekerjaan, pendapatan, pendidikan, kekayaan dan variabel lainnya. Kelas sosal memperlihatkan preferensi produk dan merek yang
berbeda. Mangkunegara 2002:41, mendefinisikan kelas sosial sebagai suatu kelompok yang terdiri dari sejumlah orang yang mempunyai
kedudukan yang seimbang dalam masyarakat. Menurut Zaltman dan Wallendorf 1979:84, kelar sosial adalah kelompok orang dengan level
gengsi yang smaa dan penghargaan yang juga satu set yang terkait kepercayaan, sikap dan nilai yang mereka nyatakan dalam pikiran mereka
dan perilaku. Engel, Blackwell dan Miniard 1994:46, mendefinikan kelas sosial sebagai pembagian di dalam masyarakat yang terdiri dari individu-
individu yang berbagi nilai, dan perilaku yang sama. Mereka dibedakan oleh perbedaan status sosial ekonomi yang berjajar dari yang rendah
hingga yang tinggi. Status kelas sosial kerap menghasilkan bentuk-bentuk perilaku konsumen yang berbeda. Konsumen menghubungkan merek
produk dan jasa dengan kelas sosial tertentu. Kelas sosial mengacu pada pengelompokan orang yang sama dalam perilaku mereka berdasarkan
posisi ekonomi mereka di dalam pasar.
37 37
Menurut Mangkunegara 2002:42, kelas sosial berbeda dengan status sosial walaupun sering kedua istilah ini diartikan sama. Sebenarnya kedua
istilah tersebut merupakan dua konsep yang berbeda. Misalkan, seorang konsumen berada pada kelas sosial yang sama, memungkinkan status
sosial yang sama, memungkinkan status sosialnya berbeda, atau yang satu lebih tinggi status sosialnya daripada yang lainnya.
b. Faktor Sosial
Menurut Simamora 2002:8, perilaku konsumen juga akan dipengaruhi oleh faktor sosial seperti kelompok kecil, keluarga, peran dan status sosial dari
konsumen. Faktor-faktor ini sangat mempengaruhi tanggapan konsumen, oleh karena itu pemasar harus benar-benar memperhitungkannya untuk menyusun
strategi pemasaran. 1.
Kelompok Acuan Menurut Mangkunegara 2002:43, kelompok acuan didefinikan sebagai
suatu kelompok orang yang mempengaruhi sikap, pendapat, norma dan perilaku konsumen. Sedangkan menurut Simamora 2002:8, kelompok
rujukan atau acuan adalah kelompok yang merupakan titik perbandingan atau tatap muak atau tak langsung dalam pembentukan sikap seseorang.
Orang sering dipengaruhi oleh kelompok acuan dimana ia tidak menjadi anggotanya. Pemasar dalam hal ini berupaya mengidentifikasikan
kelompok acuan dari pasar sasarannya. Kelompok ini dapat mempengaruhi orang pada perilaku dan gaya hidup. Mereka dapat mempengaruhi pilihan
produk dan merek yang akan dipilih oleh seseorang. Mangkunegaran
38 38
mendefinisikan kelompok acuan sebagai suatu kelompok orang yang mempengaruhi sikap, pendapat, norma dan perilaku konsumen. Kelompok
acuan ini merupakan keluarga, kelompok atau organisasi terentu. Stanton 1981 dalam Mangkunegara 2002:43 menambahkan bahwa perilaku
konsumen dipengaruhi oleh kelompok acuan yang mereka menjadi anggotanya atau yang mereka cita-citakan. Pengaruh kelompok acuan
terhadap perilaku konsumen antara lain dalam bentuk menentukan produk dan merek yang mereka gunakan yang sesuai dengan aspirasi kelompok.
Sebagai conoh seseorang melakukan suatu kegiatan karena kebanyakan dari teman-tmennya melakukan hal tersebut.
2. Keluarga
Menurut Mangkunegara 2002:44, keluarga dapat didefinisikan sebagai suatu unit masyarakat yang terkecil yagn perilakunya sangat
mempengaruhi dan menentukan dalam pengambilan keputusan membeli. Anggota keluarga pembeli dapat memberikan pengaruh yang kuat
terhadap perilaku pembeli. Keluarga orientasi adalah keluarga yang terdiri dari orangtua yang memberikan arah dalam hal tuntunan agama, politik,
ekonomi dan harga diri. Bahkan jika pembeli sudah tidak berhubungan lagi dengan orangtua, pengaruh terhadap perilaku pembelian tetap ada.
