Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Kerangkan Berfikir

commit to user 4 programkebijakan yang dapat dijadikan acuan. Salah satunya adalah Panduan Pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi, dengan demikian akhirnya Universitas sebelas maret mengeluarkan kebijakan di bidang kurikulum. Kebijakan instasi dalam penggunaan kurikulum ini tertuang dalam salah satu kebijakan Rektor UNS yaitu peraturan Rektor Universitas Sebelas Maret Nomor : 553H27PP2009 tentang pembelajaran berbasis kompetensi. Berdasarkan kebijakan Rektor pembelajaran KBK harus diterapkan di setiap Institusifakultas, yakni JurusanProgram studi di lingkungan UNS. Setiap fakultas tentuanya siap atau tidak siap harus mengiplementasikan KBK dalam melakukan proses pembelajaran. KBK sudah diterapkan selama dua tahun semenjak kebijakan tersebut diberlakukan sebagai pengganti kurikulum 1994 di UNS dalam kenyataannya masih ada fakultas yang belum menerapkan dengan baik. Kebanyakan dikarenakan ketidaksiapan sumberdaya dalam menghadapi perubahan kurikulum dan juga perubahan sistem pembelajaran. Hal ini yang menyebabkan kekurang optimalan kurikulum untuk mencapai keberhasilan pendidikan. Permasalahan inilah mendorong peneliti untuk mengkaji secara lebih mendalam tentang penerapan KBK yang diyakini menjadi kurikulum yang baik bagi pembelajaran untuk mewujudkan visi dan misi UNS serta upaya meningkatkan kualitas pembelajaran dilingkungan UNS dari kurikulum yang diterapkan sebelumnya yaitu kurikulum 1994, maka dari itu itu peneliti mengambil judul Berbasis Kompetensi KBK di Jurusan P. .

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana pemahaman civitas akademika terhadap Kurikulum Berbasis Kompetensi di Jurusan P.IPS FKIP UNS ? 2. Bagaimana Implementasi Pembelajaran Kurikulum Berbasis Kompetensi dalam dalam proses pembelajaran di Jurusan P.IPS FKIP UNS ? commit to user 5 3. Bagaimana Efektivitas pembelajaran Kurikulum Berbasis Kompetensi di Jurusan P.IPS UNS ?

C. Tujuan Penelitian

Dari rumusan masalah di atas maka dapat dirumuskan tujuan penelitian sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui pemahaman civitas akademika terhadap pembelajaran Kurikulum Berbasis Kompetensi di Jurusan P.IPS FKIP UNS. 2. Untuk mengetahui Implementasi Pembelajaran Kurikulum Berbasis Kompetensi dalam proses pembelajaran di Jurusan P.IPS FKIP UNS 3. Untuk mengetahui Efektivitas Pembelajaran Kurikulum Berbasis Kompetensi di Jurusan P.IPS FKIP UNS.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini antara lain:

1. Manfaat Teoritis:

a. Memberikan kontribusi positif yang bermanfaat di Jurusan P.IPS FKIP mengenai implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi KBK agar berjalan dengan efektif b. Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dan pengembangan civitas akademika di jurusan P.IPS FKIP UNS dalam mengiplementasikan kurikulum.

2. Manfaat Praktis

Secara praktis penelitian ini bermanfaat bagi: a. Sebagai bahan masukan dan wacana bagi Jurusan P.IPS FKIP UNS dan civitas akademika mengenai pemahaman KBK serta Implementasi agar dapat berjalan dengan efektif. b. Para pengambil kebijakan pendidikan bidang kurikulum di UNS untuk meningkatkan persiapan kebijakan dengan peninjauan tentang penyusunan kurikulum sesuai dengan tujuan pendidikan. commit to user 6 BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian teori dan hasil penelitian yang relevan 1. Kajian Pendidikan Nasional a. Pengertian Pendidikan Nasional Pendidikan merupakan suatu hal yang diyakini penting bagi kehidupan masyarakat karena pendidikan merupakan jembatan bagi setiap bangsa ataupun negara dalam mempersiapkan generasi muda dalam memperoleh kesejahteraan dan kelayakan hidup di masyarakat. Azra berpendapat Pendidikan adalah suatu proses dimana suatu bangsa mempersiapkan generasi mudanya untuk 2002:9. pendidikan merupakan upaya pembentukan masyarakat Indonesia yang demokratis, bersih, bermoral, dan berakhlak dan berpegang teguh pada nilai-nilai -undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Na Usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Menurut mempengaruhi peserta didik supaya menyesuaikan diri sebaik mungkin dengan lingkunganya dan dengan demikian akan menimbulakan perubahan dalam dirinya yang memungkinkannya untuk berfungsi secara adekwat dalam kehidupan Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa di Indonesia pendidikan diharapakan menjadikan manusia untuk memiliki jiwa pancasilais commit to user 7 sesuai dengan idiologi bangsa Indonesia, untuk mewujudkan semua itu maka di Indonesia menyusun sebuah pendidikan nasional. Produk yang dihasilkan oleh pendidikan merupakan lulusan yang memiliki kemapuan melaksanakan peranan- peranan sosial di masyarakat. Sehingga hal ini menjadi alasan penguat pemerintah Indonesia menyelenggarakan pendidikan nasional. Pendidikan Nasional dalam UU Sisdiknas 2003 Pasal 1 ayat 2 adalah Pendidikan yang berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang berakar pada nilai-nilai agama, kebudayaan Menurut Tim Pengembangan Ilmu Pendidikan FIP- Nasional adalah gerakan yang bertujuan untuk pembangunan negara bangsa di indonesia yang mengacu pada pasal 31 dan 32 UUD 1945 yang isinya merupakan Menurut Nurdin, Pendidikan nasional merupakan upaya untuk mewujudkan pembangunan nasional 2005:1. Dengan demikian berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa Pendidikan Nasional merupakan pendidikan yang diselenggarakan oleh pemerintah berdasarkan atas idiologi bangsa yaitu pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 dalam rangka mewujudkan proses pembelajaran sesuai dengan UU Sisdiknas No. 20 tahun 2003 demi tercapainya tujuan pendidikan. Hal ini bertujuan untuk mewujudkan pembangunan Indonesia karena keberhasilan pembangunan nasional akan ditentukan oleh keberhasilan kita dalam mengelola pendidikan nasional. Pendidikan nasional harus dikelola dengan profesional demi tercapainya tujuan pendidikan, tercapainya tujuan pendidikan merupakan upaya untuk mewujudkan pembangunan Indonesia.

b. Standar Kompetensi Pendidikan Nasional

Dalam pendidikan nasional terdapat standar pendidikan yang harus dicapai. Mengenai standar pendidikan nasional Hayat dan Yusuf berpendapat, pendidikan di seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia yang commit to user 8 berfungsi sebagai dasar dalam perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan 2009:19. Standar Pendidikan dalam UU Sisdiknas No. 20 tahun 2003 tentang Standar Nasional Pendidikan bahwa Standar Nasional Pendidikan terdiri atas prasarana, pengelolaan, pembiayaan, dan penilaian pendidikan yang harus ditingka Delapan unsur Standar Nasional Pendidikan tersebut hendaknya dikembangkan sumber daya manusia sesuai tuntutan dengan keadaan daerah, situasi nasional dan trend globalisasi. Menurut Mulyasa 2006 menyatakan: dalam pendidikan terdapat dua jenis standar yaitu standar Akademis academic content standartds dan standar kompetensi performace standar. Standar akademis merefleksikan pengetahuan dan keterampilan esensial disetiap disiplin ilmu yang harus dipelajari oleh seluruh peserta didik. Sedangkan Standar Kompetensi ditunjukkan dalam bentuk proses atau hasil kegiatan yang didemonstrasikan oleh peserta didik sebagai penerapan dari pengetahuan dan keterampilan yang telah dipelajarinya. hlm.24 Di dalam pendidikan terdapat standar akademis yang harus di capai. Mengenai standar Kurikulum merupakan standar akademis yang harus dikuasai oleh seluruh peserta didik, dengan merinci tujuan pembelajaran setiap pokok bahasan dan cara mencapai t Pendidikan didalam Undang-undang Sisdiknas No. 20 tahun 2003 tentang Standar Nasional Pendidikan salah satunya adalah mencakup aspek standar kompetensi. dari keterampilan, pengetahuan, nilai dan sikap yang direfeksikan dalam kebiasaan 2005:7. Jadi Standar Kompetensi merupakan batasan minimal kompetensi yang harus dicapai oleh peserta didik. Standar kompetensi menurut pedoman pembelajaran berbasis kompetensi dalam sistem kredit semester UNS 2009 Standar kompetensi adalah: Perumusan tentang kemampuan yang harus dimiliki seseorang untuk melakukan suatu tugaspekerjaan yang didasari atas pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja sesuai dengan unjuk kerja yang dipersyaratkan. Standar kompetensi oleh berbagai pihak. Pertama, institusi pendidikan dan pelatihan guna memberikan informasi dalam rangka pengembangan program commit to user 9 dan kurikulum; sebagai acuan dalam penyelenggaraan pelatihan penilaian, sertifikasi. Kedua, dunia usahaindustri dan penggunaan tenaga kerja, yakni membantu dalam rekrutmen, penilaian unjuk kerja, membuat uraian jabatan, dan mengembangkan program pelatihan yang spesifik berdasar kebutuhan dunia usahaindustri. Ketiga, institusi penyelenggara pengujian dan sertifikasi, yakni sebagai acuan dalam merumuskan paket-paket program sertifikasi sesuai dengan kualifikasi dan levelnya, dan sebagai acuan dalam Dengan demikian berdasarkan teori diatas dapat disimpulkan bahwa Standar kompetensi merupakan ukuran-ukuran dari kompetensi yang dikuasai dan harus dicapai oleh seorang peserta didik. Standar kompetensi dalam pendidikan nasional merupakan kriteria yang harus ditetapkan oleh pemerintah dalam pendidikan nasional yang merupakan bentuk akuntabilitas dari penyelenggara pendidikan yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas dan mutu pendidikan sehingga diharapkan output pendidikan yang dihasilkan adalah individu yang bermartabat dan beradab bagi bangsa. Standar tersebut merupakan standar kompotensi pendidikan nasional. Standar pendidikan merupakan dasar penetapan kriteria bagi penyelenggara pendidikan dalam merancang konsep pendidikan dan merupakan batasan minimal dalam mencapai tujuan pendidikan. Standar Nasional Pendidikan yang telah ditetapkan oleh pemerintah tersebut bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan membentuk watak individu menuju peradaban bangsa yang beradab dan bermartabat. Standar Nasional pendidikan yang telah ditetapkan oleh pemerintah hendaknya dijadikan sebagai pedoman dalam menetapkan kriteria dalam menyelenggarakan pendidikan di setiap instansi pendidikan.

