Gaya Hidup Konsumen Penelitian Terdahulu

20 20 menggunakan konsep e-office, e-confrence, e-mail, e-fax, e-file dan sebagainya serta melakukan aktivitas komersial sebagai konsekuensi lain perkembangan market dalam masyarakat maya. Salah satu hal yang memacu gagasan membangun e-goverment adalah kemampuan teknologi intenet membangun jaring-jaringan intra maupun antar server, baik dalam lokal-lokal sebuah perusahaan maupun server-server yang dikoneksikan antar perusahaan satu dengan perusahaan lainnya Bungin, 2006:174-175.

2.2.3. Gaya Hidup Konsumen

Gaya hidup didefinisikan sebagai pola dimana orang hidup dan menghabiskan waktu serta uang. Gaya hidup adalah fungsi motivasi konsumen dan pembelajaran sebelumnya, kelas sosial, demografi dan variabel lain. Gaya hidup adalah konsepsi ringkasan yang mencerminkan nilai konsumen Engel, 1994:383. Sedangkan menurut Henry Assael 1992:294, gaya hidup itu didefinisikan sebagai suatu gaya dari kehidupan yang diidentifikasi melalui berapa lama orang menghabiskan waktunya aktivitas, apa yang penting dipertimbangkan dalam lingkungannya minat, apa yang dipikirkan tentang diri dan dunia sekelilingnya opini. Gaya hidup secara luas didefinisikan sebagai cara hidup yang diidentifikasikan oleh bagaimana orang menghabiskan waktu mereka aktivitas, apa yang mereka anggap penting dalam lingkungannya ketertarikan dan apa yang mereka pikirkan tentang diri mereka sendiri dan juga dunia di sekitarnya pendapat. Gaya hidup suatu masyarakat akan berbeda dengan masyarakat yang lainnya. Bahkan dari masa ke masa gaya hidup suatu individu dan kelompok 21 21 masyarakat tertentu akan bergerak dinamis. Namun demikian, gaya hidup tidak cepat berubah, sehingga pada kurun waktu tertentu gaya hidup relatif permanen Sutisna, 2003-145 Gaya hidup merupakan salah satu bentuk pembedaan sosial, dalam pengertian bahwa masyarakat dibedakan atas kelompok-kelompok, gaya hidup yang masing-masing mengandalkan identifikasi kelompoknya Adlin, 2006:80. Gaya hidup sendiri didefinisikan sebagai cara hidup seseorang, bagaimana mereka menghabiskan waktu merek, apa yang mereka perhatikan secara terus menerus dan minat mereka. Sebagai salah satu ciri dari sebuah dunia modern atau biasa disebut dengan modernitas, gaya hidup dalam masa sekarang ini dapat digunakan sebagai jembatan dalam berinteraksi antar manusia melalui proses saling bertukar dan mencari informasi tentang hal-hal yang menyangkut diri dan gaya hidupnya. Ketika suatu gaya hidup menyebar kepada banyak orang dan menjadi mode yang diikuti, pemahaman terhadap gaya hidup sebagai satu keunikan tidak memadai lagi digunakan. Gaya hidup bukan lagi semata tata cara atau kebiasaan pribadi dan unit dari individu, tetapi menjadi sesuatu yang diadopsi oleh sekelompok orang. Sebuah gaya hidup bisa menjadi populer dan diikuti oleh banyak orang. Sifat unik dari gaya hidup tidak lagi dipertahankan. Orang tidak segan-segan mengikuti gaya hidup yang dianggap baik oleh orang banyak. Beberapa kritikus memandang pengadopsian gaya hidup tertentu oleh banyak orang sebagai indikasi dari masifikasi, permasalahan yang disebabkan oleh ketidakmampuan mereka menemukan jati dirinya. 