78 Program Kajian Cepat
Tabel 4.4. Kondisi rata-rata karang hidup pada site-site pengamatan di Bali dalam survey Bali Marine Rapid Assesment Program, 29 April – 11 Mei 2011 Site No.
Site Lokasi
Kondisi Karang Hidup Nilai IM
1 Terora
Nusa Dua sedang
0.30
2
Glady Willis Sanur
sedang 0.32
3
Channel Sanur
bagus 0.23
4
Kutuh Uluwatu
bagus 0.02
5
Nusa Dua Nusa Dua
memuaskan 0.02
6
Melia Hotel Nusa Dua
memuaskan 0.10
7
Batu TigaMimpang Candi Dasa
bagus 0.21
9
Jepun Padang Bai
sedang 0.56
10
Gili Tepekong Candi Dasa
memuaskan 0.14
11
Biaha Candi Dasa
sedang 0.48
12
Seraya Seraya
memuaskan 0.02
13
Gili Selang Utara Gili Selang
bagus 0.09
15
Bunutan Amed
sedang 0.45
16
Jemeluk Amed
sedang 0.42
17
Kepah Amed
sedang 0.18
18
Tukad Abu Tulamben
sedang 0.06
19
Drop of Tulamben
sedang 0.15
20
Gretek Alamanda Tejakula
sedang 0.16
21
Penuktukan Tejakula
bagus 0.20
24
Takad Pemuteran Pemuteran
sedang 0.38
25
Sumberkima Pemuteran
sedang 0.38
26
Anchor Wreck P. Menjangan
bagus 0.31
27
Coral Garden P. Menjangan
memuaskan 0.17
28
Pos 2 P. Menjangan
bagus 0.21
30
Pulau Burung Gilimanuk
bagus 0.43
31
Klatakan Barat Melaya
sedang 0.26
32
Klatakan Timur Melaya
sedang
0.27
Gambar 4.7. Nilai Indeks Mortalitas pada site-site pengamatan di Bali dalam survey Bali Marine Rapid Assessment Program, 29 April – 11 Mei 2011.
79 Kajian Cepat Kondisi Kelautan Provinsi Bali 2011
Tidak terdata 3 site : Site 30, 31, dan 32 Buruk 3 site
: Site 15, 18, dan 24 Sedang 14 site
: Site 1, 2, 3, 9, 11, 13, 16, 17, 19, 20, 21, 25, 26, dan 28
Bagus 3 site : Site 4, 7, dan 27
Memuaskan : Site 5, 6, 10, dan 12
Rata-rata kondisi pada kedalaman 10-14 m adalah kategori sedang dengan persentase penutupan karang hidup
rata-rata adalah 47.7. Secara keseluruhan kondisi karang hidup rata-rata antara
kedalaman 5-7 m dan 10-14 m memiliki kondisi kategori bagus dengan rata-rata persentase penutupan sebesar 50.4.
4.3.5 Komposisi Genus Karang Keras
Genus karang keras yang teramati merupakan karang pembentuk terumbu zooxanthellae ditambah karang non
pembentuk terumbu non zooxanthellae. Dari pengamatan point intercept transect tercatat 54 genus karang keras dengan
rata-rata penutupan antara 0.01 – 9.67 pada tiap site dengan rata-rata total 38.16. dari persentase penutupan
tersebut, Acropora relatif mendominasi dengan persentase penutupan total rata-rata 9.67. Sedangkan genus lainnya
setelah Acropora
adalah Porites 8.12 dan Montipora 3.92. Tiga genus di atas merupakan genus karang keras
yang biasanya mendominasi dalam kehadiran karang keras lainnya.
Dari nilai di atas, jika terdapat 100 kehadiran genus karang keras, maka persentase rata-rata penutupan Acropora
adalah 25.3, disusul kemudian oleh Porites sebesar 21.3, dan Montipora sebesar 10.3.
Dari komposisi Acropora tersebut, sebesar 75 merupakan Acropora
branching bercabang, 15 merupakan Acropora
tabulate karang meja, 7 merupakan Acropora
submassive semi padat, dan 2 Acropora encrusting mengerak dan 1 Acropora digitate menjari.
Gambar 4.6 memperlihatkan 10 genus yang paling mendominasi dari 54 genus yang teridentiikasi selama
survei berlangsung.
Karang genus Acropora mendominasi tutupan substrat karang keras di site Chanel Sanur, Batu Mimpang,
Tanjung Jepun, Gili Selang, dan Sumberkima. Sedangkan Gili Tepekong kedalaman 10-14 m didominasi oleh
genus Echinopora. Porites mendominasi di site Bunutan, Jemeluk, Anchor Wreck dan Coral Garden. Sedangkan
Acropora
submassive sedikit di bawah Porites di site Jemeluk kedalaman 5-7 m.
Karang Montipora relatif mendominasi di Tulamben Drop of kedalaman 5-7 m, sedangkan karang Seriatopora relatif
mendominasi di site Pulau Burung, Gilimanuk.
