Tutupan karang dan bentos sesil lainnya

96 Program Kajian Cepat Tabel 5.5. Karang batu Azooxanthellate Scleractinia, karang batu nonscleractinia, karang lunak dan biota lain yang tercatat di Bali. Taksa karang keras Jumlah Stasiun Karang lunak sambungan Jumlah stasiun Lainnya Jumlah stasiun Scleractinia Nidaliidae Antipatharia Dendrophylliidae Chironephthya 7 Antipathidae Tubastrea micrantha 18 Nephthyigorgia 3 Antipathes 15 Tubastrea coccinae 14 Siphonogorgia 4 Cirrhipathes 19 Tubastrea folkneri 6 Xeniidae Zoanthidae Milleporina Anthelia 20 Palythoa 69 Milleporidae Cespitularia 11 Zoanthus 9 Millepora dichotoma 16 Elatounaria 13 Coralimorpharian 31 Millepora exesa 43 Heteroxenia 6 Anemon 26 Millepora intricata 10 Sympodium 3 Cerianthus 1 Millepora platyphylla 18 Xenia 43 Plumulariidae 2 Millepora tenera 8 Briareidae Aglophenia 30 Hydroida Briareum 28 Lytocarpus philippinus 9 Stylastridae Anthothelidae Distichopora 4 Alertigorgia 1 LAIN-LAIN Jumlah Stasiun Stylaster 2 Annella 7 Spons 31 Helioporacea Melithaeidae Cliona 6 Helioporidae Acabaria 1 Carterospongia 8 Heliopora coerolea 18 Melithaea 18 Xestospongia 33 Alcyonacea Acanthogorgiidae Sponge encrusting 25 Tubiporidae Acanthogorgia 3 Sponge massive 17 Tubipora musica 38 Muricella 4 Sponge blue thin rope 1 Plexauridae Sponge blue tubes 8 Taksa karang lunak Jumlah Stasiun Echinogorgia 1 Sponge rope 4 Alcyonacea Menella 3 Ascidian Clavulariidae Paraplexaura 1 Botryllus 1 Carijoa 1 Villogorgia 1 Lissoclinum 2 Cervera 1 Gorgoniidae Diademnum 18 Clavularia 11 Hicksonella Polycarpa 8 Alcyoniidae Pinnigorgia 9 Tridacna Cladiella 15 Rumphella 8 Tridacna crocea 4 Dampia 5 Ellisellidae Tridacna squamosa 12 Klyxum 2 Dichotella 5 Tridacna maxima 17 Lobophytum 30 Elisella 13 Echinodermata Rhytisma 4 Junceella 12 Linckia 18 Sarcophyton 63 Ifalukellidae Culcita 13 Sinularia spp. 67 Ifalukella 1 Alga Sinularia brascica Isididae Halimeda 9 Sinularia lexibilis 10 Isis 3 Caulerpa serrulata 7 Nephtheidae Pennatulacea Dictyosphaeria 15 Capnella 28 Veretillidae Turbinaria ornata 12 Dendronephthya 28 Veretillum 1 CRA 33 Lemnalia 16 Virgulariidae Peyssonnelia 18 Litophyton 1 Virgularia 2 Lamun Nephthea 40 Pteroeididae halassodendron 3 Paralemnalia 29 Pteroeides 1 Halophila ovalis 2 Scleronephthya 25 Enhalus 1 Stereonepthya 2 Syringodium 1 Umbellulifera 3 97 Kajian Cepat Kondisi Kelautan Provinsi Bali 2011 menunjukkan komposisi dan kelimpahan karang yang secara lokal tidak biasa Tabel 5.6. Lebih dari seperempat spesies karang adalah spesies yang jarang ditemukan. Spesies ini maksimum hanya terdapat di empat dari 48 situs pengamatan. Tiga puluh tiga spesies terumbu karang tercatat hanya dari satu situs, 41 spesies dari dua situs, 22 spesies dari tiga situs dan 26 spesies dari empat situs.

5.3.4 Pengisian kembalipenambahan karang

Situs dengan keragaman yang melimpah dan tutupan karang hidup yang tinggi dianggap penting untuk berlangsungnya pemulihan pengisian kembali populasi. Situs-situs ini diberi peringkat dengan menggunakan Replenishment Index CI karang yang sederhana Tabel 5.7 dan lihat Metode. Situs- situs ini tersebar di seluruh Bali dan Nusa Penida, dengan nilai tertinggi pada situs di Jemeluk, Amed B16, Crystal Bay South N7, Menjangan North B26 dan Toya Pakeh N3. Khusus untuk perairan sekitar Nusa Penida, reproduksi secara aseksual lazim terjadi dengan cara fragmentasi, tunas danatau pertumbuhan stoloniferous - terjadi pada karang lunak. Hal ini mungkin merupakan kompensasi atas rendahnya tingkat rekrutmen oleh planula, yang menyebabkan pembatasan koloni lokal akibat aliran arus yang kuat.