Sedangkan pada keluarga prokreasi, yaitu keluarga yang terdiri atas suami- istri dan anak, pengaruh pembelian itu akan sangat terasa. Pemasar perlu
menentukan bagaimana interaksi diantara para anggota keluarga dalam mengambil keputusan dan berapa besar pengaruh dari mereka masing-
39 39
masing. Sehingga dengan memahami dinamika pengambilan keputusan dalam suatau keluarga, pemasar dapat dibantu dalam menetapkan strategi
pemasar yang terbaik bagi anggota keluarga yang tepat Simamora, 2002. Contoh seorang karyawan berbelanja disebuah pusat perbelanjaan tertentu
karena rekomendasi dari anggota keluarga. 3.
Peran dan Status Posisi dalam tiap kelompok dapat ditentukan dari segi peran dan status.
Tiap peran membawa status yang mencerminkan penghargaan umum oleh masyarakat, sedangkan status adalah tempat atau posisi seseorang dalam
suatu kelompok sosial. Contoh seseorang berbelanja pada sebuah pusat perbelanjaan tertentu karena produk yang tersedia dapat menunjang
aktivitas sesuai peran orang tersebut di masyarakat. c.
Faktor Pribadi Sebagai konsumen, perilaku kita kerap dipengaruhi oleh mereka yang
berhubungan erat dengan kita. Kita mungkin berespon terhadap tekanan yang dirasakan untuk menyesuaikan diri dengan norma dan harapan yang diberikan
oleh orang lain Engel, Blackwell and Miniard, 1994:48. Selain faktor-faktor tersebut diatas menurut Simamora 2002:10 perilaku seorang konsumen juga
dipengaruhi oleh karakteristik pribadi seperti umun dan tahap daur hidup konsumen, jabatan, keadaan ekonomi, gaya hidup, kepribadain dan konsep diri
konsumen yang bersangkutan.
40 40
1. Usia dan tahap daur hidup
Menurut Simamora 2002:10, orang akan mengubah barang dan jasa yang mereka beli sepanjang kehidupan mereka. Kebutuhan dan selera seseorang
akan berubah sesuai dengan usia. Pembelian dibentuk oleh tahap daur hidup keluarga. Sehingga pemasar hendaknya memperhatikan perubahan
minat pembelian yang terjadai yang berhubungan dengan darur hidup manusia. Contoh seseorang akan berbelanja disebuah pusat perbelanjaan
tertentu karena produk yang tersedia sesuai dengan usianya. 2.
Pekerjaan Pekerjaan seseorang mempengaruhi baran dan jasa yang dibelinya.
Dengan demikian pemasar dapat mengidentifikasi kelompok yang berhubungan dengan jabatan yang mempunyai minat di atas rata-rata
terhadap produk mereka Simamora, 2002. Pekerjaan yang dilakukan oleh konsumen sangat mempengaruhi gaya hidup mereka dan merupakan satu-
satunya basisi terpenting untuk menyampaikan prestise, kehormatan dan respek Engel, Blackwell and Miniard, 1994:126. Contoh seseorang akan
melakukan suatu kegiatan berbelanja disebuah pusat perbelanjaan tertentu karena produk yang tersedia dalam bekerja, misalnya tas kerja, pakaian
yang pantas digunakan untuk bekerja, sepatu dan sebagainya. 3.
Keadaan ekonomi Keadaan ekonomi sangat mempengaruhi piliha produk. Pemasar yang
produknya peka terhadap pendapatan dapat dengan seksama memperhatikan kecenderungan dalampendapatan pribadi, tabungan dan
41 41
tingkat bunga. Jadi jika indikator-indikator ekonomi tersebut menunjukkan adanya resesi, pemasar dapat mencari jalan untuk menetapkan posisi
produknya Simamora, 2002. Contoh seseorang berbelanja disuatu pusat perbelanjaan tertentu karena harga produk yang ada sesuai dengan
pendapatan yang dimiliki. 4.
