Upwelling dingin HASIL SURVEI

31 Kajian Cepat Kondisi Kelautan Provinsi Bali 2011 Napoleon Chelinus undulatus; hanya ditemukan di Gili Selang dan Tulamben, dan 4 ekor ikan sunu kerapu dari marga Plectropomus. Tidak kalah pentingnya juga yaknin hanya mencatat 5 ekor penyu selama survei berlangsung. Angka-angka yang sangat minim ini seharusnya menjadi “ peringatan” bagi Pemerintah Bali, mengingat angka seperti ini seharusnya bisa ditemukan dalam satu kali menyelam saja di terumbu karang yang sehat - bukan dari 33 situs Agar trend overishing di terumbu karang Bali dapat diatasi, sangat disarankan untuk membentuk jejaring kawasan konservasi perairan KKP dengan zona “larang ambil” di wilayah Bali yang berisi perwakilan komunitas fauna di setiap kawasan utama yang telah diuraikan di atas. Keuntungan untuk membentuk kawasan konservasi perairan yang efektif adalah untuk kelestarian keanekaragaman hayati yang tinggi dan peningkatan nilai ekonominya karena dapat menarik para penyelam, dan juga dari “efek limpahan benih” yang didokumentasikan dengan baik dan dapat langsung meningkatkan tangkapan ikan untuk bahan pangan di kawasan yang berdekatan dengan KKP. Laporan sebelumnya 2008 juga menyarankan beberapa situs yang layak dilindungi di dalam zona larang ambil di Nusa Penida termasuk Crystal Bay, Toya Pakeh, Batu Abah dan Teluk Batu Abah, berdasarkan komunitas ikan masing-masing dan habitat terumbu karangnya yang luar biasa. Dengan menggunakan kriteria yang sama, kami juga merekomendasikan situs-situs berikut agar dipertimbangkan dijadikan zona larang ambil dalam KKP baru, berdasarkan hasil survei 2011. Batu Tiga dekat Candi Dasa – Pulau-pulau berbatu ini mendukung komunitas koral yang kaya serta ikan-ikan yang berasosiasi dengan koral tersebut, namun tidak ada pemangsa besar seperti hiu dan kerapu. Sebanyak 187 spesies dicatat di Batu Tiga Barat situs 7, jumlah terbanyak ketiga di pesisir timur. Gili Selang, di daerah timur laut Bali situs 13-14 – kawasan dengan keragaman habitat mikro yang baik dan kelompok ikan karang yang kaya serta spesies-spesies berdasar lunak yang berasosiasi dengan zona bergelombang. Di Gili Selang Utara tercatat 197 spesies dan di Gili Selang Selatan 190 spesies, keduanya merupakan jumlah yang tertinggi di pesisir timur. Kompleks terumbu karang Taka Pemuteran dan Sumber Kima, barat laut Bali situs 24-25 – Kedua kawasan ini menunjukkan keragaman habitat mikro yang baik dan mendukung komunitas ikan yang kaya masing-masing 191 dan 171 spesies. Situs di Taka Pemuteran terutama kaya akan karang hidup dan ikan karang yang berasosiasi dengannya. Kedua kompleks terumbu karang ini memiliki potensi terbaik sebagai zonasi “larang ambil”, dengan tujuan memperkaya perikanan di wilayah yang berdekatan dan menyediakan wisata penyelaman berkualitas tinggi. Secret Bay, Gilimanuk situs 29-30 – Sistem laguna yang hampir tertutup di Secret Bay sangat unik dan mendukung keberadaan sejumlah besar ikan yang jarang ditemui atau tidak ada di bagian lain pulau. Diperlukan survei lanjutan untuk membuat daftar ikan Secret Bay secara lebih lengkap. Teluk juga menyediakan campuran habitat dasar lumpur terbuka yang baik, terumbu karang tepi di sepanjang garis pantai, dan petak terumbu karang di tengah laguna. Begitu juga dengan pantai mangrove dan beberapa pulau- pulau yang dikelilingi mangrove. Direkomendasikan untuk membuat perlindungan konservasi khusus untuk kawasan yang unik ini, termasuk perlindungan pada habitat mangrove yang berdekatan. Ucapan Terima Kasih Penulis berterima kasih kepada yang terhormat bapak Gubernur Bali I Made Mangku Pastika serta Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Bali yang telah mengundang kami untuk melakukan survey keanekaragaman hayati laut yang membawa penemuan ini, dan Program USAID-CTSP yang telah mendanai survei. Kami berterima kasih kepada program kelautan Conservation International Indonesia yang telah mengorganisir survei, khususnya rekan kami Ketut Sarjana Putra, Made Jaya Ratha, dan Muhammad Erdi Lazuardi, dan kami juga berterima kasih kepada Putu Icha Mustika dan Made Jaya Ratha untuk kerja kerasnya dalam menyiapkan laporan ini RAP. Selanjutnya kami berterima kasih kepada Wolcott Henry dan he Clark and Edith Munson Foundation dan Keluarga Trust Paine atas dukungan kerja taksonomi penulis pertama. Akhirnya, kami berterima kasih kepada Michael Cortenbach Bali Diving Academy dan Adam Malec dari Scubadamarine atas dukungan penyelaman yang sangat baik untuk untuk survei kami. DAFTAR PUSTAKA Allen, G.R. 1997. Marine ishes of south-east Asia. Western Australian Museum: Perth, 292 pp. Allen, G.R. 2008. Conservation hotspots of biodiversity and endemism for Indo-Paciic coral reef ishes. Aquatic Conservation: Marine and Freshwater Ecosystems 18: 541-556. Allen, G.R. and Adrim, M. 2003. Coral reef ishes of Indonesia. Zoological Studies 421: 1-72. Allen, G.R. and Erdmann, M.V. 2012. Reef Fishes of the East Indies. Volumes I-III. Tropical Reef Research: Perth, Australia, 1292 pp. Allen, G., Steene, R., Humann, P., and Deloach, N. 2007. Reef Fish Identiication: Tropical Paciic. New World Publications: Jacksonville, USA, 457 pp. Allen, G.R. and Werner, T.B. 2002. Coral reef ish assessment in the ‘coral triangle’ of southeastern Asia. Environmental Biology of Fishes 65: 209-214. Gill, A.T., Allen, G.R., and Erdmann, M.V. 2012. Two new dottyback species of the genus Pseudochromis from southern Indonesia Teleosti: Pseudochromidae. Zootaxa 3161: 53-60.