4.3.6 Indeks Mortalitas
Melalui pengamatan yang dilakukan kita dapat mengetahui rasio kematian karang atau tingkat kesehatan karang dengan
cara menghitung indeks mortalitas. Nilai indeks mortalitas pada site pengamatan di Bali berkisar antara 0.02 – 0.56.
Nilai indeks terendah terdapat pada site 4 Kutuh, dan 5 Nusa Dua. Hal ini memperlihatkan bahwa kedua
site tersebut memiliki rasio kematian karang yang relatif lebih rendah atau tingkat kesehatan karang yang relatif lebih
tinggi dibandingkan dengan site lainnya. Site 4 memiliki kondisi karang kategori bagus, sedangkan site 5 memiliki
kondisi karang kategori memuaskan. Namun dari kedua site tersebut didominasi oleh tutupan soft coral.
Nilai indeks tertinggi terdapat pada site 9 Jepun. Hal ini memperlihatkan bahwa site 9 memiliki rasio kematian
karang yang relatif lebih tinggi dari site lainnya atau tingkat kesehatan karangnya relatif rendah.
Nilai total rata-rata indeks mortalitas pada site-site pengamatan di Bali adalah 0.24. Jika dilihat dari histogram
di atas, kecenderungan rasio tingkat kematian karang di Bali cenderung relatif rendah atau tingkat kesehatan karang
relatif cenderung tinggi.
4.4 KESIMPULAN
Dari pengambilan data di 27 site pengamatan memperlihatkan bahwa kondisi terumbu karang di Bali
memiliki kategori relatif bagus dengan rata-rata persen penutupan karang hidup 52.3. arta-rata persentase
penutupan karang keras adalah 38.2. Terlihat juga bahwa nilai indeks mortalitas rata-rata 0.24. Hal ini menunjukkan
bahwa rasio kematian karang cenderung rendah dan tingkat kesehatan karang relatif cenderung tinggi.
Dilihat dari persentase penutupan karang hidup karang keras + karang lunak yang menggambarkan kondisi
terumbu karang, kondisi terumbu karang paling baik pada kedalaman 5-7m terdapat pada site 27 Coral Garden,
P. Menjangan, sedangkan terburuk ditemukan di site 25 Sumber Kima. Kondisi terumbu karang paling baik
pada kedalaman 10-14m terdapat pada site 5 Nusa Dua, sedangkan paling buruk ditemukan di site 18 Tukad Abu.
Kondisi terumbu karang pada site-site pengamatan di Bali berkisar antara sedang hingga memuaskan dengan rata-rata
baugs. Rata-rata kondisi terumbu karang yang relatif paling baik diperlihatkan di site 5 Nusa Dua dengan penutupan
karang hidup sebesar 80.5 dengan kondisi memuaskan, sedangkan kondisi terumbu karang relatif paling buruk
terdapat di site 29 Bunutan dengan dengan persentase penutupan karang hidup sebesar 29.0 kondisi kategori
sedang. Secara umum terlihat bahwa kondisi terumbu karang di kedalaman 5-7m relatif lebih baik dibanding
kedalaman 10-14m.
Genus karang keras yang mendominasi penutupan karang keras di site-site pengamatan di Bali adalah Acropora,
diikuti oleh Porites dan Montipora. Acropora yang relatif mendominasi adalah Acropora
branching bercabang. Total tercatat 54 genus karang keras pada site-site pengamatan di
Bali.
80 Program Kajian Cepat
DAFTAR PUSTAKA
Cesar, H. S. J. 2000, ‘Coral Reefs: heir Functions, hreats and Economic Value’, in
Collected essays on the economics of coral reefs, ed. H. S. J. Cesar, CORDIO, Kalmar.
Chabanet, P., Ralambondrainy, H., Amanieu, M., Faure, G. Galzin, R. 1997, ‘Relationships between coral
reef substrata and ish’, Coral Reefs, vol. 16, no. 2, pp.
93-102. English, S., Wilkinson, C. Baker, V. 1997,
Survey Manual for Tropical Marine Resources 2nd Edition, Australian
Institute of Marine Science, Townsville. Gomez, E. D. Yap, H. T. 1988, ‘Monitoring Reef
Conditions’, in Coral Reef Management Handbook,
eds R. A. Kenchington B. E. T. Hudson, Unesco Regional Oice for Science and Technology for South-
East Asia, Jakarta. Hill, J. Wilkinson, C. 2004,
Methods for Ecological Monitoring of Coral Reefs, Australian Institute of Marine
Science, Townsville. Musa, G. 2002, ‘Sipadan: a SCUBA-diving paradise: an
analysis of tourism impact, diver satisfaction and tourism management’,
Tourism Geographies, vol. 4, no. 2, pp. 195-209.
Mustika, P. L. K. 2011, ‘Towards Sustainable Dolphin Watching Tourism in Lovina, Bali, Indonesia under
review, submitted in July 2011’, James Cook University.