22 22 Seiring dengan perkembangan gejala hidup tersebut, kajian tentangnya tidak lagi menggunakan sudut pandang psikologi individual. Kajian tentang gaya hidup perlu melibatkan sudut pandang ilmu sosial yang menempatkan manusia sebagai individu dalam masyarakat dan dipengaruhi oleh kehidupan bersama. Pengertian gaya hiduppun bergeser menjadi tata cara hidup yang mencerminkan sikap-sikap, nilai dan norma kelompok sosial tertentu. Istilah gaya hidup, baik dari sudut pandang individual maupun kolektif mengandung pengertian bahwa gaya hidup sebagai cara hidup mencakup sekumpulan kebiasaan, pandangan dan pola-pola respon terhadap hidup serta terutama perlengkapan untuk hidup. Cara bukan sesuatu yang alamiah, melainkan hal yang ditemukan, diadopsi atau diciptakan, dikembangkan dan digunakan untuk menampilkan tindakan agar mencapai tujuan tertentu. Untuk dapat dikuasai, sebuah cara harus diketahui, digunakan dan dibiasakan. 2.2.3.1.Orientasi Harga Didalam ekonomi teori, pengertian, harga, nilai dan utililty, merupakan konsep yang saling berhubungan. Yang dimaksud dengan utility ialah suatu atribut yang melekat pada suatu barang, yang memungkinkan dan memuaskan konsumen. Harga adalah nilai dari suatu produk untuk ditukarkan dengan produk lain. Nilai ini dapat dilihat dalam situasi barter antara barang dengan barang. Sekarang ini ekonmi kita tidak melakukan barter lagi, akan tetapi sudah menggunakan uang sebagai ukuran nilainya yang disebut harga. Jadi harga adalah nilai barang yang dinyatakan dengan uang. Alma, 2002:125 23 23 Agar dapat sukses dalam memasarkan suatu barang atau jasa, setiap perusahaan harus menetapkan harganya secara tepat. Harga merupakan satu- satunya unsur bauran pemasaran yang memberikan pemasukan atau pendapatan bagi perusahaan, sedangkan ketiga unsur lainnya produk, distribusi dan promosi menyebabkan tinbulnya biaya pengeluran. Disamping itu harga merupakan unsur bauran pemasaran yang bersifat fleksibel, artinya dapat diubah dengan cepat. Berbeda halnya dengan karakteristik produk atau komitmen terhadap saluran distribusi. Kedua hal terakhir tidak dapat diubahdisesuaikan dengan mudah dan cepat, karena biasanya menyangkut keputusan jangka panjang. Tjiptono, 1997:151. Harga bisa diungkapkan dengan berbagai istilah, misalnya iuran, tarif, sewa, bunga, prem ium, komi si, upah, gaji, honorarium, SPP dan sebagainya. Dari sudut pandang pemasaran, harga merupakan satuan moneter atau ukuran lainnya termasuk barang dan jasa lainnya yang ditukarkan agar memperoleh hak kepemilikan atau penggunaan suatu barang dan jasa. Pengertian ini sejalan dengan konsep pertukaran dalam pemasaran. Tjiptono, 1997:151 Harga memiliki dua peranan utama dlam proses pengambilan keputusan para pebeli, yaitu peranan alokasi dan peranan informasi. 1. Peranan alokasi dari harga, yaitu funsi haraga dalam membantu para pembeli untuk memutuskan cara memperoleh manfaat atau utillits tertinggi yang diharapkan berdasarkan daya belinya. Dengan demikian, adanya harga dapat membentu para pembeli untuk memutuskan cara menglokasikan daya belinya pada berbagai jenis barang dan jasa. Pembeli membandingkan harga dari 24 24 berbagai alternatif yang tersedia, kemudian memutuskan alokasi dana yang dikehendaki. 