2. Kajian Pembelajaran

a. Pengertian Pembelajaran

Proses pembelajaran terjadi antara pendidik dan peserta didik. Mengenai pembelaja P Instruction Istilah ini banyak dipengaruhi oleh aliran psikologi Kognitif-Wolistik, yang menempatkan siswa sebagai sumber kegiatan belajar 2008:78. Hal tersebut sesuai dengan Gagne 1992 menyatakan bahwa : commit to user 10 Instruction is a set of that learner in such a way that is facilitated. Oleh merupakan bagian dari pembelajaran instruction, dimana peran guru lebih ditekankan kepada bagaimana merancang atau mengaransemen berbagai sumber dan fasilitas yang tersedia untuk digunakan atau dimanfaatkan siswa dalam mempelajari sesuatu. Sanjaya, 2008:78 Menurut Tim Pengembang Ilmu Pendidikan, Pembelajaran atau pengajaran pada dasarnya kegiatan gurudosen menciptakan situasi agar siswamahasiswa belajar. Tujuan utama dari pembelajaran atau pengajaran adalah agar siswamahasiswa belajar bagaimanapun baiknya dosenguru mengajar, apabila tidak terjadi proses belajar pada para mahasiswa, maka pengajaran tidak yang digunakan gurudosen sederhana, tetapi apabila mendorong para siswamahasiswa banyak belajar, pengajaran tersebut cukup berhasil. Mengenai perkembangan hasil-hasil teknologi yang dapat dimanfaatkan untuk kebutuhan belajar siswa diposisikan sebagai subyek belajar yang memegang peranan yang utama, sehingga dalam setting proses belajar pengajar siswa dituntut beraktifitas Mengenai pembelajaran Hambalik juga berpendapat, Pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsusr manusiawi, materi, fasilitas, perlengkapan dan prosedur yang saling mempengaruhi mencapai tujuan Jadi menurut pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa pembelajaran merupakan indikator utama dalam pelaksanaan pendidikan. Pembelajaran merupakan proses interaksi antara pendidik dan peserta didik dalam mempengaruhi peserta didik agar belajar sehingga tercapai tujuan dari pembelajaran. Pembelajaran merupakan hal yang sangat vital dan menjadi komponen pokok bagi tercapainya tujuan pendidikan. Proses interaksi dan internalisasi sebuah nilai- nilai sosial akan dicapai dengan baik oleh peserta didik melalui pembelajaran. commit to user 11 Seorang pendidik harus menggunakan pembelajaran yang dapat mengarahkan peserta didiknya untuk mengerti dan memahami sebuah materi di dalam proses pembelajaran. Keberhasilan di dalam melakukan pembelajaran oleh pendidik dapat mendorong peserta didik untuk belajar. Peserta didik yang telah belajar berarti ada usaha dari peserta didik untuk mengubah dirinya kearah yang lebih baik.

b. Perubahan Makna Pengertian Pembelajaran

Seiring berkembangnya perubahan zaman maka terjadi perubahan makna dari pembelajaran. Pembelajaran semula bermakna saling hanya tatap muka seperti antara pendidik dan peserta didik yang dilakukan didalam kelas. Sesuai UU No.20 tahun 2003 yang menyatakan bahwa: Dalam pasal 2 ayat 2 UU No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pendidikan diartikan dengan Pendidikan yang diselenggarakan dengan fleksibilitas pilihan dan waktu penyelesaian program lintas satuan dan jalur pendidikan multy entry multy system. Peserta didik dapat belajar sambil bekerja, atau mengambil program-program pendidikan pada jenis dan jalur pendidikan yang berbeda secara terp . Dari pasal tersebut, menyatakan bahwa pendidikan dilaksanakan secara terpadu dan berkelanjutan, selain itu pendidikan dilaksanakan dalam bentuk pembelajaran yang dapat dilaksanakan dengan tatap muka ataupun jarak jauh. Pendidik akan lebih leluasa melaksanakan pendidikan karena sistem pendidikan yang terbuka. Dari hal tersebut dapat dilihat terdapat konsep baru dalam pendidikan. perubahan konsep antara mengajar dan pembelajaran yang mempunyai makna dan pengertian yang berbeda. Dalam bahasa Inggris mengajar berasal dari kata teaching, sedangkan pembelajaran berasal dari kata learning. Konsep belajar mengalami perubahan dari mengajar ke pembelajaran. Menurut UU no 20 tahun 2003 pada pasal 2 ayat 2 yang telah disebutkan. Dalam UU No 2 tahun 2003, kegiatan belajar mengajar tidak lagi disebut-sebut, dalam commit to user 12 penjelasan atas UU tersebut terdapat istilah pembelajaran yang digunakan sebagai jalur pendidikan berkelanjutan. Perbedaan antara mengajar dengan pembelajaran terdapat pada tindakannya. Mengenai belajar Suprijo dengan mengajar atau pengajaran mempunyai arti demikian melahirkan kontruksi belajar- yang mengacu pada kegiatan belajar yang berpusat pada guru. Guru menyampaikan pengetahuan kepada peserta didik, dan peserta didik menerimanya. Hal ini selanjutnya berubah menjadi konsep pembelajaran dalam UU No.20 tahun 2003. pembelajaran adalah peserta didik, dimana guru mengajar dalam perspektif pembelajaran adalah menyediakan fasilitas belajar bagi peserta didik yang -istilah perubahan dari teacher center menjadi student center, sehingga guru harus mengubah cara mengajarnya dari mengajar menjadi pembelajaran. Dalam kegiatan pembelajaran terdapat upaya yang aktif dari siswa, sedangkan dalam mengajar guru seakan-akan hanya mengisi ilmu kepada siswa sehingga peran siswa cenderung pasif. Sehingga dapat disimpulkan perbedaan antara pembelajaran dan mengajar adalah terdapat pada peran siswa dalam belajar. Mengenai prose Proses belajar mengajar merupakan interaksi edukatif yang dilakukan oleh guru dan siswa di dalam situasi tertentu, mengajar merupakan tugas mengorganisasi dan Berdasarkan teori diatas dapat disimpulkan bahwa perubahan dari mengajar ke pembelajaran ini membawa dampak yang besar bagi guru dalam melaksanakan kegiatan belajar di kelas. Guru yang awalnya melaksanakan kegiatan belajar dengan upaya teaching atau mengajar harus melaksakan perubahan menjadi learning atau pembelajaran. Guru harus menciptakan kelas yang student center daripada teacher center. Konsep mengajar berubah ke konsep pembelajaran dengan maksud guru tidak lagi berperan aktif memberitahu siswa, namun guru berlaku sebagai pendorongmotivator siswa dalam mencari informasi commit to user 13 dan pengetahuan. Guru harus mampu menciptakan kegiatan belajar yang membuat siswa aktif guru berperan sebagai fasilitator. Mengajar merupakan proses dari pengajaran antara peserta didik dan pendidik. Mengajar merupakan salah satu tahapan yang harus dilalui oleh pendidik yang profesional

3. Kajian Kurikulum

a. Pengertian Kurikulum

Salah satu komponen di dalam pendidikan yang dianggap penting adalah kurikulum. Menurut Bobbitt 1989, kurikulum adalah A way to prepare student for their future role in the new industrial. He influenced the curriculum by showing how teaching classical subjects should be repleced by teaching subjects kurikulum merupakan sebuah jalan untuk menempuh dan mempersiapkan peserta didik ke dalam masyarakat industri baru Rakhmat Hidayat 2011:7. Mengenai kurikulum Good 1959 juga berpendapat, school should offer the student by way of qualifying him for graduation or kurikulum merupakan sebuah rencana isi tentang materi tertentu dari instruksikan bahwa sekolah harus memenuhi kualifikasi dan sertifikat serta dapat melanjutkan bidang profesional atau kejuruan Rakhmat Hidayat, 2011:8. Kurikulum merupakan rencana sebagai pedoman dalam melaksanakan proses pembelajaran. Hal tersebut sesuai dengan peryataan Popham dan Baker 1970 mengatakan bahwa kurikulum Seluruh hasil belajar yang direncanakan dan merupakan tanggung jawab Kurikulum sebagai sebuah rencana hal ini sesuai dengan peryataan Tanner dan Tanner 1975 bahwa kurikulum sebagai The planned and guided learning experinces and intended learning outcomes, formulated throught the systematic and recontruction of knowledge and eksperience, under the auspsices of the kurikulum adalah pengalaman belajar yang direncanakan dalam bimbingan dan dimaksudkan sebagai hasil belajar, dirumuskan melalui rekonstruksi pengetahuan commit to user 14 dan pengelaman yang sistematis, yang dibimbing oleh sekolah bagi kesinambungan perkembangan kompetensi sosial si pembelajar. Rahmat Hidayat, 2011:9. Kurikulum bertujuan untuk menuntaskan setiap unit pembelajaran, hal tersebut sesuai dengan simpulan Cagne 2005 menegaskan Bagian isi dan bahan pelajaran yang digambarkan dengan sedemikian rupa sehingga pembelajaran setiap unit dan dituntaskan sebagai satuan Menurut Tim Pengembang ilmu pendidikan FIP-UPI pendidikan kurikulum adalah Inti pendidikan, dari ketiga bidang utama pendidikan yaitu menejemen pendidikan, bimbingan siswa dan kurikulum, kurikulum merupakan bidang yang paling besar memberikan pengaruh langsung terhadap perkembangan peserta didik 2007:97. Mengenai kurikulum sebagai dokumen Sanjaya risi tentang tujuan yang harus dicapai, isi materi dan pengalaman belajar strategi dan cara yang dapat dikembangkan, evaluasi yang dirancang untuk mengumpulkan informasi tentang pencapaian tujuan, serta implementasi dari dokumen yang dirancang dalam bentuk Mengenai kurikulum sebagai aktivitas Nurdin juga berpendapat, kurikulum a Aktivitas apa saja yang dilakukan sekolah dalam rangka mempengaruhi anak dalam belajar untuk mencapai suatu tujuan, termasuk didalamnya kegiatan belajar-mengajar, mengatur strategi dalam proses belajar- 2005:32. Kurikulum sebagai seperangkat aturan, Hamalik berpendapat Seperangkat pengaturan mengenai isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan belajar dalam Undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional dan digunakan dalam Peraturan pemerintah nomor 19 tahun 2005. Pasal 1.19 UU nomor 20 tahun 2003 merumuskan kuri Seperangkat rencana sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan commit to user 15 Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kurikulum merupakan perangkat dari pendidikan untuk menyelenggarakan sebuah pembelajaran. Kurikulum merupakan desain yang disusun sedemikian rupa yang berisi tentang rumusan, isi, tujuan dan strategi pembelajaran serta evaluasi yang berfokus pada kepentingan peserta didik. Kurikulum merupakan sesuatu yang menjadi seperangkat rencana bagi seorang pendidik kepada para peserta didik untuk melakukan proses pembelajaran yang baik yang harus diimplementasikan menjadi pengalaman belajar siswa. Kurikulum berisi dari bahan-bahan pembelajaran yang menjadi landasan, arahan dan perencanaan untuk menuju proses pembelajaran kepada kepada peserta didik dalam rangka mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Kurikulum mejadi sebuah grand desain pendidikan untuk mewujudkan pembelajaran visioner sehingga isi, materi melalui proses pembelajaran yang diberikan bagi peserta didik memiliki kualitas sesuai tuntutan zaman dan kebutuhan masyarakat. Kurikulum merupakan sebuah rencana yang telah disusun secara sistematis berupa konsep dan grand desain pendidikan yang disesuiakan dengan tuntutan dan kondisi zaman serta kebutuhan masyarakat yang dijadikan sebagai pedoman untuk melakukan kegiatan pembelajaran guna mencapai tujuan pendidikan. Kurikulum merupakan acuan dari pendidikan dalam melakukan proses pembelajaran. Sehingga karena kurikulum dianggap penting di Indonesia sering terjadi pergantian kurikulum dalam rangka menyesuaikan dengan kondisi perubahan sosial dan tuntutan zaman.

