31 Problem Solving Kelas X Kompetensi Keahlian Teknik Mekatronika di
SMK Ki Ageng Serang Pemanahan Bantul. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan, menghasilkan,
dan menguji fisibilitas produk modul pembelajaran kerja bengkel elektronika berbasis Problem Solving bagi siswa kelas X SMK Ki Ageng
Serang Pemanahan Bantul. Penelitian pengembangan ini menggunakan pendekatan model BorgGall yang diringkas oleh Anik Ghufron. Modul
pembelajaran ini divalidasi oleh ahli materi, ahli media, dan selanjutnya diuji cobakan kepada 9 siswa kelas XI dan 25 siswa kelas X Kompetensi
Keahlian Teknik
Mekatronika. Pengumpulan
data penelitian
menggunakan angket skala empat dan lembar observasi. Analisis data penelitian menggunakan analisis deskriptif. Hasil validasi modul oleh ahli
materi dinyatakan sangat layak dengan persentase rata-rata 81,5. Validasi modul oleh ahli media dinyatakan layak dengan persentase rata-
rata 74. Hasil uji coba lapangan dan tahap awal terhadap siswa dinyatakan sangat layak dengan persentase rata-rata 83,75. Hasil uji
coba lapangan operasional terhadap siswa dalam hal penyajian materi, media, pembelajaran dengan modul dan manfaat, modul pembelajaran
dinyatakan sangat layak dengan persentase rata-rata 83. Sehingga dapat disimpulkan dari hasil penilaian secara keseluruhan, modul
pembelajaran elektronika berbasis Problem Solving bagi siswa kelas X SMK Ki Ageng Pemanahan Bantul ini dinyatakan layak.
32
C. Kerangka Pikir
Modul pembelajaran mikrokontroler ini merupakan salah satu bahan ajar yang dibuat agar dapat membantu peserta didik untuk belajar secara
mandiri. Pembelajaran mikrokontroler di SMK Negeri 2 Depok masih sangat tergantung dengan adanya guru, sehingga hanya searah. Peserta didik
membutuhkan media pembelajaran yang dapat membantu proses pembelajaran secara mandiri.
Pengembangan modul pembelajaran berbasis pendidikan karakter ini diharapkan dapat membantu peserta didik dan guru dalam proses belajar
mengajar. Proses pengembangan modul berbasis pendidikan karakter ini menggunakan metode ADDIE, yang meliputi Analyze, Design, Develop,
Implement, dan Evaluate. Proses pengembangan tahap awal, modul pembelajaran masih berupa draft yang diujikan kepada ahli media dan ahli
materi untuk mengetahui tingkat kelayakan modul. Tahapan selanjutnya setelah modul dinyatakan layak, modul diujikan kepada siswa kelas XI
Program Keahlian Teknik Otomasi Industri secara terbatas. Uji terbatas terhadap peserta didik bertujuan untuk mengetahui kelayakan modul untuk
digunakan sebagai media pembelajaran. Semua tahapan uji modul tersebut dilakukan dengan menggunakan kuisioner angket. Hasil dari uji modul ini
diharapkan dapat menghasilkan modul pembelajaran yang dapat digunakan oleh peserta didik dan guru.
33 Gambar 1. Kerangka Berpikir
D. Pertanyaan Penelitian
Berdasarkan uraian di atas, dapat dirumuskan pertanyaan penelitian sebagai berikut :
1. Bagaimanakah kelayakan modul pembelajaran berbasis pendidikan karakter untuk mata pelajaran Sistem Kontrol Terprogram pada Program
Mata pelajaran Sistem Kontrol Terprogram
Metode ADDIE :
Analyze, Design,
Develop, Implement,
Evaluate
Pengembangan Modul Pembelajaran
Uji Ahli Media dan Ahli Materi
Uji terbatas
Modul pembelajaran mikrokontroler berbasis
pendidikan karakter Revisi sesuai saran
34 Keahlian Teknik Otomasi Industri di SMK Negeri 2 Depok ditinjau dari
segi media dan materi? 2. Bagaimanakah uji kelayakan modul pembelajaran berbasis pendidikan
karakter untuk mata pelajaran Sistem Kontrol Terprogram pada Program Keahlian Teknik Otomasi Industri di SMK Negeri 2 Depok ditinjau dari
proses pembelajaran?