LATAR BELAKANG MASALAH PENDAHULUAN

2005 : 3. Dari kata tersebut maka makna kata “wacana” memiliki fungsi sebagai pemberi informasi tentang sesuatu. Menurut Kridalaksana 2001 : 231 wacana merupakan satuan bahasa terlengkap dalam hierarki gramatikal yang merupakan satuan gramatikal terbesar. Wacana direalisasikan dalam bentuk karangan utuh Novel, buku seri, ensiklopedia, dsb, paragraf, kalimat, atau kata yang membawa amanat lengkap. Untuk mengetahui maksud, pesan maupun amanat dalam suatu wacana diperlukan analisis wacana yaitu analisis hubungan antar unsur-unsur wacana dalam teks dan latar sosial dimana teks tersebut dibuat. Oleh karena itu, analisis wacana tidak dapat dibatasi hanya pada deskripsi bentuk linguistiknya saja tetapi juga deskripsi konteks situasi dan sosial budaya yang terdapat dalam sebuah wacana. Dalam sebuah analisis wacana, pendekatan mikrostruktural dan makrostruktural dapat digunakan untuk mengupas suatu wacana, sehingga kelogisan, keruntutan, dan hubungan antar makna dalam suatu wacana akan terlihat. Dalam sebuah wacana, kohesi dan koherensi merupakan unsur pembangun yang sangat penting. Perhatikan contoh berikut: 1 A Lille, Dorsaf, venue de Villeneuve-d’Ascq était peinée : « Je regrette amèrement qu’il y ait peu de musulmans présent ce soir, mais on est tellement sous le choc » “Di Lille, Dorsaf, datang dari Villeneuve-d’Ascq dengan sedih mengataka : « Saya kecewa, hanya sedikit muslim yang hadir pada sore ini, tetapi kita benar-benar dalam keadaan syok Berdasarkan aspek semantik, contoh di atas memiliki makna yang menjelaskan tentang kekecewaan Dorsaf karena hanya sedikit muslim yang hadir di Lille. Selain ditinjau dari aspek semantik, contoh di atas juga menunjukkan adanya hubungan kohesi referensi persona. Hal itu dibuktikan dengan adanya pronomina persona je ‘saya’ yang mengacu pada Dorsaf, dan juga on ‘kita’ yang mengacu pada Dorsaf dan orang-orang yang hadir di Lille. Selain piranti kohesi referensi, terdapat juga piranti koherensi penanda hubungan makna pertentangan, yaitu pada kata ‘mais’. Selain kohesi dan koherensi, teks dan konteks juga memiliki peranan penting dalam menentukan makna suatu ujaran. Apabila konteks pada suatu ujaran mengalami perubahan, maka makna dari ujaran tersebut juga akan mengalami perubahan. Pemahaman terhadap konteks situasi maupun budaya dalam suatu wacana dalam dilakukan melalui 4 prinsip penafsiran yaitu : penafsiran persona, lokasional, temporal dan analogi. Perhatikan contoh berikut : 2 François Hollande, qui avait fait une brève déclaration devant Charlie Hebdo, dans les minutes qui ont suivi la fusillade, revenait le soir-même à la télévision à 20 heures et annonçait un deuil national. « François Hollande, yang berdeklarasi singkat di depan Charlie Hebdo, yang dalam beberapa menit kemudian terjadi sebuah tembakan, kembali lagi pada malam yang sama pada pukul 20.00 dan mengumumkan hari berkabung nasional » Berdasarkan aspek semantik leksikalnya, contoh di atas menjelaskan tentang Francois Hollande yang mengumumkan hari berkabung nasional di depan kantor Charlie Hebdo setelah aksi penembakan terjadi. Sedangkan menurut konteksnya, contoh 2 terdapat penggunaan prinsip penafsiran persona yaitu François Hollande yang merujuk kepada Presiden Prancis yang memiliki kewenangan untuk menyampaikan hari berkabung nasional atas suatu peristiwa atau bencana. Prinsip penafsiran lokasional terlihat pada frasa devant Charlie Hebdo, sedangkan prinsip penafsiran temporal terlihat pada kata le soir-même yang dapat ditafsirkan sebagai waktu malam pada hari tanggal yang sama dengan terjadinya aksi penembakan yang terjadi di Kantor berita Charlie Hebdo, yaitu pada tanggal 7 Januari 2015. Teks berita yang terdapat dalam surat kabar atau koran merupakan salah satu media cetak yang banyak kita jumpai di masyarakat dan diterbitkan secara berkala. Ada berbagai rubrik yang biasa dimuat dalam surat kabar antara lain politik, ekonomi, sosial, dan kesehatan. Dalam Bahasa Prancis, Surat kabar atau Koran biasa disebut dengan Le Journal. Dalam Le Petit Larousse Illustré 1994 : 575 Le Journal, publication le plus souvent quotidienne qui donne des informations politiques, littéraires, scientifique etc. Surat Kabar adalah media cetak yang biasanya diterbitkan setiap hari dan berisi informasi-informasi yang berkaitan dengan politik, literatur, ilmu pengetahuan dll . Salah satu Surat Kabar yang cukup populer di Prancis adalah Le Monde. Berdasarkan Nouvelle Encyclopedie Bordas 1988 : 3476, Le Monde merupakan surat kabar harian Prancis yang didirikan oleh Hubert Beuveméry pada tanggal 18 Desember 1944. Pada tahun 1945, Le Monde mencetak 100.000 exemplar koran, kemudian pada tahun 1975 meningkat menjadi 575.000 . Saat ini, selain dicetak dalam bentuk surat kabar, Le Monde juga dapat diakses melalui situs le monde.fr sehingga masyarakat di luar Prancis semakin di beri kemudahan untuk membaca surat kabar berbahasa Prancis ini. Rubrik-rubrik yang terdapat dalam surat kabar ini, antara lain rubrik Internasional yang menyediakan berita-berita teraktual dari berbagai Negara, Rubrik Kesehatan yang menyediakan tips-tips untuk pola hidup sehat, rubrik politik, kebudayaan dan pendidikan. Artikel De « Charlie » à Charlie merupakan salah satu artikel yang dimuat dalam surat kabar Le Monde edisi 24 Januari 2015. Artikel ini menyajikan berita tentang penembakan yang terjadi di Kantor berita Charlie Hebdo dan penyanderaan beberapa orang di Hyper Cacher yang sempat menjadi berita internasional pada awal tahun 2015. Hampir sebagian besar situs berita baik situs berita online maupun yang telah dicetak menyajikan berita tentang hal tersebut antara lain situs berita online yang dimiliki Indonesia liputan6.com menyajikan berita tersebut pada tanggal 10 Januari 2015 dengan judul « Akhir kasus-kasus penyanderaan berdarah di Prancis », situs berita www.bbc.co.uk menyajikan berita tersebut dengan judul « Charlie Hebdo attack », The Washington Times edisi 28 Januari 2015 juga mencetak berita terkait penembakan di Charlie Hebdo dengan headline « Charlie Hebdo attacker should not be calles terrorists, says BBC Arbic executive », dan masih banyak situs berita lain yang menyajikan berita berkaitan dengan aksi penembakan di kantor berita satirik Charlie Hebdo, sehingga peneliti tertarik untuk meneliti penanda kohesi, koherensi dan konteks situasi maupun budaya yang terdapat dalam artikel De « Charlie » à « Charlie ».

