Analisis Nilai Tambah KAJIAN PUSTAKA DAN TELAAH PENELITIAN SEBELUMNYA

33 Dimana : BEP Q = Break Event Point Titik impas Dalam Unit BEP Rp = Break Event Point Titik impas Dalam Rupiah VC = Biaya tidak tetap Rp. FC = Biaya tetap Rp. P = Harga jual per unit Rp. TR = Penerimaan total Rp

2.6. Analisis Nilai Tambah

Kebijakan pembangunan perkebunan yang mengarah pada peningkatan nilai tambah pada produk primer dan berlangsung di daerah sentra produksi diharapkan akan mampu memberikan peningkatan pendapatan dan kesejahteraan dari petani itu sendiri. Struktur agribsinis yang bersifat dispersal atau tersekat-sekat sangat tidak kondusif untuk menciptakan sistem agribisnis berdaya saing tinggi yang mampu merespon dinamika pasar secara efektif dan efisien. Hal ini karena pada struktur agribisnis demikian tidak terjadi keterkaitan fungsional diantara para pelaku agribisnis Simatupang, 1999. Kondisi tersebut diperlukan penataan struktur agribisnis dalam rangka meningkatkan daya saing komoditas pertanian. Simatupang 1997 berpendapat bahwa penataan tersebut haruslah mengarah kepada pembentukan Unit Agribisnis Industrial. Sebagai langkah awal pragmatis BEP Rp TFC 1 – VCTR Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber 34 penataan struktur agribisnis tersebut dapat dilakukan dengan mengarahkan BUMN untuk bertindak sebagai pelopor Kasryno, 1997. Sedangkan karakteristik utama yang harus ada pada setiap Unit Agribisnis adalah Simatupang, 1997: 1. Seluruh fungsi yang diperlukan untuk memproduksi, mengolah dan memasarkan produk pertanian dapat dipenuhi dan setiap unit agribisnis haruslah lengkap secara fungsional. 2. Seluruh komponen atau pelaku agribisnis melaksanakan fungsinya secara harmonis dan dalam satu kesatuan tindakan. Dengan kata lain kegiatan yang dilakukan oleh setiap pelaku agribisnis harus saling terkait secara fungsional. 3. Hubungan diantara seluruh pelaku agribisnis terjalin langsung melalui ikatan institusional. 4. Kelangsungan hidup dan perkembangan usaha pada masing-masing pelaku agribisnis saling tergantung sama lain. 5. Setiap pelaku agribisnis saling membantu satu sama lain demi kepentingan bersama. Penataan struktur agribisnis yang mengarah kepada lima kondisi tersebut sudah diupayakan pemerintah melalui pengembangan berbagai program kemitraan usaha diantara para pelaku agribisnis. Dengan mekanisme tersebut maka kemitraan yang dikembangkan tidak hanya berguna untuk menciptakan kaitan fungsional antara petani dan perusahaan inti tetapi juga meningkatkan nilai tambah komoditas perkebunan melalui proses pengolahan yang dibangun oleh Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber 35 perusahaan inti. Kemitraan tersebut juga merupakan media untuk mendorong pemerataan pendapatan Erwidodo, 1996. Menurut Sulistyowati dan Wahyudi 1999, produksi dan mutu akhir produk olahan merupakan resultante dasar seluruh usaha mulai dari penggunaan sarana produksi, proses produksi, pengolahan, pemasaran sampai penanganan produk di tingkat konsumen dalam bentuk agroindustri yang dapat meningkatkan pendapatan petani dari hasil nilai tambah dari suatu proses produksi dan juga dapat meningkatkan motivasi petani dalam pengembangan perkebunan rakyat Salah satu cara untuk meningkatkan nilai tambah adalah melakukan diversifikasi baik secara vertikal maupun horizontal pada perencanaan dan pelaksanaan pembangunan pertanian untuk memajukan komoditas apa yang mempunyai nilai tambah yang lebih dari produk pertanian. Nilai tambah diperoleh dari proses pengurangan biaya bahan baku ditambah dengan biaya input tidak termasuk tenaga kerja, dirumuskan : Simatupang, 1990 NT = P – B + V Dimana : NT : Nilai Tambah Rp Kg P : Nilai Produksi Rp Kg B : Nilai Bahan Baku Rp Kg V : Nilai Input Lain Rp Kg Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber 36

2.7. Strategi Di Tingkat Unit Bisnis Strategic Business Units