b. Fungsi Kurikulum

Kurikulum memiliki beberapa fungsi, menurut Soemanto 2008, menyatakan tentang fungsi kurikulum bahwa : 1 Fungsi kurikulum dalam mencapai tujuan pendidikan Kurikulum merupakan sebuah media untuk mencapai tujuan-tujuan pendidikan yang ingin di capai. Oleh karena itu fungsi kurikulum adalah sebagai alat atau media untuk mencapai tujuan pendidikan. commit to user 16 2 Fungsi kurikulum bagi perkembangan siswa Sebagai organisasi belajar lerning organsatior yang tersusun dengan cermat,kurikulum selalu di siapkan dan di rancangbagi siswa sebagai salah satu aspek yang akan di konsumsi siswa. 3 Fungsi kurikulum bagi para pendidik Bagi pendidik, kurikulum memegang peranan penting yang berfungsi sebagai Pedoman kerja dalam menyusun dan mengorganisir pengalaman belajar siswa. Pedoman untuk mengadakan evaluasi terhadap tingkat perkembangan siswa dalam kerangka menyerap sejumlah pengetahuan sebagai pengalaman bagi mereka. Pedoman dalam megatur kegiatan pendidikan dan pembelajaran. 4 Fungsi kurikulum bagi pimpinan Sebagai pedoman dalam mengadakan fungsi supervise, yakni memperbaiki situasi belajar agar lebih kondusif. Sebagai pedoman dalam melaksanakan fungsi supervise dalam menciptakan situasi belajar yang menunjang situasi belajar siswa kearah yang lebih baik. 5 Fungsi kurikulum bagi orangtua siswa Kurikulum memiliki fungsi yang amat besar bagi orang tua mereka dapat berperan serta dalam membantu sekolah melakukan pembinaan terhadap putra putri mereka. Dalam sistem pendidikan kurikulum merupakan komponen yang sangat penting, Kurikulum berfungsi bagi pihak yang berkaitan dengan pelaksanaan kurikulum terutama bagi pendidik dan peserta didik yang berhubungan langsung dengan implementasi kurikulum. Mengenai kurikulum sebagai pedoman Sanjaya S alat dan pedoman pendidikan, maka isi kurikulum harus sejalan dengan tujuan McNeil, 1981 kurikulum memiliki empat fungsi yaitu : 1. Fungsi pendidikan umum common and general education Fungsi kurikulum mempersiapkan peserta didik agar mereka menjadi anggota masyarakat yang bertanggung jawab sebagai warga negara yang baik dan bertanggung jawab. Kurikulum harus membentuk pengalaman belajar kepada setiap peserta didik agar mampu meninternisasi nilai- nilai dalam kehidupan. commit to user 17 2. Suplementasi suplementation Kurikulum menjadi peserta didik yang memiliki kemampuan diatas rata- rata harus terlayani untuk mengembangkan kemampuan secara optimal, sebaliknya siswa yang memiliki kemampuan dibawah rata-rata juga terlayani sesuai dengan kemampuannya. 3. Eksplorasi eksploration Fungsi eksplorasi memiliki makna bahawa kurikulum harus dapat menemukan dan mengembangkan minat dan bakat masing-masing siswa. 4. Keahlian spesialization Kurikulum berfungsi untuk mengembangkan kemampuan anak sesuai dengan keahliannya yang didasarkan atas minat dan bakat siswa. kurikulum harus memberikan pilihan berbagai bidang keahlian, misalnya perdagangan, pertanian, indusri dan disiplin akademik. 2005:12-13 Memahami dari fungsi fungsi kurikulum diatas dapat dipahami bahwa kurikulum memiliki hubungan yang baik bagi setiap lembaga penyelenggara pendidikan. Mengenai fungsi kurikulum Mulyasa 2005 menyatakan: Kurikulum memiliki fungsi perencanaan dan fungsi pelaksanaan. Fungsi perencanaan adalah persiapan mengajar yang dapat mendorong guru lebih siap melakukan kegiatan pembelajaran dengan perencanaan yang lebih matang. Fungsi pelaksanaan yaitu kurikulum sebagai perencanaan akan dapat membentu dalam rangka melaksanakan proses pembelajaran dengan perencanaan pelaksanaan pembelajaran akan lebih terorganisir melalui serangkaian kegiatan tertentu, dengan strategi yang tepat dan mumpuni. hlm.79 Kurikulum sebagai sebuah perangakat dalam penyelenggaraan pendidikan memiliki berbagai macam fungsi yang meningkatkan kualitas pendidikan. menunjukkan bahwa kegiatan-kegiatan kurikulum tidak terbatas dalam ruang kelas saja, melainkan mencakup juga kegiatan-kegiatan di luar kelas. Tidak ada Mengenai Fungsi kurikulum yang berkaitan dengan pelaksana dan kegiatan seperti guru, siswa, kepala sekolah, pengawas, orang tua dan masyarakat. Sanjaya 2008 berpendapat: Kurikulum bagi guru berfungsi sebagai pedoman dalam pelaksanaan proses pembelajaran. Proses pembelajaran yang tidak berpedoman dengan kurikulum tidak akan berjalan dengan efektif. Kurikulum bagi kepala commit to user 18 sekolah berfungsi sebagai penyususn perencanaan dan program sekolah, bagi pengawas kurikulum sebagai pendukung dalam melakukan suvervisi karena dengan kurikulum tersebut para pengawas akan dapat menentukan apakah program sekolah termasuk pelaksanaan prose pembelajaran yang dilakukan oleh guru sudah sesuai dengan tuntutan kurikulum atau belum, sehingga berdasarkan kurikulum itu juga pengawas dapat memberikan saran pendidikan. Bagi siswa kurikulum berfungsi sebagai pedoman belajar. Melalui kurikulum siswa akan memahami apa yang harus dicapai. Isi atau bahan pelajaran yang harus dikuasai. hlm.13-15 Dengan demikian berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan, bahwa Dalam fungsi kurikulum menunjukkan bahwa kurikulum harus dirancang sedemikian rupa agar dapat meningkatkan kualitas dan mutu dari pembelajaran. Kurikulum memiliki kekuatan yang besar bagi pendidikan dalam melaksanakan peranannya sebagai komponen sistem yang harus dilaksanakan dalam pendidikan. Kurikulum tidak bisa dipisahkan dengan pendidikan dan merupakan sarana untuk tercapainya tujuan pendidikan, karena kurikulum merupakan salah satu bentuk menejemen dan administrasi pendidikan yang harus ada demi terselengaranya pendidikan di setiap instansi penyelenggara pendidikan. Kurikulum memiliki arti penting bagi penyelenggaraan pendidikan serta, merupakan salah satu inti dari pendidikan yang dipersiapkan dan dikembangkan untuk mencapai tujuan pendidikan yakni mempersipakan peserta didik untuk menjadi insan yang bermartabat dan beradap di masyarakat.