2. Peranan informasi dari harga, yaitu fungsi harga dalam ”mendidik” konsumen mengnai faktor-faktor produk, seperti kualitas. Hal ini terutama bermanfaat dalam situasi dimana pembeli mengalami kesulitan untuk menilai faktor atau manfaatnya secara objektif. Persepsi yang sering berlaku adalah bahwa harga yang mahal mencerminkan kualitas yang tinggi. Dalam penelitian ini indikator yang digunakan untuk mengukur tingkat orientasi harga adalah yang digunakan oleh Rao, Cho dan Kim 2000: a. Biaya menggunakan b. Daya tarik internet adanya diskon c. Kesenangan dengan harga d. Penawaran 2.2.3.2.Orientasi Kenyamanan Pengalaman menggunakan internet sangat penting bagi seorang konsumen. Apabila seorang konsumen puas dengan pengalamannya menggunakan internet dan menggunakan mengkonsumsi produk maka mereka akan mengunjungi kembali website yang sama untuk melakukan pembelian ulang. Pembelian kembali berujung pada loyalitas. Sebuah loyalitas atau kesetiaan sering diukur dengan seberapa sering konsumen mengunjungi penjual dan melakukan pembelian kembali. 25 25 Dengan adanya rasa nyaman yang dirasakan oleh pelanggan maka pelanggan akan selalu berkunjung ke web tersebut meskipun hanya sekedar mencari informasi dan hiburan. Konsumen yang telah terangsang kebutuhannya akan terdorong untuk mencari inforamsi yang lebih banyak, beberapa sumber informasi adalah sumber pribadi keluarga, teman, tetangga sumber komersial iklan, wiraniaga, supplier, display toko, sumber publik media massa, sumber pengalaman pemakaian produk. Tahap selanjutnya setelah pencarian informasi adalah evaluasi alternatif. Ada beberapa konsep konsumen mengevaluasi alternatif. Pertama, konsumen berusaha memenuhi kebutuhan. Kedua, konsumen mencari manfaat tertentu dari solusi produk. Ketiga, konsumen memandang masing-masing produk sebagai sekumpulan atribut dengan kemampuan yang berbeda-beda dalam memberikan manfaat yang digunakan untuk memuaskan kebutuhan itu. Atribut yang diminati oleh pembeli berbeda-beda bergantung jenis produknya. Dalam penelitian ini indikator yang digunakan untuk mengukur tingkat orientasi kenyamanan adalah yang digunakan oleh Rao, Cho dan Kim 2000: a. Frekuensi menggunakan b. Jumlah waktu c. Internet yang berhubungan dengan keterampilan 2.2.3.3.Orientasi Waktu Dalam Simamora 2002 melalui tindakan dan proses belajra, orang yang akan mendapatkan kepercayaan dan sikap yang kemudian mempengaruhi perilaku pembeli. Kepercayaan adalah suatu pemikiran deskriptif yang dimiliki seseorang 26 26 tentang sesuatu. Sedangkan sikap adalah organisasi dari motivasi, perasaan emosional, persepsi dan proses kognitif kepada suatu aspek. Dapat pula dikatakan bahwa sikap adalah cara kita berpikir, merasa dan bertindak melalui aspek di lingkungan seperti toko retail, program televisi atau produk. Engel, Blackwell and Miniard 1994:53 mendefinisikan sikap sebagai suatu evaluasi menyeluruh yang memungkinkan orang berespon dengan cara menguntungkan atau tidak menguntungkan secara konsisten berkenaan dengan objek atau alternatif yang diberikan, bila semua yang lain sama orang biasanya berperilaku dengan cara yang konsisten dengan sikap dan maksud mereka. Menurut Mangkunegara 2001:47. Sikap dapat didefinisikan sebagai suatu penilaian kognitif seseorang terhadap suka atau tidak suka, perasaan emosional yang tindakannya cenderung ke arah berbagai objek atau ide. Sikap dapat pula diartikan sebagai kesiapan seseorang untuk melakukan suatu tindakan atau aktivitas. Sikap sangat mempengaruhi keyakinan, begitu pula sebaliknya, keyakinan menentukan sikap. Sikap dan keyakinan konsumen terhadap suatu produk atau merek dapat diubah melalui komunikasi yang persuasif dan