Agroindustri dan Lingkupnya KAJIAN PUSTAKA DAN TELAAH PENELITIAN SEBELUMNYA

17 3. Sub sistem III Sektor pengolahan yaitu merupakan kegiatan agroindustri mulai dari penyediaan bahan baku sampai menghasilkan produk akhir. 4. Sub sistem IV Sektor pemasaran yaitu rangkaian kegiatan mulai dari pengumpulan produksi, penentuan harga, promosi dan tempat guna memasarkan produk. 5. Sub sistem V Sektor konsumen yaitu untuk memasarkan produksi yang dihasilkan maka seorang produsan harus mengetahui perilaku konsumen.

2.3. Agroindustri dan Lingkupnya

Pengertian agroindustri dalam arti luas White, 1989 meliputi : 1. Industri yang mempunyai kaitan erat dan langsung dengan produk pertanian primer, yaitu : a. Industri huluindustri pengolahan input pertanian pupuk, pestisida, alat pertanian,mesin yang langsung dipakai dalam sektor pertanian dan sebagainya. Industri ini tidak selalu berada dipedesaan dan biayanya relatif padat modal dan berskala besar. b. Industri hilirindustri pengolahan hasil pertanian. 2. Industri agrikultur yaitu bentuk–bentuk organisasi produk primer yang mengarah pada organisasi industri. Kategori ini tidak termasuk dalam pengertian industri pedesaan tetapi akan berkaitan dengan industri Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber 18 pengolahan. Industri agrikultur ini mempunyai dua tipe yaitu a. Perkebunan Besar dan b, Contract Farming dengan model inti rakyat. Menurut Soeharjo 1991, menjelaskan bahwa agroindustri salah satu cabang industri yang mempunyai kaitan erat dan langsung dengan pertanian. Apabila pertanian menghasilkan produk primer, maka kaitanya dengan industri berlangsung kebelakang Backward Linkage dan kedepan Forward Linkage. Agroindustri yang melakukan kegiatan penanganan dan pengolahan produk primer disebut agroindustri hilir Downstream. Dari sini nampak bahwa dalam agroindustri sektor pertanian dan sektor industri harus lahir sebagai satu kesatuan Integrated. Agroindustri merupakan sub sistem dari pada agribisnis. Menurut Austin dalam Soeharjo 1981, Kaitan dengan sektor pertanian yang dimaksud umumnya dibatasi pada kaitan langsung, hal ini sesuai dengan pendapat bahwa semakin lanjut proses pengolahan berlangsung, maka akan semakin jauh kedudukannya dari pengertian agroindustri dan lebih tepat apabila disebut non agroindustri. Kegiatan agrindustri atau industri pertanian mencakup semua kegiatan yang dimulai dengan pengadaan bahan baku dan pengolahan. Jadi agroindustri merupakan kegiatan yang meliputi pengadaan bahan baku sampai pada pengolahannya menjadi produk lain. Agroindustri adalah salah satu cabang industri yang mempunyai kaitan erat dan langsung dengan pertanian, kaitan antara pertanian dengan agroindustri yaitu kaitan ke belakang dan ke depan. Kaitan ke belakang karena pertanian memerlukan input seperti bibit, benih, pupuk serta alat-alat yang langsung dipakai Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber 19 pada sektor pertanian. Sedangkan kaitan ke depan berlangsung karena sifat produk pertanian yang sangat tergantung pada musim, menyita banyak ruang untuk penyimpanan dan mudah rusak. Kegiatan-kegiatan yang ada dalam agroindustri penangananya ada yang bersifat tanpa mengubah struktur asli dari produk tersebut, misalnya pembersihan, pengawetan, transportasi, penyimpanan. Adapula kegiatan pengolahan yang segera dilaksanakan setelah produk dipanen misalnya pengolahan daun pucuk teh menjadi teh, penggilingan tebu, pengolahan susu, pembuatan ikan asin dan sebagainya. Pengolahan lebih lanjut produk-produk pertanian berakhir dengan mengubah sifat asalnya , misalnya pengolahan kedelai menjadi kecap, nira menjadi gula merah. Konsep Agroindustri menurut Soeharjo 1991 , adalah salah satu cabang dari industri yang mempunyai kaitan erat dan langsung dengan pertanian. Sektor