c. Perjalanan Kurikulum di Indonesia

Perjalanan Kurikulum di Indonesia sebagaimana dinyatakan oleh Soekisno bahwa Kurikulum Indonesia kurikulum pendidikan nasional telah mengalami perubahan, yaitu pada tahun 1947, 1952, 1964, 1968, 1975, 1984, 1994, 2004 KBK, 2006 KTSP. Pada masa orde lama pada tahun 1945-1961 yaitu kurikulum 1947. Kurikulum 1947 merupakan kurikulum peralihan pendidikan belanda ke pendidikan nasional dan menekankan pada pembentukan karakter manusia yang berdaulat dan sejajar dengan negara lain. Kurikulum Pendidikan masa itu masih dipengaruhi sistem pendidikan kolonial Belanda dan Jepang, sehingga hanya meneruskan yang pernah digunakan sebelumnya.Ia bisa dikatakan commit to user 19 sebagai pengganti sistem pendidikan kolonial Belanda. Karena suasana kehidupan berbangsa saat itu masih dalam semangat juang merebut kemerdekan maka pendidikan sebagai development conformism lebih menekankan pada pembentukan karakter manusia Indonesia yang merdeka dan berdaulat dan sejajar dengan bangsa lain di muka bumi ini. Pada tahun 1952, kurikulum pendidikan mengalami penyempurnaan, dengan nama Rentjana Pelajaran Terurai 1952. Kurikulum ini sudah mengarah pada suatu system pendidikan nasional. Dalam kurikulum ini yang paling menonjol dan sekaligus ciri dari kurikulum 1952 ini bahwa setiap rencana pelajaran harus memperhatikan isi pelajaran yang dihubungkan dengan kehidupan sehari-hari. Menjelang tahun 1964, pemerintah kembali menyempurnakan sistem kurikulum pendidikan di Indonesia, dengan nama Rentjana Pendidikan 1964. Pokok-pokok pikiran yang menjadi cirinya adalah pemerintah mempunyai keinginan agar rakyat mendapat pengetahuan akademik untuk pembekalan pada jenjang SD, sehingga pembelajaran dipusatkan pada program Pancawardhana, yaitu pengembangan moral, kecerdasan, emosionalartistik, keprigelan, dan jasmani. Setelah masa orde lama kemudian muncul pergantian kurikulum pada masa orde baru Memasuki fase masa orde baru, kurikulum pertama pendikan adalah kurikulum 1968 dimulai berdasarkan TAPMPRS No. XXVIIMPRS1996 tentang agama, pendidikan dan kebudayaan. Kurikum ini bertujuan untuk membentuk manusia yang pancasilais sejati berdasarkan ketentuan-ketentuan sebagaimana yang dikehendaki oleh pemerintah UUD 1945 dan isi UUD 1945. Titik penekanan pada kurikulum 1968 adalah penanaman jiwa pancasila terhadap peserta didik bahwa ruang aktualisasi pendidikan tidak boleh menyimpang dari falsafah pancasila. Usia kurikulum 1968 tidak berjalan lama kemudian muncul kurikulum 1975. Perubahan kurikulum ini didasarkan pada keputusan MPR No. IIMPR1973. Kurikulum 1968 tidak lagi digunakan karena kurikulum tersebut didasarkan pada Undang-Undang Pokok Peradilan dan pengajaran No. 4 tahun commit to user 20 1950, TAPMPRS No. II Tahun 1960. Dengan demikian adanya TAB MPR baru membutuhkan kurikulum baru yang kemudian dinamakan kurikulum 1975. Inti dari kurikulum ini adalah konsep pendidikan ditentukan dari pusat para pengajar tidak perlu berfikir membuat konsep sendiri bagaimana pola pengajaran yang baik harus digelar di dalam kelas. Kurikulum 1975 tidak berjalan lama karena dianggap tidak konstruktif dalam proses pendidikan yang mencerdaskan sehingga memunculkan keinginan dari pemerintah pusat unruk mengganti kurikulum ini. Pendidikan perlu ditempatkan secara arif dan bijaksana dalam menjawab kebutuhan-kebutuhan sosial. Pendidikan bukan milik pemerintah atau penguasan, tetapi menjadi bagian integral dari bangsa sehingga penyelenggaraan pendidikan harus diserahkan kepada masyarakat. Hal inilah yang menjadi salah satu alasan kurikulum 1975 harus diganti. Kebutuhan akan laju pembangunan nasioal pesat, termasuk berdampak pada lahinya ruang-ruang baru dalam pembangunan pendidikan nasional, diperlukan kurikulum baru untuk merespon persoalan-persoalan dimasyarakat, karena hal tersebut akhirnya muncul kurikulum 1984. Inti dari kurikulum ini adalah pendidikan diarahkan pada pembentukan karakter anak didik yang memiliki kemampuan dasar siap bekerja dengan skill yang baik sehingga bisa digunakan diperusahaan atau pabrik-pabrik. Lebih tepatnya tujuan dari kurikulum 1984 bertujuan untuk memproduksi tenaga berpendidikan yang siap pakai. Menurut Yamin Pendidikan dalam konteks kurikulum 1984 bukan lagi menciptakan ruang berpikir anak-anak didik yang dirangsang dewasa ke depan dan mampu melakukan aktualisasi diri secara kreatif. Oleh karena itu kurikulum 1984 harus diganti yaitu oleh kurikulum 1994 sebagai penyempurna kurikulum, 1984. Kurikulum 1994 merupakan kurikulum yang akan menjawab kebutuhan- kebutuhan sosial dimasa depan sehingga membutuhkan keahlian membutuhkan keahlian tertentu sebagai bagian dari modal melakukan kehidupan secara mandiri. 2009 tian kurikulum ditutup dengan kurikulum 1994. Menginjak masa reformasi kurikulum yang digunakan commit to user 21 adalah kurikulum 2004 yaitu Kurikulum Berbasis Kompetensi. Kurikulum 2004 konsep kurikulum yang menekankan pada pengembangan kemampuan melakukan kompetensi tugas-tugas dengan standar performasi tertentu sehingga hasilnya dapat dirasakan oleh peserta didik, perupa pengasaan terhadap seperangkat kompetensi tertentu. Menurut Simpson dalam taksonomi Blomm 1989 menyatakan KBK telah berjalan selama dua tahun, namum oleh pemerintah KBK harus diganti dengan kurikulum 2006 yang dikenal dengan kurikulum tingkat satuan pendidikan KTSP yang merupakan kurikulum peyempurna kurikulum KBK. Beberapa alasan KBK harus diganti dengan KTSP yaitu KBK masih memelukan pemetaan dan pengklasifikasian standar kompetensi sebelum membuat silabus. Materi mana yang termasuk kompetensi mendengarkan, berbicara, membaca maupun menulis. Ditambah lagi harus dengan mempertimbangkan dan mencantumkan karakteristik pada peserta didik, yang mencakup perkembangan aspek kognitif, afektif dan psikomotorik. Adapun dalam KTSP, pemetaan dan klasifikasi standar kompetensi yang mencakup kompetensi mendengar, berbicara, dan menulis sudah tertera dalam rambu-rambu kurikulum dengan sangat jelas. Pertimbangan dan pencantuman karakteristik pada peserta didik secara implisit tidak dicantumkan dalam silabus tersebut. Meskipun tidak perlu mencantumkan karakteristik peserta didik, guru tetap mempertimbangkan aspek-aspek yang dibutuhkan oleh siswa tersebut. Isjoni, 2009 KTSP merupakan kurikulum yang memberikan otonomi luas pada setiap satuan pendidikan, dan pelibatan masyarakat dalam rangka mengefektifkan proses belajar mengajar di sekolah. Intinya desentralisasi pendidikan di masing-masing satuan pendidikan. Dengan demikian tercatat sembilan kurikulum yang pernah diterapkan di Indonesia. Pergantian ini dimulai dari sejak jaman orde baru, orde lama dan juga sampai pada masa sekarang yaitu masa reformasi. Perubahan kurikulum yang dilakukan di Indonesia disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat dan kondisi jaman. Seiring dengan pengaruh globalisasi dari era orde lama sampai reformasi commit to user 22 akhirnya tercatat beberapa kurikulum yang pernah digunakan di Indonesia. Pergantian kurikulum tersebut dilakukan demi tercapainya tujuan pendidikan dalam mewujudkan pendidikan nasional. Kurikulum yang digunakan dari orde lama adalaha kurikulum 1947, kurikulum 1952 dan kurikulum 1964. Pada masa orde baru kurikulum 1968, 1975, 1984 dan di tutup dengan kurikulum 1994 serta di masa sekarang reformasi baru terjadi perubahan dua kurikulum yaitu dari kurikulum berbasis kompetensiKBK ke kurikulum tingkat satuan pendidikan KTSP. Kurikulum yang berlaku dan harus digunakan di sekolah adalah kurikulum KTSP Dalam perjalannya kurikulum di Indonesia mengalami beberapa pergantian.

4. Kajian Kurikulum Berbasis Kompetensi KBK

a. Pengertian Kurikulum Berbasis Kompetensi

Kurikulum Berbasis Kompetensi merupakan penyempurna dari kurikulum 1994. Mengenai Kurikulum Berbasis Kompetensi Mulyasa berpendapat Kurikulum Berbasis Kompetensi KBK Konsep kurikulum yang menekankan pada pengembangan kemampuan melakukan kompetensi tugas-tugas dengan standar performasi tertentu sehingga hasilnya dapat dirasakan oleh peserta didik, berupa penguasaan terhadap seperangkat pemahaman, kemampuan, nilai, sikap dan minat peserta didik agar dapat melakukan sesuatu dalam bentuk kemahiran, ketepatan dan melakukan dengan penuh tanggung jawab. Kurikulum Berbasis Kompetensi merupakan kurikulum 2004 yang mengatur tentang kompetensi. Hal ini sesuai dengan peryataan Depdiknas 2002 kurikulum berbasis kompetensi merupakan perangkat rencana dan pengaturan tentang kompetensi dan hasil belajar yang harus dicapai oleh siswa, penilaian, kegiatan belajar mengajar dan pemberdayaan Sanjaya, 2005:6. Kurikulum dan pembelajaran diarahkan pada penguasaan pengetahuan ingatan dan pengertian pemahaman, commit to user 23 tetapi dilanjutkan pada tahapan yang lebih tinggi, yaitu aplikasi, analisis-sintesis, pendidikan, 2007:116. KBK merupakan kurikulum yang menekankan pada aspek kompetensi hal ini sesuai dengan pernyataan Mulyasa 2006 bahwa: KBK memfokuskan pada perolehan kompetensi-kompetensi tertentu oleh peserta didik. Kegiatan pembelajaran perlu diarahkan untuk membantu peserta didik menguasai sekurang-kurangnya tingkat kompetensi minimal, agar mereka dapat mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan. Sesuai dengan konsep belajar tuntas dan pengembangan bakat, setiap peserta didik harus diberi kesempatan untuk mencapai tujuan sesuai dengan kemampuan dan kecepatan belajar masing-masing. hlm.40 Menurut S.K. Mendiknas No.045U2002 Kompetensi adalah sebagai syarat untuk dianggap mampu oleh masyarakat dalam melaksanakan tugas- No. 20 tahun 2003 Salah satu kompetensi adalah kompetensi lulusan yang merupakan kempampuan individu menguasai bidang tertentu setelah lulus dari jenjang pendidikan baik di sekolah maupun perguruan tinggi. Menurut Pedoman Pembelajaran Berbasis Kompetensi dalam sistem kredit Semester UNS 2009 Kompetensi lulusan perguruan tinggi yaitu: Kompetensi yang sesuai dengan social need, industrialbusiness need dan professional need sehingga mampu bersaing di pasaran kerja yang menuntut persyaratan: 1 penguasaan pengetahuan dan keterampilan analisis dan sintesis, teknologi informasi, manajerial, komunikasi dan bahasa kedua; 2 sikap yang meliputi kepemimpinan, bekerja dalamkelompok, dan dapat bekerja secara lintas budaya; dan 3 pengenalan sifat pekerjaan yang terkait dan terlatih dalam etika kerja, memahami makna globalisasi dan fleksibilitas dala. Menurut Taba 1962 Konsep KBK bertumpu pada konsep yaitu Kurikulum sebagai suatu rencana. Ini berarti KBK lebih menekankan pada kompetensi dan kemampuan apa yang harus dimiliki oleh setiap siswa setelah Dari pendapat diatas dapat disimpulakan bahwa Kurikulum Berbasis Kompetensi KBK merupakan sebuah kurikulum yang menekankan pada commit to user 24 kompetensi peserta didik dalam proses pembelajaran tertentu untuk mencapai tujuan pendidikan. KBK merupakan kurikulum yang diyakini dapat meningkatkan kualitas pendidikan baik dari pembelajaran maupun kompetensi lulusan. KBK menjadi sarana bagi setiap instansi pendidikan untuk lebih kreatif lagi dalam membuat desain pembelajaran bagi peserta didik sehingga seorang pendidik dituntut untuk lebih profesional dalam melakukan proses pembelajaran. Pencapaian kurikulum 2004 adalah menekankan pada kompetensi yang harus dimiliki oleh peserta didik. Kurikulum Berbasis Kompetensi menekankan ketercapaian kompetensi yang diharapkan peserta didik dapat diarahkan kepada bidang tertentu sesuai dengan bidang dan juga keahliannya, lebih mengarahkan peserta didik untuk menjadi spesialisasi di bidang tertentu.