pemberian informasi yang efektif kepada konsumen. Dengan demikian konsumen dapat membeli produk atau merek baru, atau produk yang ada pada toko itu sendiri. Contoh seseorang berbelanja pada sebuah pusat perbelanjaan tertentu karena mereka percaya terhadap kualitas dari produk-produk yang dijual sehingga memutuskan untuk pada pusat perbelanjaan tersebut. Dalam penelitian ini indikator yang digunakan untuk mengukur tingkat orientasi waktu adalah yang digunakan oleh Rao, Cho dan Kim 2000: 27 27 a. Efisiensi waktu b. Menghabiskan waktu c. Menghemat waktu d. Berbelanja sesuai jadwal 2.2.3.4.Manfaat Yang Dirasakan Pada saat tertentu seseorang mempunyai banyak kebutuhan, baik yang bersifat biogenik maupun biologis. Kebutuhan ini timbul dari suatu keadaan fisiologi dan bersifat psikologis adalah kebutuhan yang timbul dari keadaan fisiologis tertentu seperti kebutuhan diakui, harga diri, dan kebutuhan untuk diterima lingkungan. Abraham Maslow dalam teori motivasi yang menyatakan bahwa kebutuhan manusia tersusun secara berjenjang. Mulai dari yang paling banyak menggerakkan sampai yang paling sedikit memberikan dorongan termasuk motivasi untuk mencari kepuasan. Seorang yang termotivasi untuk bertindak melakukan sesuatu diawali dengan minat yang dipengaruhi oleh persepsi terahdap sesuatu. Persepsi dapat diartikan sebagai proses dimana individu memilih, merumuskan, dan menafsirkan masukan informasi untuk menciptakan suatu gambaran yang berarti. Selain itu proses belajar menjelaskan perubahan perilaku seseorang yang ditimbulkan dari pengalaman yang merupakan hasil proses belajar, pembelajaran seseorang dihasilkan melalui dorongan, rangsangan, isyarat, tanggapan dan penguatan. Hasil dari proses belajar tersebut adalah kepercayaan dan sikap terhdap suatu tempat untuk berkunjung. Dalam penelitian ini indikator yang digunakan untuk mengukur manfaat yang dirasakan adalah yang digunakan oleh Rao, Cho dan Kim 2000: 28 28 a. Web menawarkan harga yang lebih baik b. Web menawarkan lebih banyak informasi c. Lebih mudah pemesanan d. Lebih mudah dihubungi e. Lebih mudah untuk membatalkan order 2.2.3.5.Resiko Yang Diterima Resiko yang diterima oleh konsumen sudah sepadan dengan apa yang mereka terima dan hal kebaikan, dalam Simamora 2002:11, seseorang yang termotivasi akan siap bereaksi. Bagimana orang itu bertindak dipengaruhi oleh persepsi mengenai situasi. Dua orang dalam kondisi motivasi yang sama dan tujuan situasi yang sama mungkin bertindak secara berbeda karena perbedaan persepsi mereka terhadap situasi itu. Persepsi menurut Philip Kotler diartikan sebagai proses dim ana indi vidu m emilih, merumuskan dan menafsirkan masukan informasi untuk menciptakan suatu gambaran yang berarti mengenai dunia. Contoh seseorang berbelanja pada sebuah pusat perbelanjaan tertentu karena produk-produk yang tersedia sesuai dengan persepsi orang tersebut. Dengan adanya hal tersebut seseorang akan selalu menerima apa adanya terhadap resiko yang nantinya menjadi pilihannya. Dalam penelitian iniindikator yang digunakan untuk mengukur resiko yang diteima adalah yang digunakan oleh Rao, Cho dan Kim 2000: a. Mengkhawatirkan keamanan b. Mengkhawatirkan keamanan saat pembelian c. Membelikan informasi melalui web tidak berisiko d. Memberikan informasi melalui web menunjukkan bahwa sangat sering berbelanja lewat web. 29 29

2.2.4. Biaya Transaksi