Teknik dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik sadap, yang  dilakukan  dengan  cara  membaca  karena  penggunaan  bahasa  yang
disadap berupa tulisan.  Teknik lanjutan yang digunakan adalah teknik simak bebas libat cakap SBLC karena peneliti tidak dilibatkan langsung untuk ikut
menentukan  pembentukan  dan  pemunculan  calon  data  melainkan  hanya berperan  sebagai  pemerhati  terhadap  calon  data  yang  terbentuk  dan  muncul
dari  peristiwa  kebahasaan  yang  berada  di  luar  dirinya  Sudaryanto,  1993: 135. Setelah menggunakan teknik SBLC, teknik selanjutnya yang digunakan
untuk  penyajian  data  adalah  teknik  catat  guna  mencatat  data-data  yang diperoleh dari hasil penyimakan ke dalam tabel data.
Dalam praktiknya, proses pengumpulan data diawali dengan membaca artikel  berjudul  De « Charlie »  à  « Charlie   dengan  cermat,  kemudian
mengamati unsur mikrostruktural yang berupa penanda kohesi dan koherensi serta  unsur  makrostruktural  yang  meliputi  prinsip  penafsiran  personal,
lokasional,  temporal  dan  analogi  yang  terdapat  di  dalam  artikel  tersebut. Setelah  mengamati  unsur  mikrostruktural  dan  makrostruktural  yang  terdapat
dalam kedua artikel tersebut, peneliti mencatat data hasil pengamatannya dan mengklasifikasikannya  berdasarkan  penanda  kohesi,  koherensi  dan
konteksnya dalam sebuah tabel data seperti berikut :
Tabel 1. Klasifikasi data berdasarkan analisis mikrostruktural
N o
Kode Data
Data Kohesi
Koherensi
Keterangan Gramatikal
Leksikal
R ef
er en
si S
u b
ti tu
si E
li ps
is K
on ju
n gs
i R
ep et
is i
S in
on on
im i
A n
ton im
i K
ol ok
as i
H ip
on im
i E
k u
iva le
ns i
H u
b. M
ak n
a k
ew ak
tu an
H u
b. M
ak n
a S
eb ab
H u
b. M
ak n
a A
ki b
at
H u
b. M
ak n
a P
er te
nt an
gan
H u
b. M
ak n
a T
u ju
an
H u
b. M
ak n
a p
er ban
di n
gan
H u
b, M
ak n
a P
en am
b ah
an
H u
b. M
ak n
a P
en je
las an
1.  I11 2015
Habituel va-et-vient
des
habitants  traînant    leurs  cabas entre les étals,
« Penduduk  biasa  datang  dan pergi  diantara  etalase  sambil
membawa tas belanjanya, »
√
Kohesi  gramatikal  berupa referensi  persona  orang
ketiga jamak
leur anaforis  yang  mengacu
pada kata des habitants.
2.  I11 5201
5 Près  de  cinquante  chefs  d’Etats
et  de  gouvernements  étaient aussi présents
« Hampir  50  Kepala  Negara  dan Pemerintahan juga hadir»
√ √
Terdapat kohesi gramatikal berupa konjungsi aditif et
dan  koherensi  hubungan makna penambahan
Keterangan : 1
: No urut data I
: Artikel ke- 1 1
: Halaman ke-1 3
: Paragraf ke-3 2015
: Tahun cetakan
Tabel. 2 Klasifiksi data berdasarkan análisis makrostruktural
No Kode
Data Data
Konteks Situasi dan Budaya Keterangan
1.  I142015  C’est  cette  colère  contre  la  bêtise, « contre  la  connerie »  clamait  une
pancarte,  qui  était  palpable,  dès  le mercredi  soir,  quand  des  foules  se  sont
spontanement
réunies. Partout
en France.
Inilah  kemarahan  melawan  kebodohan, « contre  la  connerie »  tulisan  pada
sebuah  papan  yang  terpampang  sejak Rabu malam ketika banyak orang secara
spontan  berkumpul.    Di  mana-mana  di Prancis.
Prinsip  penafsiran  personal  PPP  dalam  data tersebut  adalah  des  foules  ‘kerumunan  orang’
sekerumunan  orang  yang  berkumpul  untuk menyampaikan kemarahan mereka.
Prinsip  Penafsiran  Lokasional  PPL  yaitu  di berbagai tempat di Prancis.
Prinsip  Penafsiran  Temporal  PPT  terjadi dalam beberapa hari sejak hari Rabu.
Prinsip  Analogi  PA  « contre  la  connerie » clamait
une pancarte.