b. Latar belakang munculnya KBK

Kurikulum Berbasis Kompetensi memiliki latar belakang dalam kemunculannya. Menurut Tim Pengembang Ilmu Pendidikan FIP-UPI, KBK pada awalnya digunakan dalam bidang pendidikan vokasional atau kejuruan dan pelatihan. Kompetensi yang dikembangkan dalam bidang tersebut berkenaan dengan kompetensi vokasional dan kompetensi kerja 2007:114. Berkaitan dengan kemunculan KBK Sanjaya menjelaskan bahwa Kemunculan KBK seiring dengan munculnya semangat reformasi pendidikan, diawali dengan munculnya kebijakan pemerintah diantaranya lahir undang- undang No. 22 tahun 1999 tentang pemerintahan Daerah; Undang-undang No. 25 tahun 2000 tentang kewenangan pemerintah dan kewenangan provinsi sebagai otonom; serta Tap MPR No. IVMPR 1999 tentang Arah Kebijakan Pendidikan di masa depan. Kelahiran berbagai perangkat kebijakan pemerintah didorong oleh perubahan dan tuntutan kebutuhan masyarakat. Dalam dimensi global. Dalam kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, menyebabkan terjadinya fenomena perkembangan ekonomi berbasis pengetahuan. commit to user 25 Dalam rangka melaksanakan otonomi daerah, mengantisipasi perubahan- perubahan global pada era persaingan bebas, serta tuntutan kemajuan ilmu pengetahuan dan tekhnologi khususnya teknologi informasi, maka sistem pendidikan perlu diarahkan pada pendidikan yang demokratis yang mampu melayani setipa perbedaan dan kebutuhan individu berdiversifikasi serta mampu membekali siswa dengan sejumlah kemempuan kompetensi yang diperlukan sesuai dengan kebutuhan. Untuk kepentingan tersebut diperlukan perubahan yang mendasar dalam sistem pendidikan nasional, yang dipandang sudah tidak efektif dan tidak mampu lagi mempersiapkan anak didik untuk dapat bersaing dengan bangsa lain di dunia. Salah satu perubahan tersebut berkaitan dengan perubahan kurikulum sebagai alat pencapaian tujuan pendidikan. 2005

c. Karakteristik dan Tujuan KBK

Kurikulum Berbasis Kompetensi memiliki karakteristik dan juga tujuan dalam rangka memperbaiki kualitas pembelajaran. Mengenai karakteristik KBK Kompetensi memiliki beberapa karakteristik yang mencakup seleksi kompetensi yang sesuai spesifikasi indicator- indikator evaluasi untuk menentukan kesusksesan pencapaian kompetensi dan Menurut Dekdiknas 2002 mengemukakan karakteristik kurikulum berbasis kompetensi memiliki beberapa karakteristik yaitu sebagai berikut : 1 Menekankan pada ketercapaian kompetensi siswa baik secara individual maupun klasikal 2 Berorientasi pada hasil belajar learning outcomes dan keberagaman. 3 Peyampaian dalam pembelajaran menggunakan pendekatan dan metode yang bervariasi 4 Sumber belajar bukan hanya guru tetapi juga sumber belajar yang memenuhi unsur edukatif 5 Penilaian menekankan pada proses dan hasil belajar dalam upaya penguasaan atau pencapaian suatu kompetensi. Mulyasa 2002:42 Karakteristik Kurikulum berbasis kompetensi adalah menekankan pada aspek ketercapaian kompetensi yang harus dicapai oleh peserta didik. Menurut commit to user 26 Tim Pengembang Ilmu pendidikan FIP-UPI Salah satu ciri utama dari model KBK adalah dalam tujuannya yang dirumuskan dalam bentuk perilaku yang dapat diamati atau diukur observable variable rumusan tujuan demikian disebut obyektif dan obyektif dalam KBK dirumus 2007:113. Karakteristik yang tertuang di dalam KBK memiliki berepa tujuan agar KBK menjadi kurikulum yang dapat digunakan sebagai pedoman dalam melakukan proses pembelajaran ke arah yang lebih bermutu. Mengenai tujuan KBK Sanjaya berpendapat, Tujuan kurikulum berbasis kompetensi adalah Mengembangkan potensi peserta didik untuk untuk mengahadapi perananya di masa datang dengan mengembangkan sejumlah kecakapan hidup life skill 2005:12. Dengan demikian, Kakarteristik dan tujuan KBK mengarahkan pada pencapaian kompetensi yang harus dicapai oleh peserta didik. Kompetensi tersebut berupa life skiil yang harus dimiliki oleh peserta didik untuk mempersiapkan bekal hidup di masyakat global kecakapan life skill merupakan kecakapan yang dimiliki seseorang agar mau dan berani menghadapi problema hidup dan kehidupan secara wajar tanpa merasa tertekan, kemudian secara proaktif dan kreatif mencari dan menemukan solusi sehingga akhirnya mampu mengatasinya.