5.3.5 Kerusakan Karang

Secara keseluruhan karang di Bali memperlihatkan kerusakan baru pada tingkat yang relatif rendah baik dalam hal proporsi spesies maupun tingkat kerusakan rata-rata pada spesies tersebut Gambar 5.6.. Angka ini konsisten dengan rasio positif yang tinggi antara tutupan karang yang hidup : mati. Kondisi kesehatan keseluruhan karang terwakili baik dengan adanya tegakan monospeciic yang luas dan adanya karang besar yang utuh. Hanya terdapat sedikit bukti yang tersisa dari berbagai gangguan besar di masa lalu seperti pemutihan karang terkait dengan kematian yang dipicu oleh meningkatnya atau turunnya suhu air laut di tahun 1998, wabah pemangsaan karang, penangkapan ikan, berbagai penyakit serta dampak lainnya. Beberapa dampak awal dari pembersihan karang untuk pembangunan budi daya rumput laut juga dijumpai. Sumber utama dari kerusakan karang yang relatif kecil adalah pemangsaan oleh siput Drupella dan bintang laut Crown-of-thorns, serta penyakit karang Foto 5.7-5.11.

5.3.6 Sampah dan Polusi

Dampak yang terus berlanjut, terutama dari sampah dan berbagai bentuk polusi lain akibat buruknya peraturan Tabel 5.6. Peringkat nilai situs untuk RI mulai dari yang tertinggi sampai yang terendah untuk 20 situs teratas di Bali. B menunjukkan situs di pulau utama Bali, N menunjukkan situs di Nusa Penida dan pulau-pulau kecil yang berdekatan. Nama Situs No. Situs RI West Gili Mimpang Batu Tiga B7 16,22419 Jemeluk, Amed B16 14,30168 Menjangan North B26 11,07563 Penutukang B21 10,40893 Menjangan East B28 10,13587 Sumber Kima B25 10,03883 Ceningen channel N14 9,164788 Taka Pemutaran B24 8,910188 Batu Kelibit, Tulamben B18 8,842868 Kepa, Amed B17 8,476171 Gili BiahaTanjung Pasir Putih B11 8,115602 Tukad Abu, Tulamben B19 7,867889 East Gili Mimpang Batu Tiga B9 7,466243 Secret Bay, Reef north shore B30 7,202368 Gretek B20 6,80481 Malibu Point N10 6,659188 Crystal Bay South N17 6,472372 Gili Selang North B13 6,375295 Batu Abah N8 6,288729 South of Batu Abah N9 6,284583 Tabel 5.7. 20 situs teratas dengan Replenishment index CI karang di Bali. B adalah situs di pulau utama Bali, N adalah situs di Nusa Penida dan pulau-pulau kecil yang berdekatan. Nama Situs No. Situs CI Jemeluk, Amed B16 8,46 Crystal Bay South N7 8,2 Menjangan North B26 7,95 Toya Pakeh N3 7,64 Gili Tepekong, Candi Dasa B10 6,84 Sekolah Dasar N17 6,63 Mangrove N Lembongan N4 6,36 Gili Selang South B14 6,27 Batunggul N11 6,12 Batu Abah N8 5,88 Penutukang B21 5,72 Teluk Lembongan Pantoon N1 5,72 Bunutan, Amed B15 5,67 East Gili Mimpang Batu Tiga B8 5,55 Sumber Kima B25 4,98 Batu Kelibit, Tulamben B18 4,92 West Gili Mimpang Batu Tiga B7 4,82 Gretek B20 4,82 Menjangan East B28 4,7 Gili BiahaTanjung Pasir Putih B11 4,62 98 Program Kajian Cepat Foto 5.7. Budi daya rumput laut, Stasiun N14.2, Nusa Penida. Foto 5.8. Pemangsaan Acropora yongei oleh siput Drupella, Stasiun N14.1, Nusa Penida. Foto 5.9. Pemangsaan terbaru oleh bintang laut Crown-of-thorns pada Acropora sukarnoi, Stasiun N8.2, Nusa Penida. Foto 5.10. Koloni Goniopora tenuidens yang terserang penyakit, Stasiun N13.2, Nusa Penida. Foto 5.11. Kerusakan akibat penangkapan ikan dengan menggunakan bahan peledak, Stasiun N8.1, Nusa Penida. 