Plakart-plakart bertuliskan  « contre  la  connerie »  memiliki
makna  tuntutan  untuk  melawan  kebodohon, kebodohan  yang  di  maksud  dalam  hal  ini
adalah  sikap  barbar  yang  ditunjukan  dalam aksi  penyerangan  di  Kantor  berita  Charlie
Hebdo.  Sedangkan  plakart-plakart  merupakan salah  satu  sarana  yang  biasa  dibawa  oleh
demonstran  untuk  menyuarakan  tuntutan mereka.
Kalimat  tersebut  menjelaskan tentang  kemarahan  banyak  orang
akibat kejadian penembakan yang menewaskan  beberapa  orang  di
kantor  berita  Charlie  Hebdo. Kemarahan  tersebut  diwujudkan
dalam
aksi demo
dengan membawa
papan bertuliskan
« contre la connerie ».
Keterangan : 1
: No urut data I
: Artikel ke-1 1
: Halaman ke-1 4
: Paragraf ke-4 2015: Tahun cetakan
E.  Instrumen Pelitian
Instrumen  dalam  penelitian  ini  adalah  manusia  Human  Instrument yaitu  peneliti  itu  sendiri  dengan  berdasarkan  pada  pengetahuan  dan
pengalaman yang dimiliki oleh peneliti Moleong, 2006: 170. Dalam hal ini, pengetahuan  yang  dimaksud  adalah  pemahaman  peneliti  tentang  kohesi,
koherensi  dan  konteks  situasi  yang  terdapat  di  dalam  artikel  yang  diteliti. Selain pengetahuan, peneliti juga menggunakan tabel klasifikasi dalam proses
pencatatan dengan tujuan untuk mempermudah proses pengklasifikasian data antara kohesi, koherensi dan konteks situasi maupun budaya.
F.  Metode dan Teknik Analisis Data
Analisis data adalah upaya peneliti menangani langsung masalah yang terkandung  di  dalam  data  Sudaryanto,  1993:  6.  Metode  yang  digunakan
dalam penelitian ini adalah metode agih, digunakan untuk menganalisis kohesi dan  koherensi  yang  terdapat  dalam  artikel  De  « Charlie »  à  Charlie  dan
metode padan digunakan untuk menganalisis konteks yang terdapat di dalam kedua artikel tersebut.
Metode agih adalah metode analisis data yang alat penentunya adalah bagian  dari  bahasa  itu  sendiri  Sudaryanto,  1993:  15.  Dalam  penelitian  ini,
alat penentunya adalah kohesi dan koherensi  yang terdapat dalam artikel De « Charlie »  à  Charlie.  Sementara  itu,  teknik  dasar  yang  digunakan  adalah
teknik  bagi  unsur  langsung  BUL.  Peneliti  membagi  satuan  lingual  data menjadi  beberapa  bagian  yang  dipandang  sebagai  bagian  yang  langsung
membentuk  satuan  lingual  yang  dimaksud.  Teknik  lanjutan  yang  digunakan penelitian ini adalah teknik ganti, teknik perluasan dan teknik baca markah.
Teknik  ganti  adalah  teknik  analisis  yang  berupa  penggantian  unsur satuan lingual tertentu dengan satuan lingual lain, tujuan dari teknik ganti ini
adalah  untuk  mengetahui  kadar  kesamaan  kelas  atau  kategori  unsur  yang diganti dengan kategori unsur yang menggantikannya Sudaryanto, 1993: 48.
Contoh :
56  Le  pays  a  été  bombardé  d’émotion  forte  et  contracdictoire.  Il s’est senti meurtri . . .
« Negara  diliputi  dengan  perasaan  yang  kuat  dan  kontradiktif. Dia merasa terluka. . . » Terjemahan dari penulis.
Contoh 56 merupakan data dengan pengacuan persona yang ditandai dengan Pronomina ketiga tunggal ‘il’  dia. Untuk menjalin kepaduan antar kalimat,
dilakukan  penggantian  unsur  pada  pronomina  ‘il’  menjadi  unsur  lain  yaitu kata le pays, sehingga menghasilkan kalimat pada contoh 56 a berikut:
56 a Le pays a été bombardé d’émotion forte et contracdictoire. Le pays s’est senti meurtri . . .
« Negara diliputi dengan perasaan  yang kuat dan kontradiktif. Negara merasa terluka. . . » Terjemahan dari penulis.
Pergantian unsur ‘il’ dia dengan kata Le pays tidak akan mengubah
makna  dari  kalimat  tersebut  karena  kedua  unsur  tersebut  memiliki  referen yang sama. Namun  perubahan unsur tersebut akan menimbulkan pengulangan
pada unsur le pays. Teknik  perluasan  adalah  teknik  analisis  yang  berupa  perluasan  unsur
satuan lingual data Sudaryanto, 1993: 55.