d. Prinsip-prinsip pengembangan KBK

Kurikulum Berbasis Kompetensi KBK dalam pengembangannya mengunakan prinsip-prinsip pengembangan kurikulum. Menurut Tim Pengembang Pendidikan FIP- dari kurikulum-kurikulum sebelumnya kurikulum 1975,1984,1993 yang sebenarnya memiliki akar yang sama yaitu yaitu Teknologi pendidikan atau teknologi instruksional atau sistem i - prinsip pengembangan kurikulum Hama Di dalam prinsip pengembangan kurikulum meliputi prinsip berorientasi pada tujuan, prinsip relevansi, prinsip efektivitas dan efisiensi, prinsip fleksibilitas, prinsip commit to user 27 keseimbangan, prinsip keterpaduan, dan prinsip mutu. dalam mengembangkan Kurikulum Berbasis Kompetensi KBK mengacu pada prinsip pengembangan Dalam mengembangkan KBK juga menggunakan berbagai prinsip. Mengenai prinsip dalam pengembangan KBK. Depdikbud 2002 menyatakan terdapat sembilan prinsip pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi KBK diantaranya adalah sebagai berikut : 1 Keimanan, Nilai, dan Budi Pekerti Luhur 2 Penguatan Integritas Nasional 3 Keseimbangan Etika, Logika dan Kinestetika 4 Kesamaan memperoleh kesempatan 5 Abad Pengetahuan dan Teknologi Informasi 6 Pengembangan keterampilan untuk hidup 7 Belajar sepanjang hayat 8 Berpusat pada anak dengan penilaian yang berkelanjutan dan komperhensif 9 Pendekatan menyeluruh dan kemitraan. Mulyasa, 2006:70-72 Dalam prinsip pengembangan KBK, Mulyasa menjelaskan bahwa Pendekatan yang digunakan dalam mengorganisasikan pengalaman belajar harus berfokus pada kebutuhan peserta didik yang bervariasi dan mengitegrasikan berbagai disiplin ilmu. Keimanan, nilai dan budi pekerti luhur yang dianut oleh masyarakat berpengaruh terhadap arti kehidupan setiap individu. Hal tersebut tentunya perlu diamalkan dan diintergrasikan di dalam kurikulum berbasis kompetensi KBK. Dalam pengembangan KBK diperlukan penguatan terhadap pentingnya integrasi nasional melalui pendidikan yang memberikan pemahaman tentang kemajemukan masyarakat Indonesia yang majemuk dan kemajuan peradapan tatanan kehidupan yang multikultural. Keseimbangan antara Etika, Logika dan Kinestetika diperlukan dalam pengembangan KBK agar peserta didik memiliki kemampuan yang sejajar dalam hal etika, logika dan kinestetika. Pengembangan KBK seluruh peserta didik dari berbagai kelompok seperti kelompok yang kurang beruntung secara ekonomi sosial, yang memerlukan bantuan khusus, berbakat dan unggul berhak menerima pendidikan yang tepat sesuai dengan kemampuan dan ketercapaiannya. commit to user 28 Di dalam KBK perlu mengembangkan kemapuan berfikir dan belajar dengan mengakses, memilih dan menilai pengetahuan untuk mengetahui situasi yang cepat berubah dan penuh ketidakpastian, yang merupakan kompetensi penting dalam menghadapi abad ilmu pengetahuan dan teknologi informasi. Pengembangan KBK perlu memasukkan unsur keterampilan untuk hidup agar peserta didik memiliki keterampilan, sikap, perilaku adaptif, kooperatif dan kompetitif dalam mengahadapi tantangan dan tuntutan kehidupan sehari-hari secara efektif. KBK perlu memperhatikan kemepuan belajar sepenjang hayat, yang dapat dilakukan melalui pendidikan formal atau non-formal, serta pendidikan alternatif yang diselenggarakan baik oleh pemerintah maupun oleh masyarakat. Pengembangan KBK harus berupaya memendirikan peserta didik untuk belajar, bekerja sama dan menilai diri sendiri agar mampu membengun pemehaman dan pengetahuannya. 2009 KBK dikembangkan dalam rangka menyusun perangkat perencanaan dalam penyelenggaraan pendidikan berupa isi, tujuan, bahan materi yang menjadi aturan dalam melakukan proses pembelajaran agar tertata secara sistematis dan terorganisir. Kurikulum sebagai landasan dalam pelaksnaan proses pembelajaran memiliki landasanasas pada pengembangannya. Hal ini sesuai dengan pernyataan Mulyasa dalam landasan pe Landasan filosofis, mengacu pada landasan tersebut. Mengenai landasan asas dalam KBK Sanjaya 2005:16-20 menyatakan : Pengembangan KBK pertama asas filosofis yaitu KBK dikembangakan sebagai sebuah sistem nilai yang menjadi sumber utama dalam merumuskan tujuan dan arah pendidikan. Kedua asas psikologis yang berhubungan dengan aspek kejiwaan. KBK dikembangkan sebagai kurikulum dengan memperhatikan kondisi anak belajar. KBK menempatkan anak didik sebagai organisme yang sedang berkembang. Perilaku manusia dapat dipengaruhi oleh dua sisi sisi lingkungan dan sis potensi yang dimilikinya. Ketiga pengembangan KBK juga didasarkan pada landasan sosiologis dan teknologis. Jadi KBK tidak hanya menjadi kurikulum yang hanya sekedar direncanakan saja akan tetapi juga dilaksankan oleh karena itu terdapat beberapa commit to user 29 prinsip dalam pelaksanaan KBK agar pelaksanaan KBK berjalan sesuai dengan tujuan dan harapan. Mengenai prinsip melaksanakan KBK menurut Sanjaya 2005:24-25 berpendapat, terdapat empat prinsip dalam melaksanakan KBK yaitu : a. Kesamaan memperoleh kesempatan Prinsip ini mengandung pengertian, bahwa melalui KBK penyediaan tempat yang memberdayakan semua peserta didik secara demokratis dan berkeadilan untuk memperoleh pengetahuan, keterampilan dan sikap sangat ditamakan. b. Berpusat pada anak didik Upaya memandirikan peserta didik untuk belajar, bekerjasama dan menilai diri sendiri ditamakan agar para peserta didik mampu membengun kemauan,pemehaman dan pengetahuannya. Peyajian disesuaikan dengan tahapan-tahapan perkembangan peserta didik melalui pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan. c. Pendekatan menyeluruh dan kemitraan Pendekatan yang digunakan dalam mengorganisasikan pengalaman belajar berfokus pada kebutuhan peserta didik yang bervariasi dan mengintegrasikan berbagai disiplin ilmu. Keberhasilan pencapain pengalaman belajar menuntut kemitraan dan tanggung jawab bersama dari peserta didik, instansi pendidikan, pendidik,dunia usaha, masyarakat. d. Kesatuan dan kebijaksanaan dan beragam pelaksanaan Standar kompetensi disusun pusat dan cara pelaksanaanya disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan masing-masing daerah atau sekolah. Dengan demikian berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa instansi pendidikan di dalam menerapkan KBK perlu berpedoman pada prinsip- prinsip pengembangan KBK dan prinsip pelaksanaan KBK agar dalam implementasi KBK dapat berjalan efektif sesuai dengan harapan lembaga pendidikan dan juga diharapkan dapat mengahasilkan para lulusan yang memiliki kompetensi dalam bidang keahlian tertentu menjadikan individu yang bermartabat bagi negara sesuai dengan rancangan pendidikan nasional. Karakteristik merupakan cirikhas dari KBK sebagai inovasi kurikulum yang mudah dikenal untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Tujuan dari KBK pun diharapkan dapat mempermudah proses pembelajaran antara pendidik dan juga peserta didik. Prinsip pengembangan kurikulum merupakan standar ideal dalam commit to user 30 mengembangkan kurikulum. KBK merupakan strategi pengembangan kurikulum untuk mewujudkan pembelajaran yang efektif dan produktif.

