KAWASAN SERIRIT bali mrap bahasa indonesia updated

17 Kajian Cepat Kondisi Kelautan Provinsi Bali 2011 RINGKASAN • Daftar spesies ikan karang dikumpulkan dari 29 lokasi survei di Bali. Survei dilakukan dengan metode penyelaman scuba selama 80 jam hingga kedalaman 70 m oleh G. Allen dan M. Erdmann. • Sebanyak 805 spesies ikan karang tercatat selama survei. • Jika digabungkan dengan hasil survei sebelumnya yang dilakukan oleh penulis di Nusa Penida pada tahun 2008, maka terdapat 977 spesies ikan karang dari 320 marga dan 88 famili yang ditemukan di Bali. • Coral Fish Diversity Index CFDI, merupakan metode untuk memperkirakan jumlah seluruh spesies ikan karang berdasarkan jumlah spesies dari 6 famili utama Chaetodontidae, Pomacanthidae, Pomacentridae, Labridae, Scaridae, dan Acanthuridae menunjukkan ada sebanyak 1.312 spesies yang diperkirakan terdapat di perairan Bali. • Wrasse Labridae, ikan betok Pomacentridae, ikan betutu Gobiidae, capungan Apogonidae, kerapu Serranidae, ikan kepe-kepe Chaetodontidae dan butana Acanthuridae adalah famili yang paling banyak ditemukan di ekosistem karang Bali yang masing-masing jumlahnya adalah 114, 96, 84, 59, 54 dan 39 spesies. • Jumlah spesies yang teramati di masing-masing lokasi pengamatan berkisar antara 42 hingga 248 spesies dengan rata-rata 153 spesies. • Lokasi dengan spesies ikan yang paling beragam adalah Anchor Wreck, Menjangan situs 26 – 248 spesies, Batu Klebit, Tulamben situs 18 – 246 spesies, Kepah, Amed situs 17 - 230 spesies, Jemeluk, Amed situs 16 – 220 spesies dan Bunutan, Amed situs 15 – 217 spesies. • Sebagian besar ikan karang yang dijumpai di Bali memiliki penyebaran yang luas di Indo-Pasiik 56,4 atau bagian barat Pasiik 25,3. Sementara sebagian kecil lainnya tersebar di Samudera Hindia 3 dan ada pula yang endemik Indonesia 3,3. • Berdasarkan hasil survei terdapat 16 spesies ikan karang yang diketahui hanya ditemukan di kepulauan Nusa Tenggara. • Setidaknya ada 13 spesies yang belum pernah digambarkan sebelumnya tercatat dan dikoleksi pada survey kali ini yang meliputi dua fang blennies Meiacanthus, dua jawish Opistognathus, tiga dottybacks Pseudochromis and Manonichthys, seekor clingish Lepidichthys, seekor grubish Parapercis, seekor dartish Ptereleotris, seekor butana Siphamia, dan dua gobi Grallenia and Priolepis. Walaupun sebagian besar jenis yang belum tergambarkan ini telah pernah terekam sebelumnya dari daerah sekitar, namun lima jenis ikan diantaranya diyakini untuk pertama kalinya dijumpai pada MRAP yang dilakukan pada tahun 2008 dan 2011. Bab 3 Keragaman Ikan Karang di Perairan Bali, Indonesia Gerald R. Allen Mark V. Erdmann 18 Program Kajian Cepat • Berdasarkan komponen biota laut serta kondisi isik- oseanograi skala besar yang dimilikinya, Bali dapat dibagi menjadi 4 zona atau kawasan utama yaitu Nusa Penida, pesisir Timur atau Selat Lombok, pesisir Utara, dan Secret Bay Gilimanuk. • Walaupun Pulau Bali memiliki keragaman ikan karang yang sangat besar dibandingkan luasnya pulau, namunditemukan banyak indikasi penangkapan berlebihan “ overishing” di hampir setiap situs. Ikan karang yang bernilai komersial seperti kakap dan kerapu jarang sekali ditemukan di perairan Bali. Bahkan dalam lebih dari 350 jam penyelaman, tim survei hanya berhasil mencatat sebanyak 3 ekor hiu hanya terdapat di Gili Selang dan Menjangan, 3 ekor ikan Napoleon Chelinus undulatus; hanya ditemukan di Gili Selang dan Tulamben, dan 4 ekor ikan sunu kerapu dari marga Plectropomus. Tidak kalah pentingnya juga yakni hanya 5 ekor penyu yang dijumpai selama survei berlangsung. • Berdasarkan keragaman ikan dan kondisi habitat yang prima, terdapat beberapa daerah yang paling berpotensi sebagai kawasan konservasi yaitu Batu Tiga, Gili Selang, Sumber Kima, dan Secret Bay Gilimanuk, selain kawasan konservasi yang sudah ada di Bali Barat, Tulamben dan Nusa Penida.

