LANGKAH-LANGKAH MENUJU JEJARING KKP BALI

139 Kajian Cepat Kondisi Kelautan Provinsi Bali 2011 ekosistem laut Stevens et al. 2000; Baum Worm 2009 dan terutama untuk mencegah hilangnya potensi wisata hiu yang dapat sangat menguntungkan bagi Bali. Populasi hiu karang di Bali memang sudah berkurang karena ditangkap. Kini beberapa nelayan di tenggara Bali dengan giat juga menangkap hiu-hiu pelagis yang hidup di perairan dalam, termasuk hiu thresher. Hanya dalam kurun waktu September dan Oktober 2011, hampir 4.500 hiu thresher Alopias sp. diperkirakan ditangkap oleh nelayan di perairan lepas Nusa Penida, antara Klungkung dan Karangasem Shingler Perez 2011. Saat ini, ketiga spesies di dalam genus Alopias tercatat sebagai ‘rawanvulnerable’ dalam Daftar Merah IUCN versi 2011.1. Sekitar 90 hiu yang ditangkap di perairan tenggara Bali adalah hiu betina yang sedang hamil Shingler Perez 2011. Dalam waktu dekat, cepatnya laju tangkapan hiu thresher saat ini ditakutkan akan membuat Bali kehilangan genus ini. Daerah Perlindungan Hiu Berdasarkan hasil pemantauan akhir-akhir ini, kami sangat menyarankan agar pemerintah Bali harus serius mempertimbangkan peraturan yang menciptakan daerah perlindungan hiu ‘shark sanctuary’ di Bali yang melarang penangkapan atau pembunuhan segala jenis hiu di perairan Tabel 6.2. Daftar spesies mamalia laut yang terlihat di Bali sejak 2001 No. Spesies nama Latin Spesies nama Indonesia Status Daftar Merah IUCN v 3.1 Lokasi Kabupaten 1a Stenella longirostris longirostris 2 Lumba-lumba spinner Hawaii Kekurangan data Data deicient Peninsula Badung Lovina Buleleng 1b Stenella longirostris roseiventris 2 Lumba-lumba spinner kerdil Asia Tenggara Kekurangan data Data deicient Peninsula Badung Lovina Buleleng 2 Stenella attenuata 2 Lumba-lumba totol tropis Tidak perlu diperhatikan Least concern Peninsula Badung Lovina Buleleng 3 Grampus griseus 124 Lumba-lumba Risso Tidak perlu diperhatikan Least concern Peninsula Badung Lovina Buleleng 4 Lagenodelphis hosei 2 Lumba-lumba Fraser Tidak perlu diperhatikan Least concern Lovina Buleleng 5 Globicephala macrorhynchus 234 Paus pilot sirip pendek Kekurangan data Data deicient Lovina Buleleng Serangan Denpasar 6 Pseudorca crassidens 25 Paus pembunuh palsu Kekurangan data Data deicient Nusa Penida Klungkung Peninsula Badung 7 Tursiops sp. 25 Lumba-lumba hidung botol Kekurangan data T. aduncus, tidak perlu diperhatikan T. truncatus Lovina Buleleng Nusa Penida Klungkung Peninsula Badung 8 Feresa attenuata 1234 Paus pembunuh kerdil Kekurangan data Data deicient Peninsula Badung Semawang Denpasar 9 Steno bredanensis 3 Lumba-lumba gigi kasar Tidak perlu diperhatikan Least concern Suwung Badung 10 Physeter macrocephalus 134 Koteklema sperm whale Rawan Vulnerable Badung, Jembrana, Klungkung 11 Megaptera novaeangliae 134 Paus bongkok Tidak perlu diperhatikan Least concern Tanah Lot Tabanan 12 Balaenoptera sp. 2 Paus baleen Tergantung spesiesnya Peninsula Badung Lovina Buleleng 13 Dugong dugon 345 Dugong Rawan Vulnerable Tanjung Benoa Badung Nusa Penida Klungkung Catatan: 1 ditemukan terdampar Mustika et al. 2009, 2 terlihat saat survei kapal Mustika 2011, 3 data pribadi Ratha 2011, 4 data Marine Mammals Indonesia, 5 terlihat saat survei kapal Darma et al. 2010 140 Program Kajian Cepat Provinsi Bali. Pers internasional akan menerima daerah perlindungan hiu dengan baik, karena hal ini terjadi saat Bali sedang diserang kritik-kritik lingkungan. Daerah perlindungan hiu juga akan mencegah merebaknya kritik terhadap Bali jika informasi tentang pembantaian hiu thresher tersebut terbuka ke dunia internasional. Selain itu, inisiatif ini akan meningkatkan posisi tawar Bali di dunia wisata bahari, karena kebanyakan pesaing Bali dalam wisata bahari termasuk Maldives, Palau, Micronesia, Bahama dan