B. IDENTIFIKASI MASALAH

Berdasarkan hal-hal yang telah disampaikan dalam latar belakang masalah di atas, dapat diidentifikasikan beberapa masalah sebagai berikut : 1. Bagaimana wujud penanda kohesi yang terdapat dalam artikel De « Charlie » à Charlie yang dimuat dalam surat kabar Le Monde edisi 24 Januari 2015 ? 2. Bagaimana fungsi penanda kohesi yang terdapat dalam artikel De « Charlie » à Charlie yang dimuat dalam surat kabar Le Monde edisi 24 Januari 2015 ? 3. Bagaimana wujud penanda koherensi yang terdapat dalam artikel De « Charlie » à Charlie yang dimuat dalam surat kabar Le Monde edisi 24 Januari 2015 ? 4. Bagaimana fungsi penanda koherensi yang terdapat dalam artikel De « Charlie » à Charlie yang dimuat dalam surat kabar Le Monde edisi 24 Januari 2015 ? 5. Bagaimana penafsiran persona yang terdapat dalam artikel De « Charlie » à Charlie yang dimuat dalam surat kabar Le Monde edisi 24 Januari 2015 ? 6. Bagaimana penafsiran lokasional yang terdapat dalam artikel De « Charlie » à Charlie yang dimuat dalam surat kabar Le Monde edisi 24 Januari 2015 ? 7. Bagaimana penafsiran temporal yang terdapat dalam artikel De « Charlie » à Charlie yang dimuat dalam surat kabar Le Monde edisi 24 Januari 2015 ? 8. Bagaimana prinsip analogi yang terdapat dalam artikel De « Charlie » à Charlie yang dimuat dalam surat kabar Le Monde edisi 24 Januari 2015 ? 9. Bagaimana inferensi yang terdapat dalam artikel De « Charlie » à Charlie yang dimuat dalam surat kabar Le Monde edisi 24 Januari 2015 ?

C. BATASAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah di atas, dapat diketahui bahawa masalah yang muncul dalam analisis ini sangat bervariasi. Namun untuk memperoleh hasil yang lebih fokus, peneliti akan membatasi masalah yang akan dikaji lebih lanjut, yaitu sebagai berikut : 1. Perwujudan penanda kohesi yang terdapat dalam artikel De « Charlie » à Charlie yang dimuat dalam surat kabar Le Monde edisi 24 Januari 2015. 2. Perwujudan penanda koherensi yang terdapat dalam artikel De « Charlie » à Charlie yang dimuat dalam surat kabar Le Monde edisi 24 Januari 2015. 3. Konteks situasi maupun budaya yang terdapat dalam artikel De « Charlie » à Charlie yang dimuat dalam surat kabar Le Monde edisi 24 Januari 2015.