Gaya hidup Dalam Engel, Blackwell and Miniard 1994:383, gaya hidup adalah
konsep yang lebih kontemporer, lebih komprehensif dan lebih berguna daripada kepribadian. Karena alasan ini, perhatian yang besar harus
dicurahkan pada upaya memahami konsepsi atau kata yang disebut gaya hidup. Gaya hidup didefinisikan sebagai pola dimana orang hidup dan
menghabiskan waktu serta uang. Gaya hidup adalah fungsi motivasi konsumen dan pembelajaran sebelumnya.
Orang yang berasal dari sub-kultur, kelas sosial dan pekerjaan yang sama dapat mempunyai gaya hidup yang berbeda. Gaya hidup seseorang
menunjukkan pola kehidupan orang yang bersangkutan yang tercermin dalam kegiantan, minat dan pendapatnya. Konsep gaya hidup apabila
digunakan oleh pemasar secara cermat, dapat membatnu untuk memahami nilai-nilai konsumen yang terus berubah dan bagaimana nilai-nilai tersebut
mempengaruhi perilaku konsumen Simamora, 2002. Contoh seseorang melakukan suatu kegiatan berbelanja pada suatu pusat perbelanjaan
tertentu karena tempat tersebut memiliki produk-produk yang dapat mendukung gaya hidupnya, misalnya merek pakaian, atau aksesoris yang
digunakan
42 42
5. Kepribadian dan konsep diri
Menurut Mangkunegara 2002:46, kepribadian dapat didefinisikan sebagai suatu bentuk dari sifat-sifat yang ada pada diri individu yang
sangat menentukan perilakunya. Sedangkan menurut Engel, Blacwell and Miniard 1994:367, didalam perilaku konsumen, kepribadian
didefinisikan sebagai respons yang konsisten terhadap stimulus lingkungan. Tiap orang mempunyai kepribadian yang khas dan ini akan
mempengaruhi perilaku pembeliannya. Kepribadian sangat bermanfaat untuk menganalisis perilaku konsumen bagi beberapa pilihan produk atau
merek. Atau pemasar juga dapat menggunakna konsep diri atau citra diri seseorang Simamora, 2002. Kepribadian konsumen akan mempengaruhi
persepsi dan pengambilan keputusan dalam membeli. Oleh karena itu, peranan pramuniaga toko penting dalam memberikan pelayanan yang baik
kepada konsumen Mangkunegara, 2002:46 Untuk memahami perilaku konsumen, pemasar dapat melihat pada
hubungan antara konsep diri dan harta milik konsumen Simamora, 2002. Konsep diri ini telah berbaur dalam tnaggapan konsumen terhadap citra
mereka. Mangkunegara 2002:47 mendefinisikan konsep diri sebagai cara kita melihat diri sendiri dan dalam waktu tertentu sebagai gambaran
tentang apa yang kita pikirkan. Dalam hubungannya dengan perilaku konsumen, kita perlu menciptakan situasi yang sesuai degan yang
diharapkan oleh konsumen. Begitu pula menyediakan dan melayani konsumen dengan produk dan merek yang sesuai dengan yang diharapkan
43 43
oleh konsumen. Contoh seseorang berbelanjda pada sebuah pusat perbelanjaan tertentu karena produk yang tersedia sesuai dengan sifat-sifat
yang ada pada dirinya. d.
Faktor Psikologi Simamora 2002:11, berpendapat bahwa pada suatu saat tertentu seseorang
mempunyai banyak kebutuhan baik yang bersifat biogenik maupun biologis. Kebutuhan ini timbul dari suatu keadaan disiologis tertentu seperti rasa lapar,
haus dan sebagainya. Sedangkan kebutuhan yang bersifat psikologi adalah kebutuhan yang timbul dari keadaan fisiologis tertentu seperti kebutuhan
untuk diakui, harga diri, atau kebutuhan untuk diterima oleh lingkungan. 1.
