Elemen Mutu Penulisan Modul Pembelajaran

18 c Bagian-bagian dari teks bisa dipisahkan menggunakan kotak- kotak. 4 Daya Tarik Setiap bab atau bagian disajikan dengan cara yang berbeda, sehingga diharapkan peserta didik atau pembaca tidak mudah bosan dan termotivasi untuk terus membaca isi modul. 5 Ukuran Huruf a Ukuran huruf disesuaikan dengan peserta didik atau pembaca, pesan, dan lingkungan. b Hindari penggunaan uppercase kapital semua yang dapat membuat teks sulit untuk dibaca. 6 Ruang Kosong a Ruang kosong digunakan untuk menambah kontras agar peserta didik atau pembaca mempunyai kesempatan untuk beristirahat pada titik-titik tertentu. b Spasi antarbaris diperhatikan agar teks dapat dibaca dengan mudah oleh peserta didik atau pembaca. c Spasi antarparagraf juga diperhatikan agar teks dapat dibaca dengan mudah oleh peserta didik atau pembaca.

4. Pendidikan Karakter a. Pengertian Pendidikan Karakter

Menurut Akhmad Muhaimin Azzet 2013:27 pendidikan karakter merupakan pendidikan budi pekerti yang melibatkan tiga aspek 19 pengetahuan yaitu aspek cognitive pengetahuan, feeling perasaan, dan action tindakan. Jadi, cakupan pendidikan karakter tidak sebatas pengetahuan saja, namun juga melakukan tindakan yang sesuai dengan pengetahuan yang dimiliki. Pendidikan karakter mencakup tiga aspek utama, yaitu knowing the good mengetahui kebaikan, desiring the good mencintai kebaikan, dan doing the good melakukan kebaikan.

b. Tujuan Pendidikan Karakter

Pendidikan karakter mengacu pada pasal 3 Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003, yang menyatakan bahwa, “Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berkhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta tanggung jawab.” Menurut Doni Koesuma yang dikutip oleh Novan Ardi Wiyani 2013 : 70-72, tujuan dari pendidikan karakter dalam hal ini di sekolah secara operasional adalah sebagai berikut: 1 Memfasilitasi penguatan dan pengembangan nilai-nilai tertentu sehingga tercipta perilaku peserta didik baik ketika masih di sekolah ataupun setelah lulus dari sekolah. Penguatan dan pengembangan mempunyai arti bahwa pendidikan di sekolah bukan merupakan 20 penanaman nilai, namun sebuah proses yang membawa peserta didik agar memahami dan merefleksi pentingnya mewujudkan nilai- nilai dalam perilaku sehari-hari. Penguatan juga mempunyai arti proses pembiasaan yang dilakukan oleh peserta didik. 2 Mengoreksi perilaku peserta didik yang tidak sesuai dengan nilai-nilai yang dikembangkan sekolah. Tujuan ini mempunyai arti bahwa tujuan pendidikan karakter memiliki sasaran untuk meluruskan perilaku- perilaku negatif yang dilakukan oleh peserta didik di sekolah agar menjadi perilaku yang positif. Proses pelurusan ini tidak semata-mata diartikan sebagai pemaksaan atau pengkondisian yang tidak mendidik, akan tetapi merupakan proses pedagogi. Tujuan ini perlu didukung dengan adanya keteladanan lingkungan sekolah dan rumah. 3 Membangun hubungan yang harmoni dengan keluarga dan masyarakat dengan memerankan tanggung jawab pendidikan karakter secara kolektif. Hal ini juga berarti bahwa, karakter di sekolah harus dihubungkan dengan proses pendidikan di keluarga dan di masyarakat. Jadi, interaksi tidak hanya peserta didik dan guru di kelas dan sekolah, namun juga kepada keluarga dan lingkungan sekitar.

c. Pentingnya Pendidikan Karakter di Lingkungan Sekolah

Menurut Syamsul Kurniawan 2013: 105 nasib bangsa ini sangat ditentukan oleh generasi muda yang akan datang. Karakter yang dimiliki oleh peserta didik pada saat ini akan sangat menentukan karakter bangsa di kemudian hari. Karakter pada peserta didik dapat terbentuk dengan baik jika proses tumbuh dan berkembang mereka mendapatkan ruang

Dokumen yang terkait

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER (PLC) BERBASIS MOBILE LEARNING UNTUK SISWA PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK OTOMASI INDUSTRI DI SMK.

1 3 161

TRAINER MIKROKONTROLER SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN SISTEM KONTROL UNTUK SISWA KELAS XI PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK OTOMASI INDUSTRI DI SMK NEGERI 2 KENDAL.

4 25 171

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF UNTUK MATA PELAJARAN PIRANTI SENSOR DAN AKTUATOR KELAS XI PADA PAKET KEAHLIAN TEKNIK OTOMASI INDUSTRI DI SMK N 2 DEPOK.

0 2 267

PROCESSING STATION SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN PLC PADA KELAS XII PROGRAM KEAHLIAN OTOMASI INDUSTRI DI SMK NEGERI 2 DEPOK.

2 3 216

MODUL PEMBELAJARAN TEKNIK LISTRIK UNTUK PESERTA DIDIK KELAS X BIDANG KEAHLIAN TEKNIK AUDIO VIDEO DI SMK NEGERI 2 DEPOK SLEMAN.

0 1 149

Pengembangan Multimedia Pembelajaran Interaktif Gambar Teknik Berbasis Software Bantu di SMK Binawiyata Sragen Kelas X Paket Keahlian Teknik Otomasi Industri.

0 0 180

PENINGKATAN KOMPETENSI PERAKITAN SISTEM KENDALI BERBASIS MIKROKONTROL MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS XI PROGRAM KEAHLIAN OTOMASI INDUSTRI SMK NEGERI 2 DEPOK.

0 1 102

PENGEMBANGAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF PADA MATA PELAJARAN SISTEM KONTROL ELEKTROPNEUMATIK UNTUK SISWA PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK OTOMASI INDUSTRI SMK NEGERI 2 DEPOK.

0 1 155

MEDIA PEMBELAJARAN INSTRUMENTASI SENSOR DAN KENDALI UNTUK SISWA KOMPETENSI KEAHLIAN TEKNIK OTOMASI INDUSTRI DI SMK NEGERI 2 DEPOK YOGYAKARTA.

1 2 136

MODUL PEMBELAJARAN DASAR INSTALASI SOUND SYSTEM UNTUK PESERTA DIDIK KELAS XI JURUSAN TEKNIK AUDIO VIDEO DI SMK NEGERI 2 DEPOK.

0 0 1