99 Kajian Cepat Kondisi Kelautan Provinsi Bali 2011 pengelolaan pembangunan pariwisata, juga harus menjadi perhatian. Seperti yang dicatat oleh van Woesik sekitar 15 tahun yang lalu: “… antara September 1992 dan September 1997, terdapat perubahan besar pada terumbu karang di Sanur dan Nusa Dua, di kawasan tenggara Bali, Indonesia. Terumbu karang telah berubah dari yang mulanya didominasi oleh karang kini didominasi oleh makro alga, spons dan hewan yang menyaring makanan ilter feeders. Hal ini merupakan tanda yang jelas akan terjadinya eutroikasi dan kerusakan terumbu karang. Berbagai sumber eutroikasi saat ini belum diketahui, dan perlu segera dilakukan investigasi. Eutroikasi nampaknya berasal dari pembuangan limbah lokal dari Pelabuhan Benoa dan hotel-hotel lokal. … Sepertinya prioritas untuk bagian tenggara Bali adalah untuk memperbaiki kualitas air, dengan berinvestasi pada pengolahan limbah.” Dalam hal kondisi karang– tutupan alga pada tahun 2011 di kawasan Sanur – Nusa Dua tidak tampak memburuk sejak tahun 1997, walaupun berbagai bentuk polusi, khususnya plastik dan berbagai jenis sampah lainnya terdapat di seluruh situs di sekitar pulau utama Bali Foto 5.12-5.13. Sumber-sumber polusi ini termasuk juga pembuangan sampah dari perahu dan kapal, daerah sungai dan pesisir, serta dari sumber lainnya yang jauh yang terbawa oleh arus laut. Salah satu dari kami Lyndon Devantier telah menjalani waktu di Bali sejak tahun 1975, berdasarkan pengamatan pribadi dan bukti anekdot lainnya menunjukkan bahwa jumlah sampah, dan juga polusi pada umumnya, telah meningkat secara signiikan selama beberapa dekade terakhir. Ini sejalan dengan proporsi pertumbuhan penduduk di Bali serta peningkatan penggunaan massal kemasan plastik, sesuai pula dengan pengamatan van Woesik’s di tahun 1997. Selama penelitian ini, kami tidak memiliki kesempatan khusus untuk melakukan pengamatan terhadap pengolahan limbah maupun pembuangannya yang terkait dengan kualitas air di terumbu karang pesisir. Namun demikian, pengamatan pribadi di tahun 1975 menunjukkan bahwa satu-satunya sungai yang jelas terpolusi adalah yang di tengah kota Denpasar. Sayangnya, kini hampir semua sungai yang dilalui selama perjalanan menuju lokasi survei di sekitar Bali nampaknya sudah tercemar dalam tingkat ringan hingga berat akibat plastik maupun berbagai bentuk limbah lainnya yang umumnya terbawa masuk ke lingkungan laut pesisir oleh aliran sungai. Ada peluang untuk mengurangi berbagai dampak ini melalui program pendidikan maupun mendorong dan memperluas penggunaan kemasan tradisional yang mudah terurai misalnya bungkus dari daun pisang dan kelapa, pengelolaan limbah dan pembuangan Foto 5.12. Sampah plastik dan lumpur mencemari terumbu karang, stasiun 31.2 Bali Foto 5.13. Jaring yang dibuang dan terus membelit karang, stasiun B13.2 Bali Gambar 5.6. Plot pencar tentang tingkat kerusakan terbaru pada karang pembangun terumbu karang pada 85 stasiun di Bali. 100 Program Kajian Cepat Gambar 5.7. Dendrogram yang menggambarkan hasil-hasil analisis cluster pada komunitas karang di 48 situs di Bali B dan Nusa Penida N. Gambar 5.8. Distribusi tipe komunitas karang di 48 situs di Bali. Kelima komunitas menunjukkan tingkat pemisahan geografi yang cukup tinggi di sepanjang kawasan survei. Setiap situs memiliki sebuah daerah arsir ‘persegi panjang komunitas’ yang menunjukkan identitas komunitas yang ada, di mana Komunitas A diwakili oleh warna persegi panjang kuning, B oleh coklat, C oleh biru, D oleh merah, dan E oleh merah muda dan ungu.