Guam telah mencanangkan daerah perlindungan hiu. Hanya pada bulan Oktober 2011 yang lalu, Marshall Island mencanangkan daerah perlindungan hiu terbesar di seluruh dunia sebesar 1,990,530 km 2 . Adalah suatu keuntungan bagi Bali jika pemerintah daerah Bali mengikuti langkah tersebut. Daerah perlindungan hiu tidak akan hanya menciptakan citra media yang positif; bahwa Bali memiliki kemauan politik yang cukup untuk menangani satu masalah lingkungan yang serius. Pada akhirnya, saat populasi hiu mulai pulih, daerah perlindungan hiu akan juga memberikan sumbangan berarti bagi wisata bahari Bali. Bab terakhir dalam laporan ini antara lain mendiskusikan pentingnya daerah perlindungan hiu di Bali. Wisata selam melihat hiu semakin populer di antara para penyelam internasional di seluruh dunia. Seekor hiu hidup dapat bernilai hingga USD 179.000 per tahun untuk wisata selam di Palau; suatu angka yang sangat kontras dengan nilai jika hiu tersebut mati karena perdagangan karena hanya mencapai USD 274 per ekor di pasaran Vianna et al. 2010. Perlu juga ditemukan tempat yang ideal untuk melihat hiu, misalnya daerah pembersihan hiu oleh ikan remora kecil. Daerah ini penting bagi wisata hiu karena turis hanya akan mau membayar paket wisata melihat hiu yang mahal jika ada kemungkinan besar mereka dapat melihat hewan tersebut lihat Topelko Dearden 2005; Vianna et al. 2010. Lokasi relatif tempat melihat hiu juga penting karena jika lokasinya terlalu jauh sehingga tidak dapat terjangkau oleh perahu harian, maka wisata selam untuk melihat hiu juga tidak akan memberikan sumbangan berarti bagi ekonomi lokal Topelko Dearden 2005. Menuju Jejaring KKP Bali Kami memandang informasi dalam laporan ini cukup untuk memicu peningkatan pengelolaan KKP-KKP yang sudah ada, berikut dengan bentuk-bentuk konservasi yang lain. Pengelompokan terumbu karang Bali ke dalam lima komunitas Bab 4 dan kesadaran bahwa Bali memiliki komunitas ikan karang terkaya nomor dua di Indo-Pasiik setelah Raja Ampat di Papua – Bab 5 menguatkan diperlukannya jejaring KKP Bali untuk meningkatkan kelentingan source-sink hilir-hulu UNEP-WCMC 2008. Informasi singkat tentang fauna laut besar, terutama penyu dan mamalia laut Bagian 6.2 juga mencerminkan pentingnya jejaring KKP di Bali. Dalam hal KKP, spesies ruaya paling baik dikelola dalam KKP yang besar yang wilayahnya mencakup seluruh atau sebagian besar siklus hidup fauna ruaya tersebut. Hal ini biasanya tidak praktis, atau malah sering tidak mungkin dilakukan. Kumpulan KKP yang berdekatan yang terhubungkan secara ekologis mengamankan bagian dari jalur migrasi dan habitat-habitat kritis spesies tersebut. Kumpulan KKP yang berjejaring Tabel 6.3. Lokasi-lokasi prioritas untuk jejaring KKP di Bali searah jarum jam, kea rah timur No. Nama lokasi Tempat lokasi Karakteristik biologi Status pengelolaan 1 Taman Nasional Bali Barat Bali Barat, Buleleng Terumbu karang, ikan karang, penyu, paus dan lumba-lumba cetacean KKP resmi 2 KKP Buleleng Barat Pemuteran, Buleleng Terumbu karang, ikan karang, penyu Sudah dicadangkan sebagai KKP 3 KKP Buleleng Tengah Lovina, Buleleng Terumbu karang, ikan karang, cetacean, hiu bodoh Sudah dicadangkan sebagai KKP 4 KKP Buleleng Timur Tejakula, Buleleng Terumbu karang, ikan karang, hiu bodoh Sudah dicadangkan sebagai KKP 5 Tulamben Karangasem Terumbu karang, ikan karang, penyu n.a. 6 Padang Bai – Candidasa Karangasem Terumbu karang n.a. 7 Nusa Penida Klungkung Terumbu karang, mangrove, ikan karang, cetacean, hiu bodoh, penyu, hiu, manta, ikan matahari Mola mola Sudah dicadangkan sebagai KKP 8 Peninsula termasuk Nusa Dua dan Bukit Uluwatu Badung Terumbu karang, ikan karang, penyu, cetacean n.a. 9 Perancak Negara Penyu, mangrove n.a. Catatan: dideklarasikan pada 22 Agustus 2011 dideklarasikan pada bulan September 2010