Hasil Penelitian Terdahulu KAJIAN PUSTAKA DAN TELAAH PENELITIAN SEBELUMNYA

II. KAJIAN PUSTAKA DAN TELAAH PENELITIAN SEBELUMNYA

2.1. Hasil Penelitian Terdahulu

Tarigan 2007. Peningkatan Nilai Tambah Melalui Pengembangan Agroindustri Pisang Di Kabupaten Lumajang. Agroindustri merupakan kegiatan yang berperan menciptakan nilai tambah. Optimalisasi nilai tambah dicapai pada pola industri yang berintegrasi langsung dengan usahatani keluarga dan perusahaan pertanian. Tulisan ini bertujuan menganalisis seberapa besar peranan agroindustri keripik pisang di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur dalam menghasilkan nilai tambah dan pelaku-pelaku yang berperan dalam proses pertambahan tersebut. Hasil analisis menunjukkan bahwa nilai tambah secara kuantitatif terdapat pada mata rantai kedua proses produksi utama, perakitan, pengemasan dan menejemen mutu merupakan besaran laba yang diterima pengusaha pada skala usaha industri. Nilai tambah yang tidak dapat dihitung secara numerik meliputi peluang kerja, peningkatan keterampilan pekerja dan pengusaha, jaringan usaha dan akses pada beragam pendidikan, teknologi dan peluang pasar yang terakumulasi menjadi suatu investasi berharga di tingkat individu maupun daerah. Antarlina dan Umar 2007. Mengenai Teknologi Pengolahan Komoditas Unggulan Mendukung Pengembangan Agroindustri Di Lahan Lebak. Komoditas unggulan lahan lebak diantaranya adalah ubi-ubian dan hortikultura. Peningkatan produksi perlu diikuti penyediaan teknologi pengolahan guna mengantisipasi kelebihan produksi dan peningkatan nilai tambah. Penelitian ini menyampaikan Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber 8 beberapa teknologi pengolahan komoditas unggulan yang diharapkan dapat mendukung pengembangan agroindustri di lahan lebak. Komoditas unggulan lahan lebak antara lain: ubi nagara, ubi alabio, waluh, mangga, pisang, kacang tanah, kacang nagara dan biji bunga teratai. Teknologi pengolahan untuk masing- masing komoditas sangat spesifik, karena komoditas tersebut mempunyai karakteristik yang berbeda. Ubi nagara dan ubi alabio dapat diolah menjadi keripik dan tepung serta produk tepungnya. Waluh diolah menjadi dodol, saos dan tepung serta produknya. Buah mangga yang terdapat di lahan lebak jenisnya cukup banyak, namun pada dasarnya prinsip pengolahnnya sama antara lain: sari buah, sirup, dodol, puree, manisan dan asinan. Buah pisang dapat diolah menjadi keripik, sari buah, saos dan tepung serta produknya. Teknologi pengolahan kacang tanah adalah kacang asin dan kacang tanah lemak rendah, sedangkan kacang nagara lebih bervariasi tempe, susu, kecap. Pengembangan pengolahan perlu didukung oleh penyediaan peralatan dan peningkatan pengetahuan SDM sumber daya manusia khususnya yang mempunyai keinginan untuk mengembangkan agroindustri. Pengembangan teknologi pengolahan merupakan salah satu alternatif penganekaragaman produk sebagai penunjang agroindustri yang sesuai untuk tingkat pedesaan dan meningkatkan nilai tambah komoditas. Di samping itu dengan lebih beragamnya produk olahan diharapkan dapat mendukung program ketahanan pangan. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber 9 Suprihatini, Drajat dan Fajar 2004. Mengenai Kebijakan Percepatan Pengembangan Industri Hilir Perkebunan. Tujuan penelitian ini antara lain : a untuk mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh kuat terhadap percepatan pengembangan industri, dan 2 untuk menyusun kebijakan percepatan pengembangan industri hilir perkebunan untuk masa 5 – 10 tahun mendatang. Hasil penelitian antara lain : a faktor yang berpengaruh terhadap percepatan pengembangan industri hilir perkebunan yakni penerapan kebijakan Pajak Pertambahan Nilai PPN 10 persen; insentif investasi; penerapan kebijakan harmonisasi tarif bagi produk hilir dan bahan bakunya; konsistensi dukungan pemerintah; efisiensi biaya produksi; jaminan keamanan investasi; penelitian