e. Efektivitas Implementasi Pembelajaran Kurikulum Berbasis

Kompetensi KBK Kurikulum tidak hanya merupakan grand desain dalam bentuk konsep saja akan tetapi kurikulum harus di implementasikan oleh pendidik, peserta didik dan tenaga pendidik lain yang berkaitan dengan pelaksanaan kurikulum. Oleh karena itu kurikulum yang dikembangkan dan disusun sebagai sebuah kebijakan dalam bidang pendidikan harus memperhatikan efektivitas keberjalanan kurikulum tersebut dalam pelaksanaanya. Mengenai Efektivitas Suryokusumo 2007 menyatakan : Efektivitas diarahkan pada aspek kebijakan, artinya program-program pembangunan yang akan dan sedang dijalankan ditunjukkan untuk memperbaiki kualitas kehidupan rakyat yang benar-benar memang diperlukan untuk meningkatkan produktifitas global rakyat yang akan berdampak pada meningkatnya investasi publik dalam bidang sosial ekonomi. Konsep mengenai efektivitas tidak bisa lepas dari teori sistem dimana dua kesimpulan pokok dari teori sistem, yang pertama adalah bahwa kriteria efektivitas harus menggambarkan seluruh siklus input-proses-output, sedangkan yang kedua adalah bahwa kriteria efektivitas harus menggambarkan hubungan timbal balik antara organisasi dan lingkungan yang lebih besar. Efektivitas adalah tercapainya tujuan yang telah ditetapkan, baik dalam bentuk terget, sasaran jangka panjang maupun misi organisasi. hlm. 14-18 Menurut Osborne 2003 Terminologi lain mengenai efektivitas adalah Ukuran bagaimana suatu kualitas suatu output itu dihasilkan melalui berbagai Suryokusumo, 2007:18. Efektivitas merupakan kesesuain atara tugas dan sasaran. Mengenai efektivitas Mulyasa berpendapat, Efektivitas adalah Kesesuaian antara orang yang melaksanakan tugas dengan sasaran kesesuaian antara orang yang melaksanakan tugas dengan sasaran yang dituju. Efektivitas berkaitan dengan terlaksananya semua tugas pokok tercapainya tujuan, ketepatan waktu dan adanya commit to user 31 Freeling policy manage to shop around for the most effective and eficient service providers helps them squeese more bangs out of every buck. It allows them to use competition berween service providers. It preserves maximum flexibility to respond to shanging circumstances. And it helps insist on accountability for quality performance, contractors knows the can be go if . Menghadapi berbagai persoalan di sektor publik yang semakin kompleks yang menuntut penyelesaian yang lebih efektif dan efisien, pola kerjasama dapat diterapkan, sehingga pelayanan yang birokratis tidak sesuai lagi. Ferry Anggoro Suryokusumo, 2007:18 Lipham dan Hoeh 1987 meninjau e Suatu kegiatan dari faktor pencapaian tujuan yang memandang bahwa efektivitas berhubungan dengan pencapaian tujuan pribadi. Suatu organisasi dan lembaga dikatakan efektif jika tujuan bersama dapat tercapai, dan belum bisa dikatakan dikatakan efektif 2005:90. Untuk menilai efektivitas harapan-harapan harus dicapai melalui peranan yang dimainkanya. Jadi sesuatu bisa dikatakan efektivitas jika tercapainya tujuan dari organisasi publik, tingkat pelayanan dan derajat kepuasan masyarakat merupakan salah satu ukuran efektivitas. Efektivitas adalah tercapainya tujuan yang telah ditetapkan, baik dalam bentuk terget, sasaran jangka panjang maupun misi sebuah lembaga ataupun organisasi. Kurikulum tidak hanya merupakan grand desain dalam bentuk konsep saja akan tetapi kurikulum harus di implementasikan oleh pendidik, peserta didik dan tenaga pendidik lain yang berkaitan dengan pelaksanaan kurikulum. Oleh karena itu kurikulum yang dikembangkan dan disusun sebagai sebuah kebijakan publik dalam bidang pendidikan harus memperhatikan efektivitas keberjalanan kurikulum tersebut dalam pelaksanaanya. Dalam menjalankan kurikulum agar efektif Drajat, 1996 menyatakan: Prinsip Efektivit Dalam proses pendidikan tersebut efektivitas dapat dilihat dari dua sisi, yakni : Efektivitas mengajar pendidik berkaitan dengan sajuhmana kegiatan belajar mengajar telah direncanakan dapat dilaksanakan dengan baik. Efektivitas anak didik, berkaitan dengan sejauhmana tujuan-tujuan pelajaran yang diinginkan telah tercapai melalui kegiatan belajar mengajar yang telah dilaksanakan. Idi, 2006:181 commit to user 32 Jadi efektivitas belajar mengajar erat kaitanya antara pendidik dan peserta didik apabila ada salah satunya mengalami permasalahan maka akan membuat terhambatnya tujuan pendidikan sehingga efektivitas proses belajar mengajar tidak tercapai. Faktor pendidik dan anak didik, serta perangkat-perangkat lainnya yang bersifat operasional, sangat penting dalam hal efektivitas proses pendidikan atau pengembangan kurikulum. Menurut Tim Pengembang Ilmu Pendidikan FIP- UPI 2007 menyatakan : Kurikulum mencakup desain atau rancangan dan kegiatan implementasinya. Bagaimanapun bagusnya desain kurikulumm, tetapi apabila implementasinya, tidak sesuai dengan apa yang dirancang, hasilnya tidak akan baik. Efektivitas kurikulum merujuk kepada sejauhmana harapan-harapan yang dirancang dalam desain dapat dilaksanakan dan dicapai. Makin lengkap dan tinggi tingkat pencapaiannya makin efektif implementasi kurikulum. Ketercapaian harapan-harapan tersebut, sangat dipengaruhi oleh kesungguhan para pelaksana, baik pimpinan, dosen, maupun staff administrasi, ketersediaan sarana dan fasilitas pendidikan, dukungan dana maupun serta pimpinan. Mutu proses dan hasil pendidikan dan hasil pendidikan tidak hanya ditentukan oleh bagusnya desain kurikulum, tetapi juga oleh unsur pelaksanaan dan fasilitas pendukung. hlm. 109-110 KBK merupakan salah satu kebijakan dalam bidang pendidikan di Universitas Sebelas Maret, Surakarta. Keberjalanan KBK akan efektif jika implementasi yang dilakukan oleh sumber daya pendidikan berjalan sesuai dengan tujuan yang ditetapkan. Mengenai implementasi Nurdin berpendapat, kegiatan yang terencana dan dilakukan secara sungguh-sungguh berdasarkan acuan norma tertentu untuk mencapai tujua Mengenai implementasi Mulyasa berpendapat, implementasi merupakan Suatu proses penerapan ide, konsep kebijakan atau inovasi suatu tindakan praktis sehingga memberikan dampak, baik berupa perubahan pengetahuan, keterampilan oxford advance dikemukak Put something into effect penerapan sesuatu yang memberikan efek atau dampak Mulyasa, 2006:63. Implementasi kurikulum juga dapat diartikan sebagai aktualisasi commit to user 33 kurikulum tertulis written curriculum dalam bentuk pembelajaran. Hal ini sesuai In some casas implementation has been identified with intruction kurikulum merupakan suatu proses penerapann konsep, ide, program atau tatanan kurikulum ke dalam praktek pembelajaran atau aktivitas-aktivitas baru sehingga terjadi perubahan pada sekelompok orang yang diharapkan untuk berubah. Implementasi kurikulum merupakan penerapan sebuah konsep dan juga proses dalam menjalakan aktivitas pembelajaran. Mengenai implementasi dalam proses interaksi antara fasilitator sebagai pengembangan kurikulum, dan peserta n saylor 1981 mengatakan bahwa Intruction is than the implementation of curriculum plan, usully, but not necessarilly involving teaaching in sanse of student, teacher Mulyasa, 2006:94. Implementasi kurikulum adalah operasionalisasi konsep kurikulum yang masih bersifat potensial tertulis menjadi aktual dalam bentuk kegiatan pembelajaran. Implementasi kurikulum merupakan proses kegiatan dari program kurikulum telah direncanakan. Mereka mengemukakan bahwa biasanya pengejaran adalah implementasi kurikulum disain, yang mencakup aktivitas pengajaran dalam bentuk interaksi atau guru dan siswa dibawah naungan sekolah. Mengenai proses aktualisasi kurikulum potensial menjadi kurikulum aktual oleh gurustaf sesuai dengan peryataan Hasan mengungkapkan bahwa implementasi kurikulum adalah hasil terjemahan guru terhadap kurikulum sebagai rencana tertulis. Implementasi kurikulum dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu sebagai berikut : 1 Karakteristik kurikulum yang mencakup ruang lingkup ide baru suatu kurikulum dan kejelasannya bagi pengguna di lapangan. 2 Strategi implementasi : yaitu strategi yang digunakan dalam implementasi, seperti diskusi profesional, seminar, penataran, lokakarya, penyediaan buku commit to user 34 kurikulum dan kegiatan-kegiatan yang dapat mendorong penggunaan kurikulum di lapangan. Mulyasa, 2006 Oleh Tim pengembagn ilmu Pendidikan FIP-UPI 2007 secara rinci merumuskan Dasar-dasar implementasi kurikulum bahwa: Mengimplemetasikan kurikulum sesuai dengan rancangan kesiapan, terutama kesiapan pelaksanaan. Sebagus apaupun desain atau rancangan kurikulum yang dimiliki, tetapi keberhasilannya sangat tergantung pada guru, dosen ataupun widyaiswara. Gurudosen adalah kunci utama keberhasilan pendidikan. sumber daya pendidikan yang lainpun seperti sarana prasarana, biaya, organisasi, lingkungan juga merupakan kunci keberhasilan pendidikan, tetapi kunci utamanya adalah guru. Dengan sarana, prasarana dan biaya terbatas, guru yang kreatif dan berdedikasi tinggi dapat mengembangkan program, kegiatan dan alat bantu pembelajaran. Kemampuan yang harus dikuasai dalam kurikulum. Pertama pemahaman esensi tujuan-tujuan yang ingin dicapai dalam kurikulum, kedua kemapuan untuk menjabarkan tujuan- tujuan kurikulum tersebut menjadi tujuan-tujuan yang lebih spesifik, tujuan pada konsep perlu dijabarkan aplikasinya, tujuan pada kompetensi dijabarkan pada performasi, tujuan pemecahan masalah atau pengembangan yang bersifat umum dijabarkan pada pemecahan atau pengembangan yang lebih spesifik. Ketiga, kemampuan untuk menerjemahkan tujuan-tujuan khusus kepada kegiatan pembelajaran. Konsep dan aplikasi konsep perlu diterjemahkan kedalam aktivitas pembelajaran. hlm.119 Jadi berdasarkan pendapat diatas dalam melakukan implementasi kurikulum harus memperhatikan beberapa aspek yang harus dipenuhi demi mendukung keberjalanan pelaksanaan kurikulum tersebut supaya berjalan secara efektif, seperti memperhatikan sumber daya pendidikan yang dimiliki oleh instansi pendidikan. Dalam implementasi kurikulum sumberdaya pendidikan antara pendidik, peserta didik, pemimpin instansi, sarana dan prasarana harus mendukung sepenuhnya demi tercapainya pelaksanaan kurikulum sebagai pembelajaran yang efektif bagi peserta didik. Dalam implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi telah di atur di dalam buku pedoman Pembelajaran Kurikulum Berbasis Kompetensi dan SK Rektor Nomor. 553H27PP2009. Dalam implementasi KBK meliputi beberapa tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaanproses pembelajaran dan Evaluasi. Ketiga komponen tersebut harus ada dalam melakukan implementasi Pembelajaran Kurikulum Berbasis kompetensi. Dalam menjalakan ketiga tahapan tersebut telah commit to user 35 diatur di dalam buku pedoman pembelajaran kurikulum berbasis kompetensi. sumber daya pendidikan fasilitas, sarana dan prasarana serta tenaga pendidikdosen telah disediakan oleh fakultas kepada setiap jurusan untuk menunjang pelaksanaan kurikulum berbasis kompetensi agar berjalan dengan efektif. Dengan demikian merujuk pada teori diatas efektivitas dan implementasi. Pembelajaran Kurikulum Berbasis Kompetensi merupakan salah satu kebijakan di bidang pendidikan dalam implementasinya harus dijalankan dengan baik sesuai dengan komponen-komponen yang terkandung di dalam implementasi sehingga dalam pelaksanaanya kebijakan tersebut akan mencapai hasil yang efektif sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Merujuk pada hal itu maka Kurikulum Berbasis Kompetensi dapat dikatakan efektif apabila memenuhi kriteria berikut ini: 1 Konsep dari KBK bisa diimplementasikan dan dipahami secara untuh oleh kalangan civitas akademika sebagai pedoman dalam melakukan aktivitas perkuliahan yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dan kompetensi lulusan. 2 Kesesuaian dengan tahapan dalam implementasi KBK yaitu perencanaan, proses pembelajaranpelaksanaan dan evaluasi. 3 Sumber daya pendidikan seperti : fasilitas meliputi sarana dan prasana, tenaga pendidikdosen yang senantiasa tercukupi dalam mendukung aktivitas pelaksanaan pembelajaran kurikulum berbasis kompetensi di Jurusan P.IPS FKIP UNS. Dalam melihat efektivitas Kurikulum Berbasis Kompetensi juga dilakukan dengan analisis SWOT. Teori Analisis SWOT adalah sebuah teori yang digunakan untuk merencanakan sesuatu hal yang dilakukan dengan SWOT. SWOT adalah sebuah singkatan dari, S adalah Strenght atau Kekuatan, W adalah Weakness atau Kelemahan, O adalah Oppurtunity atau Kesempatan, dan T adalah Threat atau Ancaman. SWOT ini biasa digunakan untuk menganalisis suatu kondisi dimana akan dibuat sebuah rencana untuk melakukan sesuatu, sebagai contoh, program kerja wordpress.com, 2010. Menurut Freddy Rangkuti 2005, commit to user 36 SWOT adalah identitas berbagai faktor secara sistematis untuk merumusakan strategi pelayanan. Analisis ini berdasarkan logika yang dapat memaksimalkan peluang namun secara bersamaan dapat meminimalkan kekurangan dan ancaman. Analisis SWOT membandingkan antara faktor eksternal dan faktor internal. Analisis SWOT dilakukan untuk mengetahui bagaimana efektivitas dari sebuah kurikulum yang menjadi rencana program pendidikan yang akan diberikan kepada mahasiswa agar mereka dapat menjadi lulusan sesuai dengan harapan. Kompetensi adalah kemampuan yang diperoleh mahasiswa sebagai akibat mengikuti pendidikan yang telah direncanakan. Teori analisis SWOT dilakukan untuk mengetahui program KBK sebagai kurikulum yang disusun berdasarkan kompetensi lulusan. Kurikulum yang dianggap ideal dan relevan dengan kebutuhan masyarakat, efektif dalam arti dapat menghasilkan lulusan seperti yang direncanakan, efisien dalam arti pencapaian tujuan yang telah direncanakan dengan menggunakan sumber daya manusia, waktu, fikiran, dan dana yang sedikit, serta fleksibel dalam arti mudah disesuaikan untuk mengikuti perubahan kebutuhann masyarakat yang diimplementasikan berjalan dengan efektif. Teori analisis SWOT akan melihat implementasi KBK dari segi kekuatan, kelemahan dan peluang serta ancaman yang terjadi di dalam implementasi yang telah dilakukan oleh tenaga pendidik di perguruan tinggi sehingga dengan teori analisis SWOT akan dapat diketahui bagaimana efektivitas dari implementasi pembelajaran KBK yang telah dilakukan. Penelitian Yang Relevan Berkaitan dengan peneitian ini, terdapat beberapa penelitian yang relevan, antara lain: Sri Lestariningsih dalam penelitiannya yang berjudul Studi tentang pelaksanaan PPL mahasiswa prodi ekonomi dalam penerapan KBK di SMA N 1 itian ini menyebutkan bahwa Pelaksanaan KBK oleh mahasiswa Program Studi Ekonomi di SMA N 1 Surakarta pada umumnya telah berjalan sesuai dengan ketentuan. Hal ini tampak pada: perangkat pembelajaran dan rencana pengajaran yang di dalamnya memuat commit to user 37 kompetensi yang akan dicapai siswa, indikator, materi pokok, skenario pembelajaran dan sistem penilaian, pelaksanaan pembelajaran dengan metode yang bervariasi dan berpusat pada siswa, evaluasi pembelajaran dengan memanfaatkan berbagai sumber, pelaksanaan pembimbingan siswa yang mengalami kesulitan dalam belajar Kompetensi mahasiswa PPL Program Studi Ekonomi dalam pelaksanaan KBK cukup memadai, terbukti pada kemampuan mahasiswa PPL Program Studi Ekonomi dalam: menyusun perangkat pembelajaran sesuai prosedur, melaksanakan kegiatan belajar mengajar dengan metode yang bervariasi dan berpusat pada siswa, melaksanakan evaluasi dengan berbagai sumber, melaksanakan pembimbingan bagi siswa yang mengalami kesulitan belajar. Hambatan yang dihadapi mahasiswa PPL Program Studi Ekonomi dalam melaksanakan KBK di SMA N 1 Surakarta antara lain : pengetahuan tentang KBK yang masih terbatas, siswa yang masih sulit untuk dikondisikan dan sarana pendukung yang masih terbatas. Pendukung dalam pelaksanaan KBK ini berupapembimbingan yang cukup intensif dari guru pamong. Upaya untuk mengatasi hambatan dilakukan dengan cara melakukan diskusi dengan mahasiswa PPL yang lain, sering berkonsultasi dengan guru pamong, menerapkan metode yang dapat menarik siswa dan mengoptimalkan metode yang sudah ada. menghadapi perubahan kurikulum KBK ke KTSP dalam meningkatkan prestasi tian ini menyebutkan bahwa Kemampuan guru PKn dalam menyusun rencana pembelajaran kurang sempurna. Hal ini dibuktikan dengan adanya RPP dan Silabus yang dibuat oleh masing- masing guru PKn belum sesuai dengan ketentuan dalam kurikulum KTSP. Kemampuan dalam mengelola proses pembelajaran pelaksanaan kurikulum di SMK Murni 2 Surakarta dalam proses belajar mengajar pada mata pelajaran Pendidikan kewarganegaraan kurang berhasil. Hal itu dibuktikan dengan kemampuan guru yang kurang dalam menguasai penggunaan metode belajar dan media belajar. Kemampuan dalam melakukan evaluasi Dalam melakukan evaluasi commit to user 38 pembelajaran guru PKn kurang mampu melakukan evaluasi. Hal itu dibuktikan dengan masih adanya guru PKn yang tidak melakukan evaluasi. sis kompetensi KBK dalam pengajaran bahasa dan sastra indonesia di SMA negeri . Hasil penelitian ini menyebutkan bahwa pelaksanaan KBK dalam pengajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di SMA Negeri 3 Surakarta berjalan cukup baik meskipun masih terdapat kendala. Pelaksanaan KBK didukung dengan jumlah guru yang memadai, proses belajar-mengajar yang dilaksanakan dengan baik mulai dari perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi, fasilitas yang digunakan dalam proses belajar-mengajar sudah baik mulai dari OHP, internet, televisi dan video, dan buku- buku atau referensi dalam pelaksanaan belajar-mengajar sudah bervariasi. Sistem penilaian yang digunakan dalam pengajaran Bahasa dan Sastra Indonesia sangat bervariasi, mulai dari penilaian lisan yang terjadi dalam proses belajar-mengajar, sedangkan ujian tertulis pada saat guru mengadakan ulangan harian, ulangan mid-semester, dan ulangan semester. Soal dari ujian tertulis terdiri dari soal pilihan ganda dan soal uraian bebas atau uraian terbatas. Kendala- kendala pelaksanaan KBK dialami oleh kepala sekolah, guru, dan siswa. Kendala yang dialami kepala sekolah antara lain: pengadaan sasaran dan prasarana yang kurang maksimal, jumlah siswa yang banyak, dan penggunaan biaya yang cukup banyak. Kendala yang dialami oleh guru antara lain: kegiatan refleksi terhambat, keadaan kelas yang konvensional, dan waktu yang dibutuhkan relatif panjang. Kendala yang dihadapi oleh siswa antara lain: banyak pengalaman belajar yang harus diperoleh dan pengetahuan siswa kurang. Usaha-usaha yang dilakukan dalam mengatasi kendala yang ada antara lain: peningkatan kreativitas guru dan siswa, pemanfaatan multimedia pemakaian internet, dan peningkatan saran dan prasarana ruang audiovisual. Perubahan yang dicapai dalam pengajaran Bahasa dan Sastra Indonesia setelah menggunakan KBK yaitu siswa bersifat komunikatif dalam menggunakan bahasa dengan baik dan benar, dan meningkatnya keterampilan siswa. commit to user 39