pertanian dan saktor industri harus dilihat sebagai satu kesatuan . Gangguan pada salah satu sektor, misalnya tidak tersedianya input dapat mengganggu kelancaran kegiatan di tingkat produksi primer yang selanjutnya berakibat kepada gangguan kelancaran kegiatan pada industri pengolahan. Agroindustri merupakan industri sekunder atau industri dengan tingkatan lebih lanjut, dengan komoditas pertanian sebagai bahan baku utamanya, apabila pada produksi pertanian kendali berada pada unsur–unsur alami, maka pada agroindustri kendali sentral ada pada manusia dan perangkat teknologi serta institusi sebagai hasil rekayasanya. Secara spesifik, agroindustri dapat diartikan sebagai industri pengolahan hasil–hasil pertanian dalam arti luas yang mencakup Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber 20 hasil pertanian tanaman pangan, perkebunan, peternakan dam perikanan, serta industri kehutanan. Sementara itu industri pupuk, obat–obatan pertanian alat dan mesin petanian merupakan industri pendukung bagi industri pengolahan hasil- hasil pertanian. Implikasi dari pandangan diatas adalah pengembangan agroindusri tidak terlepas dari pengembangan keseluruhan sistem ekonomi, terutama pengembangan sistem agribisnis Muslimin, 1994. Menurut Adi 1994, agroindustri merupakan sektor yang sangat potensial dan perlu dikembangkan karena merupakan jembatan transformasi antara pertanian dan industri, dalam membangun industri yang maju dan pertanian yang tangguh, agroindustrilah yang diharapkan dapat mempercepat terjadinya struktur ekonomi yang seimbang. Perkembangan agroindustri diharapkan dapat meningkatkan permintaan dan memberikan nilai tambah hasil pertanian, dimana saat ini masyarakat banyak yang menggantungkan nasibnya pada sektor ini. Petani yang melakukan usaha agroindustri selain harus memikirkan bagaimana harus menghasilkan produk sampai memasarkanya juga harus prinsip yang digunakan dalam agroindustri. Adapun prinsip ekonomis menurut Soekartawi 1986 diantaranya adalah : 1. Prinsip Keunggulan Komparatif Adapun perbedaan faktor fisik terutama kesuburan , iklim , topografi dan suhu maka jenis tanaman yang diusahakan disetiap daerah tidak sama. Satu tanaman yang memberikan keuntungan didaerah lainya karena adanya perbedaan dalam biaya produksi. Tiap petani akan memproduksi sesuatu Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber 21 yang dapat diperoleh dengan biaya yang lebih menguntungkan. Prinsip ini merupakan dasar mengapa ada spesialisasi suatu hasil produksi dari tanaman cocok untuk diolah menjadi produk lain yang mempunyai nilai jual lebih tinggi. Beberapa faktor yang merubah keunggulan komparatif adalah pengembangan pola usahatani baru atau perbaikan teknologi, perubahan biaya produksi dan harga dari berbagai komoditi usahatani, perubahan biaya angkutan bila jalan diperbaiki atau rusak, perbaikan kualitas lahan, pengembangn produk substitusi yang lebih murah. 2. Prinsip Pemilihan Cabang Usaha Prinsip ini mengatakan bahwa suatu cabang usaha dipertimbangkan dalam perencanaan agroindustri selama sumbangan yang diharapkan terhadap pendapatan bersih melebihi biaya yang diluangkan dari sumberdaya yang mereka gunakan, dalam menerapkan prinsip ini perlu diberikan kelonggaran untuk hubungan–hubungan antar cabang usaha. Beberapa cabang usaha dapat saling bersaing dalam menggunakan sumber daya, hal ini terjadi bila petani tidak mempunyai cukup tenaga kerja untuk memanen dua tanaman yang berbeda pada waktu bersamaan. Persaingan ini dapat dihilangkan dengan cara menyesuaikan perencanaan tanaman dan waktu tanam. Prinsip pemilihan cabang usaha ini sangat membantu petani untuk memilih jenis usaha yang menguntungkan. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber 22

2.4. Keterkaitan Antara Sektor Pertanian dan Sektor Non Pertanian