3.1. PENDAHULUAN

Kepulauan Indonesia merupakan wilayah yang memiliki keragaman spesies ikan karang terkaya di dunia Allen, 2008. Kajian komperhensif terhadap ikan karang di Indonesia dilakukan oleh Allen dan Adrim 2003 telah mencakup 2.057 spesies yang diidentiikasi. Berdasarkan hasil pengamatan terakhir Allen, data yang tak dipublikasi jumlah ini bertambah hingga 2.250 spesies. Meskipun informasi dari hasil penelitian tentang ikan karang di perairan Indonesia semakin bertambah, hasil dokumentasi oleh masyarakat lokal secara akurat tetap diperlukan. Hal ini terutama terkait dengan keperluan konservasi. Dokumentasi mengenai ikan karang berdasarkan hasil kajian singkat di perairan pesisir pulau Bali Marine Rapid Assessment Program MRAP oleh Conservation International sepanjang April-Mei 2011 akan dipaparkan lebih lanjut dalam Bab ini. Meskipun lebih difokuskan pada hasil survei tahun 2011, dalam laporan ini juga disampaikan ringkasan dari hasil surveiMRAP Nusa Penida yang telah dilaksanakan pada tahun 2008 dengan beberapa catatan tambahan yang dijumpai dalam pengamatan beberapa bulan setelah survey berakhir. Pada prinsipnya tujuan survei ini adalah untuk melakukan inventarisasi keragaman spesies ikan karang di Bali. Ikan yang dimaksud ini adalah ikan yang hidup pada atau dekat terumbu karang hingga mencapai kedalaman sekitar 70 m. Oleh karenanya, pengamatan ini tidak termasuk ikan yang terdapat di air payau, laut dalam, maupun spesies pelagis seperti ikan terbang, tuna, dan spesies ikan berparuh billish. Hasil survei ini semoga dapat bermanfaat untuk mengetahui kondisi ikan karang di Bali dibandingkan dengan daerah lainnya di Indonesia maupun di lokasi lainnya di kawasan Indo-Pasiik. Namun demikian, daftar ikan karang yang diamati selama survey ini bukanlah daftar yang benar-benar lengkap karena pengamatan dilakukan dalam waktu yang terbatas dan sifat samar dari sebagian spesies ikan karang yang berukuran kecil.

3.2. METODE

Survei ini dilakukan oleh G. Allen dan M.Erdmann dengan penyelaman scuba selama kurang lebih 80 jam hingga kedalaman 70 m. Daftar ikan di perairan pulau Bali dikumpulkan dari 29 lokasi Lampiran Tabel 3.1 antara 29 April hingga 11 Mei 2011. Metode dasar penelitian terdiri dari pengamatan bawah laut yang dilakukan pada satu kali penyelaman terkadang dua kali penyelaman pada setiap situs dengan rata-rata durasi sekali penyelaman selama 80 menit. Spesies yang ditemui dicatat dengan pensil pada kertas tahan air. Teknik penyelaman yang dilakukan adalah menyelam turun hingga kedalaman 30-70 m, kemudian perlahan naik ke perairan dangkal. Sebagian besar waktu penyelaman dihabiskan di zona kedalaman 2-15 m, di mana dapat ditemui jumlah spesies yang paling banyak. Setiap penyelaman juga dicatat tipe utama dasar laut dan kondisi habitat di sekitarnya. Foto Ikan di bawah air diambil selama penyelaman scuba menggunakan kamera Nikon Digital SLR dengan lensa 105 mm dengan rumah aluminium. Sekitar 200 spesies ikan telah diambil gambarnya. Survei visual serta koleksi terhadap spesies ikan dilakukan dengan menggunakan minyak cengkeh, rotenone, dan tombak. Kedua bahan kimia tersebut digunakan dalam jumlah kecil. Ikan betutu yang sulit terdeteksi dan spesies lainnya yang bersembunyi disasar dengan menyemprotkan sedikit campuran minyak cengkeh dan alkohol ke goa-goa dan celah-celah karang batuan. Rotenone banyak digunakan di goa-goa atau di bawah tonjolan, atau pada beberapa kasus di sepanjang tepi bawah lereng di celah antara koral dan pasirpuing.

3.3. HASIL SURVEI

Terdapat 805 spesies ikan karang dikumpulkan pada survei ini Lampiran 3.1. Jika digabungkan dengan hasil suvei di Nusa Penida tahun 2008 dan catatan sebelumnya dari penulis maka tidak kurang dari 977 spesies ikan karang yang berasal dari 320 marga dan 88 famili dapat dijumpai di wilayah perairan Bali. Allen 1997, Kuiter dan Tonozuka