B. Kerangkan Berfikir

Pembelajaran Kurikulum Berbasis Kompetensi merupakan kebijakan Rektor Universitas Sebelas maret yang tertuang dalam SK Rektor Nomor 553H27PP2009 tentang pembelajaran kurikulum berbasis kompetensi, KBK merupakan kurikulum di perguruan tinggi yang telah disesuaikan peraturan kemendiknas tentang inti kurikulum pendidikan tinggi nomor 045U2002. Adanya visi dan misi UNS membuat KBK menjadi kurikulum yang diharapkan dapat menjadi salah satu komponen dalam mewujudkannya. KBK merupakan desentralisasi kurikulum di perguruan tinggi sebagai bentuk otonomi kampus dalam menentukan kurikulum tanpa adanya campur tangan dari pemerintah yang telah disesuaikan dengan standar nasional pendidikan. KBK merupakan kurikulum yang menekankan pada aspek kompetensi mahasiswa yang isinya sesuai dengan Era Globalisasi dan tuntutan zaman. setiap FakultasJurusan ataupun Program Studi harus mengimplementasikan KBK sebagai sebagai pedoman dalam melakukan proses pembelajaran. Kurikulum mencakup desain atau rancangan dan kegiatan implementasinya. Bagaimanapun bagusnya desain kurikulumm, tetapi apabila implementasinya, tidak sesuai dengan apa yang dirancang, hasilnya tidak akan baik. Implementasi dari KBK mencakup perencanaan, pelaksanaanproses pembelajaran dan evaluasi. Implementasi KBK dilakukan oleh penyelenggara pendidikan diperguruan tinggi seperti ketua jurusan, ketua program studi dan dosen. Dalam pelaksanaan KBK perlu didukung dengan berbagai sumberdaya pendidikan fasilitassarana dan prasana, tenaga dosen agar KBK dapat berjalan dengan efektif. Efektivitas kurikulum merujuk kepada sejauhmana harapan-harapan yang dirancang dalam desain dapat dilaksanakan dan dicapai. Makin lengkap dan tinggi tingkat pencapaiannya makin efektif implementasi kurikulum. Ketercapaian harapan-harapan tersebut, sangat dipengaruhi oleh kesungguhan para pelaksana, baik pimpinan, dosen, maupun satff administrasi, ketersediaan sarana dan fasilitas commit to user 40 pendidikan, dukungan dana maupun serta pimpinan. Mutu proses dan hasil pendidikan dan hasil pendidikan tidak hanya ditentukan oleh bagusnya desain kurikulum, tetapi juga oleh unsur pelaksanaan dan fasilitas pendukung, sehingga dengan implementasi yang telah dilakukan akan terlihat efektivitas KBK dalam mencapai kualitas pembelajaran. Efektivitas pembelajaran KBK dapat dilihat dengan teori analisis SWOT. Teori analisis SWOT dilakukan untuk mengetahui program KBK sebagai kurikulum yang disusun berdasarkan kompetensi lulusan. Analisis SWOT dilakukan untuk melihat implementasi KBK dari segi kekuatan, kelemahan dan peluang serta ancaman yang terjadi di dalam impmentasi yang telah dilakukan oleh tenaga pendidik di perguruan tinggi sehingga dengan teori analisis SWOT akan dapat diketahui bagaimana efektivitas dari implementasi Pembelajaran KBK yang telah dilakukan. commit to user 41 commit to user p e rp u st a ka a n .u n s. a c. id d ig ilib .u n s. a c. id c o m m it t o u ser 41 Gambar 2.1 Skema Kerangka Berfikir Implementasi KEMENDIKNAS 045U2002 Kurikulum Pendidikan Tinggi Kebijakan Rektor UNS 553H27PP2009 Pembelajaran Berbasis Kompetensi dalam Sistem Kredit Semester UNS Visi dan Misi Universitas Sebelas Maret Desentralisasi Kurikulum Standar Nasional Pendidikan Tinggi Era Globalisasi Kurikulum Berbasis Kompetensi Kualitas Pembelajaran dan Kompetensi Lulusan Efektivitas Sumber Daya Pendidikan Dosen, Ketua Jurusan, Kaprodi, Mahasiswa commit to user 42

BAB III METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat penelitian yang digunakan untuk mendapatkan data, informasi dan keterangan dan hal-hal yang berkaitan dengan kepentingan penelitian sekaligus sebagai tempat pelaksanaan adalah di Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret, hal ini dikarenakan adanya beberapa pertimbangan yaitu : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan merupakan salah satu fakultas yang memiliki visi menjadi LPTK penghasil dan pengembang tenaga kependidikan yang berkarakter kuat dan cerdas, sebagai tenaga kependidikan tentunya akan berhubungan langsung dengan kurikulum dan Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan jurusan terbesar di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret. Penelitian dilakukan selama 6 bulan, mulai bulan Desember 2011 sd bulan Mei 2012. Penelitian ini diawali dengan pengajuan judul, penyusunan proposal, seminar proposal, perijinan, penyusunan desain penelitian berupa instrumen, pengumpulan data, analisis data dan penyusunan laporan. Adapun rincian waktu yang dibutuhkan untuk melakukan penelitian ini adalah sebagai berikut.