pasar; kualitas bahan baku dan bahan penolong; respon sosial; dan supply chain management dan infrastruktur, b faktor yang berpengaruh terhadap percepatan industri hilir perkebunan yaitu PPN, insentif investasi, harmonisasi tarif, dan konsistensi dukungan pemerintah, yang merupakan faktor kunci karena memiliki pengaruh total yang tertinggi namun ketergantungannya pada faktor lain yang rendah, c skenario yang paling mungkin terjadi di masa 5 – 10 tahun mendatang adalah skenario dimana akan terjadi kondisi PPN akan tetap dipungut seperti sekarang atau tidak ada perubahan terhadap kebijakan PPN status quo, insentif investasi akan diberlakukan, harmonissai tarif akan diberlakukan, dan konsistensi dukungan dari pemerintah akan sulit ditebak karena tergantung pada siapa presidennya bahkan sampai mengarah pada kondisi inkonsistensi dukungan pemerintah. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber 10 Susilowati, Bonar, Sinaga, Wilson, Limbong, dan Erwidodo 2007. Mengenai Dampak Kebijakan Ekonomi Di Sektor Agroindustri Terhadap Kemiskinan Dan Distribusi Pendapatan Rumah Tangga Di Indonesia Analisis Simulasi dengan Sistem Neraca Sosial Ekonomi. Penelitian bertujuan untuk menganalisis dampak kebijakan ekonomi di sektor agroindustri terhadap kemiskinan dan distribusi pendapatan rumah tangga. Analisis menggunakan Sistem Neraca Sosial Ekonomi SNSE yang didegrasi ke dalam agroindustri makanan dan non makanan. Analisis kemiskinan dan distribusi pendapatan rumah tangga menggunakan data SUSENAS. Hasil analisis menunjukkan bahwa kebijakan peningkatan ekspor, investasi, dan insentif pajak di sektor agroindustri berdampak menurunkan tingkat kemiskinan dan memperbaiki distribusi pendapatan rumah tangga, sedangkan kebijakan peningkatan pengeluaran pembangunan pemerintah di sektor agroindustri kurang memberikan dampak positif. Kebijakan ekonomi di sektor agroindustri nonmakanan berdampak lebih besar dalam menurunkan tingkat kemiskinan. Keterkaitan hasil penelitian terdahulu dengan penelitian yang akan dilakukan dapat di lihat pada tabel sebagai berikut : Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber 11 Tabel 1. Mapping Hasil Penelitian Terdahulu NO. NAMA PENELITI Tahun FOKUS PENELITIAN POSISI PENELITIAN INI 1. Tarigan 2007 Peranan agroindustri keripik pisang di Kabupaten Lumajang dalam upaya peningkatan nilai tambah dan pelaku- pelaku yang berperan Menjadikan salah satu dasar hasil penelitian terdahulu terhadap : - Posisi nilai tambah yang diterima pengusaha agroindustri - Dampak dari nilai tambah baik terhadap peluang kerja, peningkatan keterampilan pekerja dan pengusaha, jaringan usaha dan akses pada beragam pendidikan, teknologi dan peluang pasar 2. Antarlina dan Umar 2007. Teknologi pengolahan komoditas unggulan mendukung pengembangan agroindustri Pada penelitian ini lebih memfokuskan pada - Kelayakan dari teknologi dalam upaya peningkatan nilai tambah secara ekonomi, teknis dan sosial - Peningkatan teknologi merupakan salah satu strategi peningkatan nilai tambah 3 Suprihatini, Drajat dan Fajar 2004 Kebijakan percepatan pengembangan industri hilir perkebunan Pada penelitian ini lebih memfokuskan pada faktor- faktor internal dan ekternal dalam upaya pengembangan nilai tambah melalui agroindustri sebagai dasar penyusunan strategi nilai tambah komoditas pisang. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber 12 Tabel 1. Lanjutan NO. NAMA PENELITI Tahun FOKUS PENELITIAN POSISI PENELITIAN INI 3. Susilowati, Bonar, Sinaga, Wilson, Limbong, dan Erwidodo 2007. Dampak kebijakan ekonomi di sektor agroindustri terhadap kemiskinan dan distribusi pendapatan rumah tangga Pada penelitian ini lebih memfokuskan pada dampak pengembangan agroindustri pisang terhadap peningkatan nilai tambah secara ekonomi bagi pengusaha, pekerja maupun secara sosial yaitu peluang kerja dan penumbuhan unit-unit usaha baru

2.2. Sistem Agribisnis