Motivasi Stanford 1969 dalam Mangkunegara 2002:11 mendifinisikan motivasi
sebagai suatu kondisi yang menggerakkan manusia ke arah suatu tujuan tertentu. Simamora 2002:11, kebanyakan dari kebutuhan-kebutuhan yang
ada tidak cukup kuat untuk memotivasi seseorang untuk bertindak pada suatu saat tertentu. Suatu kebutuhan akan berubah menjadi motif apabila
kebutuhan itu telah mencapai tingkat tertentu. Contoh seseorang berbelanjda pada sebuah pusat perbelanjaan tertentu karena ketersediaan
barang yang ada pada tempat tersebut sangat lengkap sehingga orang yang berbelanja memiliki banyak pilihan produk.
2. Persepsi
Dalam Simamora 2002:11, seseorang yang termotivasi akan siap bereaksi. Bagaimana orang itu bertindak dipengaruhi oleh persepsi
44 44
mengenai situasi. Dua orang dlam kondisi motivasi yang sama dan tujuan situasi yang sama mungkin bertindak secara berbeda karena perbedaan
persepsi mereka terahdap situasi itu. Persepsi menurut Philip Kotler diartikan sebagai, proses dimana individu memilih, merumuskan dan
menafsirkan masukan inforamsi untuk menciptakan suatu gambaran yagn berarti mengenai dunia. Contoh seseorang berbelanjda pada sebuah pusat
perbelanjaan tertentu karena produk-produk yang tersedia sesuai dengan persepsi orang tersebut.
3. Proses belajar
Dalam simamora 2002:11. proses belajar menjelaskan perubahan dalam perilaku seseorang yang timbul dari pengalaman dan kebanyakan perilaku
manusia adalah hasil proses belajar. Secara teori, pembelajaran seseorang dihasilkan melalui dorongan, rangsangan, isyarat, tanggapan, dan
penguatan. Para pemasar dapat membangun permintaan akan produk dengan menghubungkannya dengan dorongan yang kuat, dengan
menggunakan isyarat motivasi dan dengan memberikan penguatan yang positif. Contoh seseorang berbelanjda pada sebuah pusat perbelanjaan
tertentu karena pengalaman yang sebelumnya dalam berbelanja dimiliki oleh orang tersebut dalam berbelanja.
4. Kepercayaan dan sikap
Dalam Simamora 2002, melalui tindakan dan proses belajar, orang yang akan mendapatkana kepercayaan dan sikap yang kemudian mempengaruhi
perilaku pembeli. Kepercayaan adalah suatu pemikiran deskriptif yang
45 45
dimiliki seseorang tentang sesuatu. Sedangkan sikap adalah organisasi dari motivasi, perasaan emosional, persepsi, dan proses kognitif kepada suatu
aspek. Dapat pula dikatakan bahwa sikap adalah cara kita berpikir, merasa dan bertindak melalui aspek di lingkungan seperti toko retail, program
televisi atau produk. Engel, Blackwell and Miniard 1994:53, mendefinisikan sikap sebagaai suatu evaluasi menyeluruh yang
memungkinkan orang berespon dengan cara menguntungkan atau tidak menguntungkan secara konsisten berkenaan dengan objek atau alternatif
yang diberikan, bila semua yang lain sama orang biasanya berperilaku dengan cara yang konsisten dengan sikap dan maksud merek. Menurut
Mangkunegara 2002:47, sikap dapat didefinisikan sebagai suatu penilain kognitif seseorang terhadap suka atau tidak suka, perasaan
emosional yang tindakannya cenderung ke arah berbagai objek atau ide. Sikap dapat pula diartikan sebagi kesiapan seseorang untuk melakukan
suatu tindakan atau aktivitas. Sikap sangat mempengaruhi keyakinan, begitu pula sebaliknya, keyakinan menentukan sikap. Sikap dan keyakinan
konsumen terhadapa siatu produk atau merek dapt diubah melalui komunikasi yang persuasif dan pemberian informasi yang efektif kepada
konsumen. Dengan demikian konsumen dapat membeli produk atau merek baru, atau produk yang ada pada toko itu sendiri. Contoh seseorang
berbelanja pada sebuah pusat perbelanjaan tertentu karena mereka percaya terhadap kualitas dari produk-produk yang dijual sehingga memutuskan
untuk membeli pada pusat perbelanjaan tersebut
46 46
2.2.6. Pengaruh Gaya Hidup Terhadap Perilaku Pembelian Konsumen